Menceritakan tentang Anis yang pindah rumah, Karena di tinggal kecelakaan oranf tuanya.Rumah tersebut milik tante Parmi yang ada di kampung. Banyak kejadian yang di alami Anis di rumah tersebut
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KERTAS PENA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jejak dalam Kenangan
Anis dan Fina kembali ke rumah nenek, semangat mereka semakin berkobar setelah menemukan banyak informasi tentang cinta nenek dan Rudi. Mereka segera membahas rencana untuk menuliskan kisah tersebut dengan cara yang dapat menghormati kenangan mereka. Setelah seharian penuh berkegiatan, mereka duduk di ruang tamu, mengelilingi meja kayu tua yang menjadi saksi bisu berbagai cerita keluarga.
"Bagaimana jika kita mulai dengan menyusun timeline? Kita bisa menuliskan peristiwa-peristiwa penting dalam hidup nenek dan Rudi," Anis mengusulkan.
"Ya, kita bisa menulis tanggal-tanggal penting, seperti pertemuan pertama mereka, saat Rudi pergi, dan hari-hari sulit yang dilalui nenek setelah kepergian Rudi," Fina menambahkan.
Mereka mulai mencari semua surat, foto, dan buku harian yang telah ditemukan untuk menyusun informasi dengan sistematis. Setiap kali mereka membaca surat atau melihat foto, mereka merasakan kehadiran nenek yang mengawasi mereka dari jauh, seolah memberikan semangat untuk melanjutkan tugas ini.
Saat mereka menyusun timeline, Anis tidak bisa menahan rasa ingin tahunya. "Fina, apa yang kamu rasa nenekmu lakukan setelah Rudi pergi? Aku tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa cinta sejatinya."
Fina terdiam sejenak, merenungkan pertanyaan itu. "Sepertinya nenek berusaha untuk melanjutkan hidup, meskipun hatinya mungkin masih terpaut pada Rudi. Dia pasti menyimpan banyak kenangan indah, tetapi di saat yang sama, dia juga harus menghadapi kenyataan."
Anis mengangguk setuju. "Mungkin kita bisa mencari tahu lebih banyak tentang bagaimana nenek menjalani hidupnya setelah itu. Apakah dia menikah atau memiliki hubungan lain?"
"Mungkin kita perlu bertanya kepada tante Parmi. Dia pasti tahu lebih banyak tentang kehidupan nenek setelah kepergian Rudi," Fina menyarankan.
Tanpa menunggu lama, mereka menghubungi tante Parmi dan mengundangnya untuk datang ke rumah. Ketika tante Parmi tiba, suasana rumah terasa hangat. Anis dan Fina menjelaskan kepada tante tentang pencarian mereka dan betapa pentingnya untuk memahami kehidupan nenek setelah Rudi pergi.
Tante Parmi tersenyum penuh kasih. "Aku senang kalian berusaha menggali cerita nenek. Dia adalah wanita yang luar biasa dan memiliki banyak kenangan," katanya, menatap Anis dan Fina dengan bangga.
"Bu, kami ingin tahu lebih banyak tentang kehidupan nenek setelah Rudi pergi. Apa yang terjadi padanya?" Fina bertanya, penuh harap.
Tante Parmi menghela napas, seolah mengenang masa lalu yang mungkin sulit untuk diingat. "Nenekmu sangat mencintai Rudi. Saat dia pergi, hatinya hancur. Namun, dia adalah orang yang kuat. Dia berusaha untuk melanjutkan hidup dan tetap menjalani kehidupannya dengan baik, meskipun selalu ada bagian dari dirinya yang merindukan Rudi."
"Apakah dia pernah menikah setelah itu?" Anis bertanya, penasaran.
Tante Parmi menggelengkan kepala. "Nenek tidak pernah menikah. Dia menganggap Rudi sebagai cinta sejatinya, dan meskipun banyak pria yang mendekatinya, tidak ada yang bisa menggantikan Rudi di hatinya. Dia memilih untuk fokus pada keluarganya dan mendidik kita semua."
Fina merasakan haru mendengar jawaban tante. "Jadi, nenek tidak pernah melupakan Rudi?"
"Tidak, dia tidak pernah melupakan cinta pertamanya. Meskipun dia tidak menunjukkan itu secara langsung, dia selalu bercerita tentang Rudi, tentang kebahagiaan mereka, dan bagaimana cinta mereka membuat hidupnya berarti," jawab tante Parmi, sambil menghapus air mata yang tiba-tiba muncul di pelupuk matanya.
Anis merasa semakin terinspirasi. "Kami ingin menuliskan semua ini agar kisah mereka tidak terlupakan. Kami ingin menghormati cinta mereka," katanya.
Tante Parmi tersenyum lebar. "Itu adalah ide yang sangat baik. Kisah cinta nenek dan Rudi pantas untuk dikenang dan diceritakan kepada generasi berikutnya."
Mereka semua mulai mengobrol dan berbagi kenangan indah tentang nenek, saat-saat menyenangkan yang mereka alami bersamanya. Setiap cerita menjadi bagian dari puzzle besar yang akan membentuk narasi kehidupan nenek dan Rudi.
Hari itu berlalu dengan cepat, dan saat malam tiba, Anis dan Fina merasa bahwa mereka semakin dekat dengan tujuan mereka. Mereka mengucapkan terima kasih kepada tante Parmi dan berjanji untuk terus mencari dan menuliskan lebih banyak kisah.
Keesokan harinya, mereka kembali ke rumah nenek untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Mereka memutuskan untuk memindahkan semua barang yang telah mereka kumpulkan ke ruang tamu agar bisa lebih mudah mengatur dan menyusun cerita. Setiap foto, surat, dan benda berharga akan menjadi bagian dari buku yang akan mereka buat.
Selama beberapa hari ke depan, mereka bekerja keras. Mereka meneliti, menulis, dan merangkai setiap informasi menjadi satu kesatuan yang harmonis. Dalam proses ini, mereka tidak hanya menemukan kisah cinta yang indah, tetapi juga menyelami emosi yang dalam, termasuk kesedihan, kerinduan, dan harapan.
Setiap kali mereka menyelesaikan satu bagian, mereka mengingat kembali semua kenangan nenek dan Rudi. Ada momen-momen bahagia saat mereka merayakan cinta mereka, tetapi juga momen-momen sedih ketika Rudi pergi. Anis dan Fina menyadari bahwa cinta sejati tidak selalu mudah, tetapi memiliki daya tahan yang luar biasa.
Satu malam, saat mereka sedang duduk bersama di ruang tamu, Fina mengusulkan sesuatu. "Bagaimana jika kita menambahkan beberapa puisi atau kutipan tentang cinta di dalam buku ini? Kita bisa menggabungkan elemen sastra dengan cerita mereka."
Anis menyukai ide itu. "Itu bisa memberikan kedalaman lebih pada kisah ini. Kita bisa mencari puisi-puisi indah tentang cinta dan kerinduan."
Mereka berdua mulai mencari puisi dan kutipan yang sesuai, dan setiap kali mereka menemukan sesuatu yang menyentuh, mereka merasa lebih dekat dengan nenek dan Rudi. Seolah-olah mereka sedang berbicara dengan jiwa-jiwa mereka, memberikan suara pada cinta yang tidak pernah pudar.
Di tengah proses kreatif ini, mereka juga menyadari bahwa ada pelajaran berharga yang bisa diambil dari kisah nenek dan Rudi. "Kita perlu menunjukkan bahwa cinta sejati tidak hanya tentang kebahagiaan, tetapi juga tentang ketekunan dan pengorbanan," Anis berkata.
"Dan bagaimana cinta itu bisa bertahan meski ada rintangan yang menghalangi," tambah Fina. "Kita juga bisa menekankan pentingnya untuk tidak melupakan orang-orang yang kita cintai, meskipun mereka telah pergi."
Setelah beberapa minggu bekerja, Anis dan Fina merasa buku itu sudah hampir siap. Mereka memutuskan untuk mengadakan acara peluncuran kecil untuk merayakan penyelesaian buku dan mengundang keluarga serta teman-teman untuk berbagi momen spesial itu bersama mereka.
Ketika hari peluncuran tiba, mereka menyiapkan segala sesuatunya dengan penuh antusiasme. Taman Kenangan dihiasi dengan bunga-bunga, lampu-lampu berkilauan, dan meja-meja yang siap untuk diisi dengan makanan. Mereka menyiapkan salinan buku yang telah mereka tulis, siap untuk dibagikan kepada para tamu.
Ketika tamu-tamu mulai berdatangan, Fina dan Anis merasa haru melihat begitu banyak orang yang datang untuk merayakan cinta nenek dan Rudi. Suasana penuh cinta dan kehangatan menyelimuti taman, dan mereka merasa seolah nenek dan Rudi turut hadir di antara mereka.
Fina berdiri di depan para tamu dan mulai berbicara. "Kami ingin berterima kasih kepada semua yang telah datang hari ini. Ini adalah momen spesial untuk mengenang cinta nenek dan Rudi. Kami telah berusaha menuliskan kisah mereka agar tidak terlupakan, dan kami berharap kisah ini bisa menginspirasi banyak orang."
Anis melanjutkan, "Kami ingin mengingatkan semua orang bahwa cinta sejati adalah hal yang indah. Ini adalah perjalanan yang penuh liku, tetapi di ujungnya, cinta selalu menang."
Dengan itu, mereka mulai membagikan salinan buku kepada para tamu. Banyak dari mereka yang tersentuh oleh cerita-cerita dalam buku itu dan berbagi kenangan mereka sendiri tentang nenek dan Rudi.
Seiring dengan berjalannya acara, Anis dan Fina merasa bangga dengan apa yang telah mereka capai. Buku yang mereka buat bukan hanya sekadar sebuah buku, tetapi juga sebuah pengingat akan cinta yang tak lekang oleh waktu, yang menghubungkan generasi demi generasi.
Saat malam tiba dan semua tamu mulai pulang, Fina dan Anis berdiri di tengah taman, merasakan kehangatan cinta nenek dan Rudi di sekeliling mereka. Mereka tahu bahwa meskipun perjalanan mereka telah membawa mereka ke tempat yang berbeda, cinta akan selalu menjadi pengikat yang kuat di antara mereka.
"Ini baru permulaan, Anis. Kita akan terus merayakan cinta ini selamanya," kata Fina, penuh harapan.
Anis mengangguk, merasa bersemangat untuk melanjutkan perjalanan ini. Mereka telah mengukir jejak cinta nenek dan Rudi dalam bentuk yang