Kehidupan Alexa dibuat berubah sejak kedatangan lelaki yang berhasil membuat setetes air matanya jatuh dipertemuan pertama mereka. Dalam kekosongan hidupnya, Alexa menemukan Elio lelaki yang mengubah segalanya. Bersama Elio, ia merasakan kebebasan dan kenyamanan yang tak pernah ia miliki sebelumnya. Meskipun banyak yang memperingatkannya tentang sisi gelap Elio, hatinya menolak untuk percaya. Namun, ketika sebuah peristiwa mengguncang dunia mereka, keraguan mulai merayap masuk, memaksa Alexa untuk mempertanyakan pilihannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhea Annisa Putri Sofiyan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Intertwined
Motor yang dikendarai Elio masuk kedalam gerbang.
Setelah memarkirkan motor di garasi, Elio dan Alexa berjalan menuju pintu depan rumah. Mereka membuka pintu dan memasuki ruang tamu yang sepi. Rumah tampak kosong karena kedua orang tua Elio sedang keluar untuk urusan pribadi. Langkah keduanya membawa mereka menuju kamar Elio yang terletak di lantai atas.
Di kamar, Elio langsung membuka tas dan mengeluarkan koleksi vinyl yang baru dibeli. Alexa menunggu sambil melihat-lihat di sekeliling ruangan. Setelah beberapa detik, Elio mengeluarkan vinyl Abbey Road dari The Beatles dan dengan hati-hati meletakkannya di atas turntable tua di sudut kamar. Dia memutar tombol dan suara melodi pertama yang keluar dari speaker mengisi udara ruangan.
Suara hening sejenak tergantikan dengan irama klasik dari lagu "Come Together." Alexa duduk di dekat Elio dan menikmati suara yang khas dari vinyl yang berputar.
"Suara gini nih yang gue suka," kata Elio sambil tersenyum.
Alexa mengangguk, tampak asyik dengan setiap dentingan yang mengalun, "Bener banget, kayak lebih hidup gitu, kan? Gak bisa didapetin di Spotify."
Setelah beberapa lagu, Alexa beralih perhatian ke rak koleksi Elio yang dipenuhi oleh berbagai barang menarik. Matanya tertuju pada sebuah kotak lego besar yang terletak di pojok rak.
“Eh, Kak El, ini kenapa nggak dirakit?” tanya Alexa sambil menunjuk kotak lego yang masih tersegel.
Elio menoleh dan melihat ke arah yang ditunjuk Alexa. “Oh itu, gue belum sempat rakit, gue rakit kalau lagi santai aja, kalau Lo mau, kita bisa rakit bareng.”
Alexa segera berdiri dan mendekat, matanya berbinar melihat kotak lego itu. “Pasti seru banget! Ayo, gue bantu.”
Mereka berdua duduk di lantai, membuka kotak lego dan mulai menyusun potongan-potongan kecil menjadi sebuah model yang semakin membentuk gambaran. Alexa tampak sangat teliti dalam menyusun setiap bagian, sementara Elio sesekali memberikan petunjuk atau membetulkan bagian yang salah. Percakapan ringan dan tawa mereka saling menyelingi di sepanjang proses merakit, menciptakan suasana hangat di dalam kamar Elio.
"Kalau selesai, kita bisa pajang di meja ini,” kata Elio sambil mengatur potongan-potongan lego.
"Tinggal dikit lagi..bentar lagi hampir selesai"
Waktu pun berlalu begitu cepat, dan akhirnya mereka berhasil merakit model lego tersebut. Dengan hasil yang memuaskan, mereka duduk bersandar ke belakang, menikmati hasil karya mereka sambil mendengarkan lagu-lagu klasik dari vinyl yang terus berputar.
Setelah mereka selesai merakit lego, Alexa melangkah menuju rak yang terletak di sisi lain kamar Elio, di mana beberapa gitar tergantung dengan rapi. Ada gitar listrik berwarna hitam, gitar akustik kayu yang sudah tampak usang, dan beberapa gitar lainnya.
"Wah, Kak El, koleksi gitarnya keren-keren semua!" Alexa memuji sambil mengamati setiap gitar dengan teliti. "Gitar mana yang paling Lo suka?"
Elio, yang sedang duduk santai di lantai dengan senar gitar bekas, tersenyum bangga. "Hmm, setiap gitar punya karakter sendiri sih. Tapi yang paling sering gue mainin ya yang ini." Ia menunjuk gitar akustik yang memiliki suara yang sangat khas, favoritnya untuk bermusik sendiri di kamar.
Elio mengambil beberapa senar gitar yang sudah tidak terpakai dan mulai memutar-mutar senar tersebut. Ia dengan cepat mengikatnya menjadi sebuah gelang sederhana namun unik. Tangan Elio yang terampil bekerja membuat beberapa simpul, lalu ia mengikat ujungnya dengan rapat.
Elio bangkit menghampiri Alexa menarik lengannya, Ia memasangkan gelang yang terbuat dari senar gitar tadi dipergelangan tangan Alexa.
Alexa terkagum melihat hasil karya Elio. Alexa menyentuh gelang dipergelangan tangannya.
"Lucu..Gue suka..makasih" ucap Alexa dengan senyum tulus.
Elio hanya mengangguk, balas tersenyum.
Mereka saling tersenyum, menikmati kebersamaan yang semakin mengeratkan hubungan mereka. Sementara lagu-lagu dari vinyl The Beatles terus mengalun di latar belakang, suasana di kamar Elio terasa hangat dan penuh kenangan manis.
Melihat waktu yang mulai memasuki sore hari Elio turun bersama Alexa kelantai bawah berniat mengantarnya pulang, keduanya berpapasan dengan kedua orang tua Elio yang baru saja datang.
"Eh..ada Alexa" Fanny menghampiri Alexa memeluknya erat sebagai bentuk sapaan.
"Iya Alexa izin pulang Tante"
"Lho kok langsung pulang?..gamau tinggal disini dulu?" tanya Dave.
"Udah dari tadi siang Om..udah sore juga..jadi Alexa pamit pulang"
"Yah..yaudah kalau gitu..kapan-kapan main lagi ya"
Alexa pulang diantar oleh Elio menggunakan motornya.
Hubungan Elio dan Alexa semakin erat keduanya sering bertukar pesan. Meskipun Mereka berada disatu sekolah yang sama, Alexa dan Elio jarang bertemu terlebih keduanya beda tingkat.
Alexa yang dari pulang sekolah harus pergi ketempat les, lalu sampai dirumah bimbel dengan guru privat. Sedangkan Elio yang memasuki tahun terakhirnya sebelum lulus sibuk dengan persiapannya untuk berkuliah tahun depan.
Akan tetapi terkadang keduanya bertemu diakhir pekan pada hari libur. Alexa dan Elio sering bertukar foto kegiatan sehari-harinya, saling men-tag jika ada video lucu. Elio sering mengcover lagu jika sedang bosan, membuatkan playlist lagu untuk Alexa. Tak jarang keduanya melakukan panggilan video. Beragam topik mereka bahas mulai dari kutipan novel, komik yang sedang dibaca, karakter film yang pernah ditonton, lagu yang sedang booming, dan lain sebagainya. Tak jarang jika kehabisan topik Alexa menghasut Elio untuk menggibahi kehidupan artis hollywood.
Alexa mengucek pangkal hidungnya, matanya mulai lelah sedari tadi Ia terus memaksakan diri untuk belajar. Aktivitas sehari-harinya yang monoton sekolah, ke tempat les, bimbel dirumah dengan guru privat. Kegiatan yang terus berulang menciptakan siklus kehidupannya. Jika ditanya apakah dirinya tidak lelah, maka dengan tegas Alexa akan menjawab..Sangatt. Tapi mau bagaimanapun Alexa tak punya pilihan.
Alexa menutup buku latihan soal, mematikan lampu khusus belajarnya. Alexa bersender pada kursi lalu meregangkan ototnya yang terasa kaku akibat terlalu lama menghabiskan waktu untuk belajar.
Seolah merasa ada sesuatu yang kurang, seakan terlewatkan tapi apa? baru sadar biasanya disaat seperti ini Elio menelfon dirinya untuk sesimpel menanyakan kabar masing-masing. Tanpa sadar Elio sudah menjadi bagian dari hidupnya, Alexa merasa terbiasa dengan kehadiran lelaki itu.
Meraih ponsel yang terletak diatas meja, mencari kontak Elio, Alexa menghubungi nomor lelaki itu.
1 panggilan tak terjawab
2 panggilan tak terjawab
3 panggilan tak terjawab
Ada apa dengan Elio kenapa sulit dihubungi? Apa Ia sedang sibuk? Atau sudah pergi tidur? Tapi rasanya tak mungkin.
4 panggilan tak terjawab
Panggilan terhubung.
Elio mengangkat panggilan Alexa didering kelima.
"Halo Kak" Alexa bisa mendengar suara musik disebrang telfon. "Lo dimana?"
"Ini siapa?..Gue di..di..jauh diluar"
Tut..tutt
"Halo..Kakk..Kak El?"
Sambungan telfon terputus sepihak.