Perjodohan adalah hal yang tak pernah terlintas di hidup Caca.
Caca sama sekali tidak bisa membayangkan kalau masa depannya akan seperti ini. ia sudah kehilangan cinta pertamanya sejak 2tahun lalu, sekarang ia dipaksa harus menikah dengan anak dari sahabat mamanya.
Caca hanya takut jika yang di jodohkan dengannya adalah lelaki tua dengan perut buncit, atau kakek-kakek peot. Bagaimana jika nanti suaminya akan memperlakukannya dengan kasar dan membecinya seperti yang sering ia baca di dalam novel. Tapi kekhawatirannya itu ternyata salah besar, karena tuhan telah menjodohkannya dengan tuan muda berparas rupawan dengan hati seperti malaikat yang begitu menyayanginya.
*
*
"Jangan takut Acha" ujar pria itu dengan lembut.
DEG...
Caca terpaku mendengar suara lembut serta panggilan yang baru pertama kali ia dengar untuknya.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka selanjutnya? ikuti terus kisah cerita mereka disini ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsha_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 1 Kehidupan Caca
"Caaa...!!!" Teriak sang adik.
"Caaa...!!!"
"Cacaaa...!!!"
sampai tiga kali sang adik berteriak. Namun tak ada satupun jawaban yang terdengar.
"Lo udah tuli ya?!" seru Nara murka. Ia berjalan menghampiri Caca yang tengah menyiapkan sarapan di meja makan.
"Ngapain Lo panggil gue?" tanya Caca dengan santainya.
"Setrikain baju gue sekarang, gue mau pergi" perintah Nara.
"Lo punya dua tangan yang Masih berfungsi kan!?"
"Lo setrika sendiri, gua males" jawab Caca cuek.
Nara murka mendengernya " Oh.. Udah berani ngelawan ya sekarang!"
Tanpa aba-aba Nara menampar pipi Caca.
Plakkk...
"Aakkhh... Lo apa-apaan sih Nar!"
"Jangan coba-coba berani ngelawan gue, Lo itu harus selalu nurut dengan perintah gue!" jawab Nara sambil tersenyum senang.
"Ada apa sih ini kenapa pagi-pagi udah pada ribut" Tanya Maya ibu dari keduanya.
"Ini loh ma kak Caca, Nara minta tolong buat setrikain baju Nara karena aku mau pergi. Tapi kak Caca malah marah-marah terus nampar pipi Nara hikss..hikss" Nara memutar balikan fakta.
"Kamu kenapa sih Ca!?" tanya sang mama.
"Gak harus pakai kekerasan kan bisa, kalian ini saudara loh"
Caca berdecak sebal melihatnya, selalu saja seperti ini. Ia akan selalu disalahkan jika berhadapan dengan manusia ular seperti Nara.
Caca Achantika Queenzy dan Nara Ayu anggara adalah dua saudara tiri. Maya Santika ibu dari Caca menikah dengan Delon Anggara ayah dari Nara.
"Bukan Caca yang nampar Nara mah, tapi dia yang..."
Belum sempat Caca menjelaskan, Nara kembali berseru.
"Udah gak papa kok mah, mungkin kak Caca lagi cape makanya tadi gak sengaja nampar Nara" ucap Nara dengan wajah polos yang dibuat-buat.
"sudah-sudah, ayo kita sarapan" Ajak sang mama.
"Baik ma" jawab keduanya.
*
*
Angin sepoi-sepoi berhembus, menerbangkan rambut panjangnya yang tergerai begitu indah. Wajah cantiknya yang imut, hidung yang mancung dan bibir pink alami yang tidak terlalu tipis. Kecantikan alami yang ia miliki mampu membuat siapapun jatuh terperosok kedalam pesonanya.
Gadis dengan nama lengkap CACA ACHANTIKA QUEENZY itu mendongak, menatap taburan bintang yang membentang luas menghiasi langit malam yang indah.
Ia menatap bintang yang paling bersinar terang diantara yang lainnya.
Caca tersenyum "ayah.. Caca kangen" ucap Caca lirih.
Cinta pertamanya telah pergi, kejadian 2 tahun lalu mengambil paksa cinta pertamanya. BRAM SANJAYA ayah dari Caca yang meninggal akibat kecelakaan tragis yang menimpanya.
Dulu Caca mempunyai keluarga yang Cemara, tapi semuanya berubah semenjak kepergian sang ayah. Kini semuanya terasa berat untuk Caca jalani, Ia bertahan disini hanya demi sang mama.
"Sayang kenapa malam-malam diluar, dingin loh disini" Maya menghampiri Caca yang sedang duduk di taman mansion.
"Lagi cari angin aja ma" jawab Caca sekenanya.
"Caca lagi ada masalah? Coba cerita sama mama sini".
"Gak ada mah, Caca baik-baik aja".
"Terus kenapa mukanya sedih gitu"
"Caca lagi kangen sama ayah, Kira-kira ayah kangen Caca gak ya ma?" tanya Caca sembari menatap sang mama.
Maya tertegun mendengarnya, lalu ia tersenyum seraya mengusap kepala Caca dengan sayangnya.
"Ayah lagi liatin Caca dadi atas sana, Caca gak boleh sedih lagi. Kan sekarang udah ada papa Delon dan juga Nara"
Caca tersenyum kecut mendengarnya. Tanpa sepengetahuan sang mama Caca kerap kali mendapat perlakuan buruk dari ayah dan juga saudara tirinya, bahkan tak segan kekerasan fisik pun sering ia terima.
"Kalian ngapain disitu" suara Delon memecah keheningan yang tercipta.
"Ayo masuk ke dalam hari sudah larut"
"ayo sayang kita masuk" ajak Maya pada Caca.
Caca merebahkan tubuhnya yang lelah di kasur empuk miliknya.
"Andai aja papa gak ninggalin Caca sama Mama di dunia ini, pasti kehidupan caca bakalan tetap baik-baik aja" ia menatap foto yang terpajang di dinding kamarnya.
Foto yang menampilkan keluarga Cemara yang tengah tersenyum bahagia.
*
*
"Loh mama mau kemana kok udah rapih banget, bawa-bawa koper segala" pagi-pagi Caca di kagetkan dengan sang mama yang sudah rapih sepertinya hendak pergi.
"Ini Ca mama mau nemenin papa kamu dinas diluar kota, kamu sementara dirumah dulu sama Nara gak papa kan?"
"Maaf mama lupa buat ngasih tau kamu semalem" ucap Maya penuh sesal.
Caca menghela Nafas lelah "Iya ma, gak papa".
"Mama tenang aja, Nara pasti jagain Kak Caca kok dirumah" Ucap Nara mencari muka.
"Iya sayang" Maya mengelus kepala Nara dengan sayang.
Caca menatap Nara, Nara yang melihat itu tersenyum pada Caca. Ntah ada arti apa dibalik senyuman itu.
Mereka berjalan mengantarkan kedua orang tuanya kedepan mansion.
"Kalian baik-baik ya dirumah, mama sama papa pergi dulu" pamit sang mama.
"Iya ma" jawab keduanya.
"Mama hati hati ya, kabarin Caca kalo udah sampe" Caca memeluk sang mama.
"Iya sayang".
Setelah kepergian kedua orangtuanya, terdengar sebuah suara yang memecah keheningan.
"Heh Lo!" tunjuk Nara pada Caca.
"Buatin gue jus jeruk dong, sama sekalian cemilan nya"
"Gue bukan babu, Lo ambil sendiri punya kaki punya tangan jangan belaga kaya orang lumpuh" sarkas Caca.
Caca berlalu masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan Nara yang tengah mencak-mencak tak lupa ia mengunci pintunya.
"LO BENER-BENER YA, AWAS AJA LO CA" Teriak Nara emosi.
Caca memejamkan mata "huftt, selamat menjalani hari-hari yang akan penuh drama Caca"
"sabar-sabar deh gue serumah sama Mak lampir ".
Nara Ayu Anggara gadis playing victim, Arrogan dan juga sombong. Ia juga termasuk salah satu orang yang suka bertindak bullying terhadap murid-murid di sekolahnya. Nara anak dari pasangan Delon Anggara dan triyas ayu anggara, ia merupakan anak broken home ayah dan ibunya bercerai sejak ia berusia 16tahun, ia ditinggal ibunya yang entah kemana perginya sekarang.
*
*
waktu terasa begitu cepat berlalu, pancaran fajar di pagi hari mengawali aktivitas seorang gadis cantik yang tengah bersiap pergi ke sekolah.
Gadis berusia 18tahun itu bergegas turun menuju kelantai bawah.
"Kok tumben sepi, kemana nih si Lampir" gumam Caca celingukan mencari Nara.
Tanpa memperdulikan keberadaan Nara yang ntah dimana, ia bergegas keluar menuju garasi mobilnya.
"Hallo bubu Mommy comeback" sapa Caca riang pada mobil kesayangannya. Mobil sport berwarna pink yang sudah di modifikasi sedemikian rupa ini merupakan mobil kesayangan Caca, mobil pertama pemberian almarhum ayah tercintanya.
Ia bergegas menarik pedal gas mobilnya menuju Sekolahnya Alexander's High School.
mobilnya melaju memasuki gerbang sekolah AHS, ia melihat ketiga sahabatnya sudah menunggunya di parkiran sekolah.
bersambung...
Semoga kalian suka ya sama cerita author❤️
NT lagi mengalami kendala ya, jadi up nya sedikit terlambat walaupun udah lulus review. kalau semisal bab muncul tapi pas di klik tulisan nya "Bab di hapus" tenang aja ya, nanti bakal muncul lagi kok bakal bisa di baca.
mohon maaf atas kendala yang terjadi ya readers😊🙏🏻
aku suka dengan jalan ceritanya begitu banyak cinta tapi tidak dengan kedua ayah tiri dan adik tirinya