Sebuah keputusan besar terpaksa harus Jena ambil demi menghidupi keluarganya. Menikah dengan Bos diperusahaannya untuk mendapatkan keturunan agar dapat meneruskan perusahaan adalah hal yang gila. Namun apa jadinya jika pernikahan itu terjadi diatas kontrak? temukan jawabannya disini 👇🏻.. Selamat membaca 🤗🥰🥰
.
Happy Reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nazefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Kacau!
Didalam rumah Sarah yang tengah menunggu kepulangan Jena dengan kesal itupun tidak sabar ingin memberikan pelajaran pada anak tirinya. Karena menurut Sarah, Jena lah sumber masalah di hidupnya.
"Kemana anak sialan itu, kenapa belum juga pulang." gumam Sarah.
"Awas saja, kalau nanti dia pulang dan tidak memberi ku uang, tidak akan aku kasih ampun. Dasar anak tidak tau diri!" lanjut Sarah sambil terus mondar-mandir dengan menaruh kedua tangannya di atas pinggang.
Tokk..!!
Tokk..!!
Tokk..!!
Sarah yang mendengar ketukan pintu di depan rumahnya langsung bergegas menghampirinya, karena Sarah pikir itu pasti Jena yang pulang.
"Itu dia." ucap Sarah.
Sarah segera membuka pintu rumahnya dengan tidak sabar.
Cklekk..!!
Saat pintu terbuka tampaklah seorang pria tampan berpakaian rapi berdiri tegap di depan sana. Sarah memandangi pria itu sejenak dari bawah ke atas, karena Sarah merasa tidak mengenali orang asing di depannya itu.
"Selamat malam Nyonya." ucap Asisten Rey dengan sopan sambil menundukkan kepalanya.
"Ya, malam. Anda siapa? Dan mau apa malam-malam datang kemari?" tanya Sarah dengan ketus.
" Perkenalan saya Rey, asisten dari Tuan Savero direktur utama di perusahaan King Lionel tempat nona Jena bekerja." ucap Rey memperkenalkan diri.
"Ooh, kalau kamu kesini mau mencari Jena, dia tidak ada dan dia belum pulang kerumah. Entah kemana anak sialan itu." ucap Sarah.
"Maaf, tapi saya datang kemari bukan untuk mencari nona Jena, melainkan ada hal penting yang ingin saya bicarakan dengan anda."
"Hal penting?" gumam Sarah.
"Ya, jika tidak keberatan bolehkah kita bicara di dalam." ucap Rey.
"Ya, silahkan."
Sarah membukakan pintunya lebih lebar dan mempersilahkan Rey masuk kedalam rumahnya.
"Silahkan." ucap Sarah mempersilakan Rey untuk duduk.
"Terimakasih."
"Jadi ada hal penting apa sampai anda mau repot-repot datang kemari? Apa Jena membuat masalah dikantornya?" tanya Sarah tidak sabar karena Sarah pikir pasti Jena sudah membuat masalah di kantor barunya sampai-sampai asisten bosnya harus datang kemari.
"Bukan, Saya kemari atas perintah dari Tuan Savero, beliau berpesan untuk saya meminta ijin pada anda agar Tuan Savero bisa menikahi anak anda." terang Rey.
"Apa! Menikah?" tanya Sarah kaget.
"Ya, jika anda setuju maka Tuan Savero akan memberikan uang sebanyak apapun yang anda mau. Tapi dengan syarat, rahasiakan pernikahan ini dari siapapun dan setelah nona Jena menikah dengan Tuan Savero anda di larang untuk mengganggunya lagi. Bagaimana?" ucap Rey sambil menyodorkan selembar cek kosong pada Sarah.
Mata Sarah langsung berbinar-binar mendengar kata uang. Apalagi nominal uang tersebut Sarah bebas menentukannya sendiri. Dia tidak perduli lagi pada Jena lagipula Sarah memerlukan gadis itu hanya untuk uang dan sekarang dia sudah memberikan jalan besar untuk itu.
"Baik, saya ijinkan, tapi saya mau uang lima ratus juta sebagai jaminan nya. Saya berjanji tidak akan mengganggu kehidupan Jena lagi dan saya bisa jamin rahasia ini akan aman." Ucap Sarah dengan begitu antusias.
"Baiklah tapi anda harus menandatangani surat perjanjian dengan Tuan Savero terlebih dahulu." ucap Rey dengan menyodorkan selembar surat perjanjian dan pulpen di atasnya.
"Silahkan." titah Rey.
Tanpa pikir panjang lagi Sarah langsung mengambil pulpen tersebut dan menandatangani surat yang ada di depannya itu.
"Ini. Sekarang mana janjimu?" ucap Sarah tidak sabar.
Rey langsung menuliskan nominal uang yang Sarah inginkan di atas cek tersebut dan memberikannya pada Sarah. Dengan cepat Sarah merebut cek dari tangan Rey lalu menciumnya.
"Aaaaarrgh.. akhirnya aku kaya.." gumam Sarah.
Rey hanya diam menatap kelakuan Sarah yang menjijikkan itu.
"Sepertinya urusan kita sudah selesai, kalau begitu saya permisi." ucap Rey.
"Ya. Silahkan." jawab Sarah dengan sambil terus memegang cek tersebut dengan kedua tangannya.
Rey pun langsung beranjak dari tempat duduknya dan berniat pergi dari sana.
"Ooh ya, satu hal lagi. Malam ini Jena tidak akan pulang karena dia masih ada kepentingan dengan Tuan Savero, mohon anda mengerti." jelas Rey.
"Tidak masalah, ambil saja anak itu aku sudah tidak membutuhkannya lagi." jawab Sarah acuh.
Rey melanjutkan langkahnya untuk keluar dan pergi dari rumah itu menuju mobilnya karena urusannya sudah selesai.
Dari balik kaca rumah Sarah memperhatikan kepergian Rey dengan menggunakan mobil mewah itu.
"Wah.. mobilnya bagus sekali, benar-benar orang kaya." gumam Sarah kagum. Setelah mobil yang ditumpangi Rey pergi Sarah langsung menutup pintu rumahnya dan pergi masuk kedalam kamarnya dengan tidak sabar ingin segera mencairkan dan menikmati uang tersebut.
✨
✨
✨
"Ini kamar mu, malam ini kamu bisa tidur disini dan untuk baju ganti sudah di siapkan semua didalam lemari khusus untukmu jadi jangan sungkan untuk memakainya." ucap Vero sambil membukakan pintu salah satu kamar di apartemen mewah nya.
"Terimakasih Tuan." jawab Jena sopan dengan menundukkan kepalanya.
"Hmm.., Baiklah kalau begitu lebih baik kamu segera masuk dan mandi, sementara saya akan menelfon pelayanan untuk memasakkan makan malam untuk kita." titah Vero.
"Baik Tuan."
Vero segera melangkah pergi meninggalkan Jena dan langsung mengambil handphone dari dalam saku celananya untuk menghubungi pelayanan pribadinya agar membuatkan masakan sepesial untuknya dan Jena malam ini.
Sementara Jena yang mulai memasuki kamar tersebut dengan langkah pelan sambil memandang sekeliling dengan takjub. Karena baru pertama kali Jena melihat kamar semewah dan besar ini.
Jena merebahkan tubuhnya di atas kasur setelah menutup pintu kamarnya terlebih dahulu. Rasanya lelah di badannya karena seharian bekerja sedikit terobati dengan kasur empuk yang dia tiduri saat ini.
Namun saat Jena sedang asyik menikmati kamar tidurnya dengan memejamkan kedua matanya tiba-tiba terlintas bayangan Savero disana membuat Jena sontak langsung membuka matanya dan bangkit duduk di tepi ranjang.
Jena membuang nafas panjang.
"Mungkin aku terlalu lelah, sampai memikirkan yang tidak-tidak." ucap Jena.
"Lebih baik sekarang aku segera mandi, sebelum Tuan Savero marah karena menungguku terlalu lama." lanjut Jena lalu segera bergegas pergi ke kamar mandi.
Kini di meja makan sudah tersedia banyak makanan untuk makan malam dan para pelayan pun sudah pergi karena tugas mereka sudah selesai.
Savero duduk di meja makan tersebut sambil menunggu Jena untuk makan malam bersama sekertaris cantiknya. Namun sudah beberapa menit Savero menunggu Jena tidak kunjung datang, akhirnya Savero berinisiatif untuk pergi ke kamar Jena.
Tokk..!!
Tokk..!!
Tokk..!!
Beberapa kali Savero mengetuk pintu dan memanggil Jena namun tidak ada respon dari dalam sana. Mulai lah timbul rasa khawatir dan penasaran dari dalam hati Savero.
"Sedang apa gadis ini, kenapa dia tidak menjawab panggilanku." gumam Savero.
Akhirnya Savero memutuskan untuk membuka pintu dan masuk kedalam kamar Jena, namun tidak ada gadis itu di sana. Sampai saat tiba-tiba Jena yang baru saja selesai mandi keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih melilit ditubuhnya dan rambut yang basah.
"Aaaaarrgh...!!!" teriak Jena yang kaget melihat Savero tiba-tiba sudah berada di kamarnya.
"Tuan! untuk apa Tuan berada disini?" ucap Jena dengan kesal sambil memegangi handuk yang ada ditubuhnya dengan erat mencoba menutupi bagian dada dan pahanya.
Savero yang melihat tubuh Jena yang hanya terlilit handuk itu pun membuatnya tidak sadar terus memandangi tubuh gadis cantik itu, membuat jakunnya kini naik turun. Darah nya terasa berdesir dengan cepat dan dadanya berdegup kencang, bahkan berkali-kali Savero menelan ludahnya dengan kasar.
Biarpun tubuh Jena terlilit handuk, tapi Savero seolah tahu betul lekuk tubuh dan isi di dalamnya membuat Savero semakin tidak tahan melihatnya. Lagi pula siapa lelaki yang tahan melihat gadis secantik Jena dengan tubuh yang indah kini terpampang jelas di depannya hanya tertutup handuk, yang kini membuat Savero merasa kacau!.