Karena pengkhianatan suami dan adik tirinya, Lyara harus mati dengan menyedihkan di medan pertempuran melawan pasukan musuh. Akan tetapi, takdir tidak menerima kematiannya.
Di dunia modern, seorang gadis bernama Lyra tengah mengalami perundungan di sebuah ruang olahraga hingga harus menghembuskan napas terakhirnya.
Jeritan hatinya yang dipenuhi bara dendam, mengundang jiwa Lyara untuk menggantikannya. Lyra yang sudah disemayamkan dan hendak dikebumikan, terbangun dan mengejutkan semua orang.
Penglihatannya berputar, semua ingatan Lyra merangsek masuk memenuhi kepala Lyara. Ia kembali pingsan, dan bangkit sebagai manusia baru dengan jiwa baru yang lebih tangguh.
Namun, sayang, kondisi tubuh Lyra tak dapat mengembangkan bakat Lyara yang seorang jenderal perang. Pelan ia ketahui bahwa tubuh itu telah diracuni.
Bagaimana cara Lyara memperkuat tubuh Lyra yang lemah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
"Hei, ada apa ini?"
Xavier tak percaya ketika Lyra mendorong tubuhnya keluar kamar. Ia enggan beranjak, dan ingin tetap berada di kamar itu menemani sang istri.
"Lyra, Lyra! Istriku, kenapa kau mendorong ku keluar? Biarkan aku menemanimu, Lyra!" ucap Xavier menolak keluar, tapi entah mengapa tenaga Lyra berubah menjadi sangat kuat.
"Pergi dan lihatlah tahanan mu sebelum sesuatu yang akan kau sesali terjadi," sengit Lyra seraya menutup pintu dengan sangat kuat dan menguncinya.
Klik!
"Lyra! Apa maksudmu!" Xavier menggedor-gedor pintu kamar Lyra, tapi tak ada sahutan dari dalam sana.
Di luar, Nira dan Lusi menahan senyum mereka. Untuk pertama kalinya mereka melihat sang tuan tidak dalam keadaan dingin, tapi menyedihkan karena mendapat penolakan dari sang istri.
"Lyra!" Sekali lagi Xavier memukul pintu, berharap akan didengar oleh istrinya.
"Sial!" Dia mengumpat, berkacak pinggang bingung. Diam mematung di depan pintu kamar Lyra, mencerna ucapan istrinya.
Lalu, suara cekikikan yang ditahan mengusik telinga. Xavier menoleh, wajahnya yang menyedihkan berubah menjadi sangar kembali.
"Jaga Nyonya dengan baik! Jangan biarkan dia keluar di tengah malam. Kalian mengerti!" titahnya pada dua pelayan itu.
"Baik, Tuan!" Mereka menunduk, menahan tawa yang rasanya hendak menggelegak.
Xavier pergi menemui Tian yang pergi ke penjara bawah tanah. Memastikan semuanya dalam keadaan aman dan terkendali. Namun, sebuah pergerakan di kegelapan malam, menghentikan langkahnya. Xavier menoleh ke arah kanan tubuh, kemudian segera bersembunyi di balik sebuah pilar.
Seseorang muncul, tapi masih berada di dalam kegelapan sehingga Xavier belum dapat melihat dengan jelas wajah orang tersebut.
"Tuan, benar dugaan saya. Dia dibawa ke penjara bawah tanah. Saya rasa akan sulit untuk masuk ke dalam karena penjagaannya terlalu ketat, Tuan," bisik orang tersebut dapat didengar oleh Xavier dengan jelas.
Posisi mereka berdekatan hanya terhalang oleh pilar dan kegelapan saja. Beberapa meter di depan, adalah pintu menuju penjara bawah tanah yang dibangun oleh Xavier untuk menghukum mereka yang bersalah. Ia melirik, mencari kesempatan untuk dapat melihat wajah orang tersebut.
Ah, sial! Seharusnya aku mengawasi langsung pemilihan pengawal.
Dia mengumpat karena hanya mengetahui pengawal tertentu saja. Yang dia latih sendiri sebagai andalan ketika harus berperang melawan musuh di dunia bawah.
Xavier mengirim pesan kepada Tian untuk meregangkan penjagaan tanpa mengurangi kewaspadaan. Sementara dia menunggu sampai si penyusup itu menjalankan aksinya.
Di dalam penjara, Tian memberi perintah kepada para penjaga untuk bersembunyi dan hanya menyisakan beberapa orang saja. Ia bahkan masuk ke dalam ruang tersembunyi yang ada di dalam penjara tersebut.
"Tuan, apakah saya harus tetap menjalankan misi ini? Atau tetap menunggu dan membiarkan dia membusuk di dalam penjara," ucap si penyusup yang belum diketahui orangnya itu.
"Tuan muda belum terlihat, Tuan. Sepertinya tidak malam ini ... tunggu! Aku akan bergerak sekarang. Sepertinya sudah waktunya pergantian penjaga." Dia kembali berbicara setelah terdiam mendengarkan.
Lalu, tak ada lagi suara. Sosok itu mulai mengendap, mengenakan seragam pengawal milik mansion Xavier. Berdiri di pintu, berbicara dengan penjaga yang ada.
"Sepertinya banyak pengkhianat di mansion ini. Aku harus segera menghapus semuanya," gumam Xavier seraya menelpon Tian memberitahu asistennya itu bahwa target sudah berada di lokasi.
"Jangan biarkan dia masuk ke dalam penjara wanita itu. Tahan dia untukku!" titah Xavier seraya menutup telpon dan berjalan mendekati pintu yang mengarah ke penjara bawah tanah.
"Tempat tersembunyi seperti ini hanya orang-orang tertentu yang mengetahuinya. Bagaimana seorang pengawal biasa bisa mengetahui lokasi ini?" Xavier kembali bergumam sembari melirik ke segala arah mencari celah dan cacat dari semua penjagaan yang dia buat.
"Benar, tidak ada yang salah di sini," katanya setelah memindai semua tempat.
"Kau hanya tidak melihatnya saja, Xavier. Bekerja itu bukan hanya menggunakan otak, tapi juga ketelitian agar musuh tak mudah menyusup. Juga, seharusnya kau memasang jebakan yang bisa membuat musuh terkecoh. Jangan pernah mempercayai siapapun selain orang yang berada di bahwa naunganmu sendiri," ucap seseorang yang menyentak tubuh Xavier.
Dia berbalik tak menduga, terbelalak kedua matanya.
"Kau!"
maaf Thor tambah kan tokoh cowoknya yg lebih baik dari segala-galanya dari Xavier...
kan tambah seru jadi y...
tambahkan lg up nya Thor