NovelToon NovelToon
Ranjang Suami Dinginku

Ranjang Suami Dinginku

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:6.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: KGDan

Di tengah hujan yang deras, Jane Rydell, melihat seorang pria terkapar, di pinggir jalan penuh dengan luka.

Dengan tanpa ragu, Jane menolong pria itu, karena rasa pedulinya terhadap seseorang yang teraniaya, begitu tinggi.

Hendrik Fernandez, ternyata seorang pria yang dingin dan kaku, yang tidak tahu caranya untuk bersikap ramah.

Membuat Jane, gadis berusia dua puluh tiga tahun itu, dengan sabar menunjukkan perhatiannya, untuk mengajarkan pada pria dingin itu, bagaimana caranya mencintai dan di cintai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27.

"Jangan mendekat!" kata Hendrik dengan suara yang begitu berat.

"Kenapa? ada apa denganmu?" tanya Jane heran, ia merasa sedih karena Hendrik tidak ingin ia sentuh.

Tubuh Hendrik semakin tegang, mendengar suara sedih dari Jane, ia jadi merasa bersalah karena tidak ingin di sentuh Jane.

Jane diam di tempatnya tidak bergerak, tapi matanya memandang Hendrik dengan lekat, mencermati apa yang sebenarnya terjadi pada suaminya itu.

Mereka saling diam satu sama lain, sementara Hendrik semakin kuat menggenggam tangannya, menahan sesuatu yang membuat ia berkeringat.

"Kau kenapa?!" tanya Jane dengan kencang, ia tidak tahan lagi melihat Hendrik, yang tidak mau jujur padanya.

Suara kencang Jane, membuat Hendrik terkejut, dan menatap Jane dengan lekat, membuat ia ingin mengatakan, apa yang sebenarnya terjadi padanya.

Tapi ia malu, dan tidak berani bicara jujur.

"A.. a.. aku tidak baik, pergilah kembali tidur, sebentar lagi aku akan menyusul!" ucap Hendrik berat.

"Apakah luka pada perutmu kembali sakit?" suara Jane jadi melunak, mendengar suara gugup dan berat dari Hendrik.

"Tidak! aku.. a..!" tubuh Hendrik semakin menegang, karena Jane sudah berdiri tepat di depannya.

Jane menyentuh kening Hendrik, terasa panas dan berkeringat, "Demam, sepertinya kau demam!"

Dengan cepat tangan Jane membuka piyama Hendrik, untuk memeriksa luka pada perut suaminya itu.

"Tidak! Jangan!" Hendrik reflek memegang kedua tangan Jane, membuat Jane terkejut.

Ia menatap dengan tajam Hendrik, ia merasa ada yang tidak beres dengan suaminya itu.

"Kau tidak ingin aku sentuh? baiklah.. aku tidak mengganggu mu lagi, sepertinya kita tidak perlu saling jujur, mari kita jaga privasi kita masing-masing, dan peranku sebagai istri sepertinya tidak penting!" ucap Jane dengan nada kecewa.

Lalu ia pun menarik tangannya, dari cengkraman tangan Hendrik, dengan sekali sentak.

Membuat wajah Hendrik langsung berubah seketika, dan tatapan matanya terlihat tidak rela.

Jane tidak mempedulikan tatapan mata Hendrik, yang ia lihat mendadak berubah sedih.

Jane kemudian berbalik meninggalkan Hendrik, ternyata mereka belum terbuka satu sama lain.

"Tidak!" Hendrik reflek meraih tangan Jane, "Jangan pergi!"

Jane berdiri diam di tempatnya, mencoba menenangkan emosinya, yang membuat hatinya kesal.

"Bukankah kau menyuruhku untuk pergi, kenapa kau tahan aku?" tanya Jane, tidak mau berpaling untuk memandang Hendrik.

"Maaf... tubuh lelaki di pagi hari akan bereaksi berlebihan, dan aku mencoba untuk meredakannya" ucap Hendrik dengan pelan, ia merasa malu mengatakan, apa yang sebenarnya terjadi padanya.

Jane tetap belum mau menoleh memandang Hendrik, ia tetap diam berdiri di tempatnya, tidak merespon perkataan Hendrik.

Melihat Jane diam saja, Hendrik semakin bersalah, dan takut kalau Jane jadi tidak menyukainya.

Hendrik memegang bahu Jane, lalu membalikkan tubuh istrinya itu untuk menghadap padanya.

Dengan tatapan malas, Jane memandang Hendrik, melihat wajah Hendrik yang terlihat cemas.

"A.. aku malu untuk mengatakannya" gumam Hendrik, dengan wajah yang semakin merona.

Jane mencoba mencerna maksud dari perkataan Hendrik, sembari menatap dengan lekat wajah suaminya, yang semakin berubah.

Tatapan Hendrik jadi terlihat ingin menerkam Jane, membuat Jane akhirnya buka suara.

"Kenapa malu? bukankah kita sudah menjadi suami istri? mungkin aku bisa membantu, jadi jangan ada rahasia di antara kita!" ucap Jane menatap mata Hendrik, yang terlihat begitu dalam menatapnya.

"Ba.. baiklah, aku harap kau jangan marah!" kata Hendrik dengan suara yang semakin berat.

Hendrik meraih tangan Jane, lalu membawanya ke suatu tempat di bawah perutnya.

Mata Jane sesaat terbelalak, merasakan Hendrik membawa tangannya ke area tempat, yang tidak pernah terpikirkan oleh Jane.

Hendrik menekan tangan Jane di sana, membuat wajah Hendrik semakin memerah, dengan bibir setengah terbuka.

"A.. apakah kau merasakannya, apa yang membuat ku menahan sakit?" bisik Hendrik, merangkul pinggang Jane dengan tangannya, yang satu lagi.

"Ke.. kenapa kau tidak melepaskannya padaku? ke.. kenapa kau menahannya?" tanya Jane serak.

Sekarang ia tahu, kenapa Hendrik seperti orang yang sedang kesakitan.

Ternyata suaminya itu, menahan sesuatu yang harus ia tuntaskan kepadanya sebagai istri Hendrik.

"A.. aku takut, kau terkejut dan tidak menyukainya" ucap Hendrik pelan.

Jane memang belum pernah di sentuh oleh lelaki manapun, dan tidak mengerti bagaimana tentang senggama, antara suami istri.

Tapi instingnya mengatakan, kalau seorang suami menginginkan istrinya, ia harus siap kapanpun diinginkan suaminya, asalkan suaminya tidak melakukannya dengan kasar, atau memaksa.

Mereka sudah menjadi suami istri, Hendrik berhak menyentuhnya, karena ia tidak membenci Hendrik.

Dan lagi pula mereka pengantin baru, sangat wajar bagi mereka, untuk melakukan malam pertama mereka.

Jane menggerakkan tangannya, mengelus benda, yang semakin terasa berdenyut dalam telapak tangannya.

"Jane..." wajah merona Hendrik terlihat seperti orang yang mabuk, dengan bibir Hendrik yang setengah terbuka.

"Jangan menahannya, itu tidak baik untuk kesehatan mu" bisik Jane dengan lembut.

Hendrik menelan ludahnya mendengar perkataan Jane, dan tanpa sadar suara mendesah, terdengar keluar dari kerongkongannya.

"Ba.. baiklah, aku akan melepaskannya, semoga aku tidak menyakitimu" bisik Hendrik serak, "Tadi aku ingin sekali menyentuh mu.. melihatmu tertidur dengan nyaman, aku tidak berani melakukannya, karena itulah aku melarikan diri masuk ke dalam kamar mandi" Hendrik menundukkan wajahnya.

Perlahan Hendrik memiringkan wajahnya, lalu mengecup bibir Jane dengan lembut.

Jane tidak berani bergerak di tempatnya, ini ciuman ke dua kalinya, bibirnya bersentuhan dengan bibir Hendrik.

Bersambung.....

1
Neng Alifa
agak laen emang. petinju trnyata/Grin/
ros
Luar biasa
Diyah Febriyanti
lah ibu sambung ngak tau diri!!
orang luar itu jatohnya
bener lah perusahaan di kasih cucu nya☺️
akukaya
lusi².... jika pun kau yg mau nikah ms tu . ..pasti kau dnikhkn dgn Wilson... kuihkuihkuih
akukaya
masuk penjara laaaa.... tkkn dlm tu tak ada CCTV?
akukaya
memang dasar tak malu
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
Gencya
Buruk
Gencya
cerita tidak berguna
Gencya
ceritnx terll berteletele
Gencya
Panjelasanya lebih panjang dari komunikasi tok9hnx
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
🥰🥰🥰
Nabila Al Adibah
Luar biasa
Des Nita
Buruk
Ayoe Genk'ers
Luar biasa
Ayu
tamat sdh crita nya. mksh thor.. crita nya seru. di tunggu crita yg lain nya
Ayu
Si gery jg bodoh. sdh tau istri nya menikah sm dia krn harta. dan skrg sdh miskun di hina sm istri nya msh ttp bertahan sm istri nya. cb ceraikan aja naila biar tau rasa
siti rahma
Luar biasa
Ayu
waduh.. tmbh rumit crita nya. ternyata ibu kandung hendrik dah meninggal. kshn hendrik kena mslh trs
Ayu
kshn jane sm hendrik.. mengalami cobaan yg tiada henti. smg hendrik dgn kekuasaan nya dpt membls semua luka yg ada di hati nya jg istri nya. smg ada yg menolong mereka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!