Seorang Gadis Yatim Piatu, yang memiliki 1 kakak laki-laki dan 1 adik perempuan.
Namun memiliki banyak rahasia, yang hanya si ketahui oleh kakak dan adiknya. Bahkan ia juga menyembunyikan identitas dirinya, dengan berpenampilan culun. Menyembunyikan kemampuannya, yang ternyata membuat seorang pria takjub.
Dwi panggilannya, ia juga menyembunyikan warna berbeda di kedua matanya.
Bagaimana kisahnya?? Suka-suka kalian ajaaaa.... 😁😁😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan di Duga dan tak Terduga
"Ibu nyari apa sih sebenernya? Dari tadi bolak balik lorong satu ke lorong lainnya, ga cape apa?? Bukannya ibu dah bikin list, tinggal ambil kan?" tanya Risma sang putri kesal, sejak tadi ibunya hanya membawa dia keliling 3 lorong. Entah apa yang di cari sang ibu
"Ibu nyari berondong?"
Plak
"Aduh, ibu ihhh... Sakit kepala Risma. Main geplak aja, ntar amnesia gimana coba?" gerutu Risma, seraya mengusap kepalanya yang di pukul sang ibu.
"Kamu kalo ngomong ga di filter, ngapain nyari berondong? Kalo yang di rumah aja udah musingin, 1 aja burungnya ga abis-abis. Apalagi dua, bisa kleyengan ibu. Turunan siapa sih kamu? " Risma menggigit bibir bawahnya, menahan tawa.
"Bu, kalo ngomong bisa bercermin ga?? Ibu aja ngomongnya ga ada filter-filternya, kalo bukan nurun dari ibu, dari siapa lagi?? Ibu lagi ngomong sama gadis loh bu, bawa-bawa burung sih." balas Risma
'Kenapa gue bisa nurunin sifat ibu yang satu ini, padahal ayah kalem kaya kak Evan. Ini ibunya malah.... Hadeeehhh, sabar Ris. Ibumu langka, kalo tuker tambah barang antik. Pasti harganya tinggi banget, lumayan.' ucap Risma ngawur, dalam hati.
"Nah... Itu dia yang ibu cari" ucap Nurma, saat melihat seseorang yang ia cari sejak tadi. Entah kenapa, filling nya mengatakan kalo ia akan bertemu dengan gadis itu di sini.
"Ayo" Nurma menarik tangan Risma, untuk mendekati gadis tersebut.
'Kamu emang bisa bikin kue?' tanya Ayu yang melayang bolak balik di samping Dwi, saat ini Dwi tengah mengambil beberapa bahan yang ia butuhkan.
"Ck... kalo ga bisa, ngapain aku belanja bahan." jawab Dwi pelan, seraya fokus pada terigu di tangannya.
'Kamu.... Hebat ya, segala bisa perasaan. Aku kira cuma bisa main sama laptop ma samsak aja, ternyata ada jiwa feminim nya juga. ' Dwi tak menanggapi ucapan Ayu, Ayu melihat ke samping kanan. Ia mengerutkan dahinya, nampak kenal.
'Itu... Ibu sama adeknya, mantan bosmu bukan sih?' tanya Ayu, Dwi menoleh ke arah yang Ayu lihat.
Dwi mengangkat sebelah alisnya, dan ternyata memang benar. Kedua wanita beda usia itu, merupakan ibu dan adiknya Evan.
Ada apa??
"Nak Dwi, calon mantu" panggil Nurma, namun dua kata terakhir ia lanjut dalma hati.
Berharap boleh meureun🤭🤭
Dwi tak menjawab, ia hanya sedikit tersenyum dan mengangguk.
"Kebetulan ketemu di sini, ibu seneng banget loh." ucap Nurma antusias
Risma melirik sang ibu, patut mendapatkan piala lenong.
"Hai kak" sapa Risma tersenyum, dibalas senyuman juga oleh Dwi.
"Kamu belanja apa nak?? Bahan kue?? Sama, ibu juga. Boleh ibu main ke rumahmu? Kita bikin kue sama-sama, atau kamu yang main ke rumah ibu?" Atanya Nurma
'Gila.... Gila... Kebut oooiiii, gencar amat mepet calon mantu. Mentang-mentang bujangnya udah ga double, langsung pada intinya. Takut di tikung orang kali ya...' ucap Risma lagi, yang masih di dalam hati
Mendengar pertanyaan ibu dari mantan atasannya, tentu saja membuat Dwi terkejut.
"Mmm.. Itu... "
"Jangan nolak ya, anak ibu yang satu ini mah. Taunya cuma makan, ga pernah ikut-ikutan ke dapur. Makanya liat kamu bawa bahan kue, ibu seneng. Pengen banget ibu ada temen, kalo masak di dapur. Maaf ibu terkesan maksa ya, iya sih emang. Tapi da ibu emang maksa, mau ya?" Risma menyipitkan matanya, menatap sang ibu
Seneng banget menjatuhkan harga dirinya, di depan calon kakak ipar.
Mendengar hal itu, ada sedikit rasa hangat di hatinya. Dulu... Saat ibunya masih ada, ia juga sering memasak bersama di dapur. Akhirnya Dwi mengangguk setuju, namun ia meminta di rumahnya saja. Karena takut Aca mencarinya, saat pulang sekolah nanti.
Dengan senang hati, Nurma menyetujui hal tersebut.
Mereka pun berkeliling kembali mencari bahan yang kurang, Risma merasa jadi anak tiri saat ini. Karena ia berjalan sendiri di belakang, tanpa ia tau bila ada Ayu di sampingnya.
'Hihihi.... Anak kandung, serasa anak tiri karena anak pungut. Ihhh... Bagus juga judulnya' ucap Ayu terkikik
.
.
Selesai berbelanja, mereka pun antri ke kasir. Dwi yang berada di belakang bu Nurma, terkejut karena tiba-tiba ada yang nyerobot antrian bu Nurma. Wanita itu menarik bahu bu Nurma, agar mundur.
Bahkan Nurma hampir jatuh terjengkang, bila seandainya Dwi tidak menahan tubuh Nurma. Nurma yang juga terkejut, memegang dadanya.
Sedangkan Risma tak tau menau, karena ia diminta menunggu di kafe sebrang supermarket.
Dwi yang melihat hal ini merasa geram, tak ada sopan-sopan nya sama sekali. Bukan hanya Dwi yang merasa geram, namun orang yang ada di belakang dan di antrian lain. Yang melihat kejadian itu, tentu saja tak kalah geram.
"Ibu ga papa?" tanya Dwi lembut
Deg
Suara Dwi, seolah menghipnotis Nurma. Nurma mengangguk cepat, namun nafasnya masih tak teratur.
Dwi maju, lalu menarik lengan wanita yang sudah bersikap tidak sopan dan menyerobot tersebut.
"APA SIH LO" bentak wanita itu
Lahhh... Semua orang menatap tak suka pda wanita itu, siapa yang nyari masalah duluan, siapa yang sewot.
Sedangkan Nurma yang ada di belakang Dwi, membulatkan kedua bola matanya. Saat melihat siapa wanita itu, apalagi dengan benda yang di pegang oleh wanita itu.
"Lo yang apa, tau budaya antri ga lo?? Main serobot aja, mana hampir nyelakain orang." jawab Dwi penuh penekanan, bahkan tatapannya juga tajam.
Glek
Dwi melihat ke benda yang dibawa wanita itu, ia tersenyum smirk.
"Oohh.. Lu udah ga kuat buat main jungkat-jungkit ternyata, sampe nyerobot antrian." ucap Dwi, tentu saja pandangan semua orang langsung tertuju pada tangan wanita itu.
K*NDOM
BLUSH
Wajah wanita itu memerah, menahan malu. Ia melihat ke sekeliling, bisik-bisik terdengar di telinganya. Wanita itu terkejut, saat melihat siapa yang ada di belakang perempuan yang mempermalukan dirinya.
Loh loh... Gimana gimana
"I-ibu" gumamnya pelan, ia melangkahkan kakinya, mendekati Nurma tanpa memedulikan Dwi. Saat akan memegang tangan Nurma, Nurma langsung menepis tangan Sofia dengan kasar dan cukup keras.
"Bu.. Kok ibu gitu sama Sofia, aku pacar... "
"DIAM... JANGAN DI TERUSKAN, kamu pikir saya tidak tau apa yang sudah terjadi antara kamu dan putra saya. Ck ck... Di kasih berlian, malah milih batu rel. Kamu benar-benar menjijikkan, bahkan sekarang saja kamu mau transaksi jual beli jasa ngemong bayi besar pake K*NDOM?" Para pengunjung yang tadinya bisik-bisik dan menonton, kini menahan tawa karena ucapan Nurma.
Sofia yang sadar dengan apa yang ia pegang, langsung menaruhnya di rak dekat kasir.
"I-ibu, ibu ini bicara apa??" tanya Sofia tergagap
"Berhenti memanggilku dengan sebutan itu, saya tidak suka. Jangan kamu kira, saya tidak tau ya. Hubungan kamu sama putra saya sudah berakhir, pantas sejak dulu saya tidak suka dan enggan merestui hubungan kalian. Karena filling seorang ibu tidak pernah salah, dikasih hidup enak. Di naikin derajatnya, malah selingkuh dengan pria lain. Bahkan sampai melakukan perbuatan zinah, apa kamu tidak malu?"
Dengan susah payah, Sofia menelan ludahnya.
...****************...
Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓
...Happy Reading all🥰🥰🥰...