Fiandra tak menyangka jika dirinya akan berjodoh dengan seorang dosen yang selalu memarahinya bernama Ilham. Mereka di paksa menikah dan menjalani pernikahan, meskipun keduanya menolak. Keinginan kedua orang tua Fiandra dan Ilham begitu kuat untuk menikahkan mereka, hingga mereka melakukan satu cara, untuk menjebak keduanya agar bisa menikah... bagaimana kisah mereka? akankah cinta hadir di tengah permusuhan mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setelah Akad Nikah
Ilham berdiri menatap Fi yang masih terisak. Tangannya terlipat di dada dengan dagu sedikit terangkat. Matanya menatap sinis pada gadis yang menangis tergugu di tengah tengah koridor rumah.
"Gak mau, Nyak! aye mau tinggal disini sama Nyak!" tangis Fi sambil tersedu-sedu. Hiks ...gadis itu mengeluarkan cairan di hidungnya dan mengelapnya dengan tissue. padahal dia bukan gadis cengeng, tapi entah kenapa hatinya hancur saat menyadari kenyataan dirinya kini telah sah menjadi istri seorang Ilham dan kini mereka harus hidup bersama menjalani rumah tangga.
Rohaye menarik tangan putrinya. Memaksa Fi untuk tinggal kerumah mertuanya. "Yaelah lo,Fi! lo itu dinikahkan, sedihnya sudah seperti orang berduka aje!
"Tapi emang bener, Nak. sesedih -sedihnya di tinggal mati, lebih sedih nikah sama die, Nyak, runtuh dunia aye, Nyak, " Tunjuk Fi kearah pria itu.
Ilham melotot kan matanya sambil bermonolog dalam hati. "Dasar gak tahu terima kasih, bersyukur masih ada gue yang nikahi, kalau gak pasti dah jadi petasan tua, loh! Dia pikir aku mau apa nikah sama dia."
"Cup ..cup.. Fi, Sayang. Kamu gak akan ninggalin Nyak kamu, kok. Hanya saja hari ini, nyak punya acara makan- makan sebagai sebagai wujud syukur gitu. Ayo ikut, Nyak," bujuk Romlah pada menantunya sambil mengusap punggung gadis itu.
Fi melirik Ilham sedikit dan pria itu semakin melotot kan bola matanya.
Melihat tatapan Ilham yang mengintimidasi, Romlah tidak tinggal diam, dia pun berjalan menghampiri Ilham. "Oh jadi, lo Ham, yang nakutin menatu, Nyak?" tanya Romlah setengah emosi.
Melihat reaksi Nyak-nya, Ilham meredupkan tatapan tajamnya. Kemudian membuang wajahnya. "Kagak kok, Nyak. Dia aja yang cengeng," Celetuk Ilham.
"Kagak bagaimana? Nyak lihat sendiri lo yang nakutin bini, lo!" Romlah memandangi putranya yang terlihat acuh itu. "Sekarang lo bujuk, Fi! ajak dia tinggal di rumah kita," titahnya lagi.
Ilham menoleh memandangi Nyak Romlah. "Lah kok jadi, aye, Nyak?" tanyanya bernada protes.
"lah dia kan bini, lo! sudah bujuk bagaimana caranya biar dia ikut kita!" titah Romlah. "Bujuk yang benar, ya."
Ilham menarik napas dalam-dalam untuk meredakan perasaan kesalnya. Namun apa daya, jika menolak dan berdebat pun dia tak akan menang.
"Ayo yang lainnya kita beres-beres bersiap untuk berangkat, biar Ilham yang membujuk istrinya!" seru Romlah.
Mereka yang mengerumuni Fi, satu persatu menjauh memberikan ruang dan waktu bagi suami istri itu untuk bersamaan.
"Bujuknya yang romantis ya, Ham. Biar Fi luluh!" celetuk Rohaye sambil berjalan memasuki kamar putrinya. Dia kemudian menarik koper yang memang sudah di persiapkan saat Fi pergi bermain bersama bocil-bocil itu.
Salah satu alasan Rohaye menyuruh Ilham untuk membawa Fi, agar putrinya itu tidak bergaul dengan para bocil-bocil lagi. Fi bisa lebih dewasa dan bertanggung jawab pada suaminya.
Ilham mendekati istrinya itu dengan raut wajah kusut penuh dengan guratan v kekesalan. Lalu ia berlutut mensejajarkan diri dari Fi yang sedang bersimpuh di lantai.
" Ayo Fi, ikut saya!" ajak Ilham dengan suara yang datar sambil mengamati gadis itu.
"Gak mau!" Sahut Fi sambil membuang wajahnya.
Ilham menarik napas panjang lalu berbisik di telinga gadis itu. "Kamu jangan buang-buang waktu saya, ya. Atau nanti nilai matematika kamu saya beri nilai F," ancamnya dengan tatapan lebih tajam.
"Bodo amat, saya gak mau hidup sama Bapak!" celetuk Fi.
Mendengar jawaban itu Ilham semakin kesal. Do hidupnya udara sebanyak-banyaknya, lalu mencengkram tangan gadis itu. "Eh kamu pikir saya mau hidup sama kamu? saya juga terpaksa! Kita jalani saja skenarionya, nanti setelah di kota kita hidup masing-masing, kamu bebas menjalani hidup kamu begitupun dengan saya. " Ilham coba membujuk.
"Gak mau!" ketus Fi.
Ilham yang memang tak sabaran itu, melotot kan bola matanya. Tanpa basa-basi dia langsung mengangkat tubuh Fi lalu menggendongnya.
"Pak lepasin!" Fi yang kaget langsung berontak Namun tenaga Ilham terlalu kuat mencengkram nya.
Dengan gendongan apa bridal style Ilham membawa Fi ke mobilnya. Melewati orang-orang yang memperhatikan mereka.
"Cie cie! swet sweet!" kedua orang tua mereka senyum-senyum melihat kedua orang itu dari kejauhan terdengar suara Fi meronta-ronta.
"Ilham ternyata romantis juga, ya," ucap Romlah pada Rohaye.
"Hehe, tadi menolak, sekarang malah gak sabar. kita belum selesai, eh main bawa kabur saja," sambung Rohaye.
"Namanya kucing mana ada yang menolak ikan."
"Hehe iya juga." Rohaye tersenyum nyengir.
***
"Pak! bapak mau bawa saya kemana?" tanya Fi sambil terus memberontak.
Bukannya menjawab Ilham terus melanjutkan langkah kakinya.
"Lepasin, Pak! Nyak tolongin aye! aye mau di culik!" seru Fi.
"Cang! tolong buka pintu mobil!' ucap Ilham ketika berada di depan pintu mobil.
Pak Bandi pun membuka pintu mobil Ilham. lali dia memasukkan Fi yang sedang Memberontak itu ke dalam mobil.
"Pak apa-apa an sih ini?" Fi coba untuk protes sambil berusaha membuka pintu mobil itu.
Namun ilham tak perduli. Dia langsung memutari mobil kemudian membuka pintu lalu masuk.
Pintu mobil di kunci rapat agar Fiandra tidak bisa keluar. "Nyak aye duluan! assalamualaikum!" seru Ilham sebelum menginjak gas mobilnya.
"Iye hati-hati ya, bawa bini lo!"Dengan senyum lebar Rohaye dan Romlah melambaikan tangan ke mobil Ilham yang perlahan menjauh.
Kedua wanita itu memutar tubuhnya saling berhadapan kemudian saling menghambur berpelukan.
"Akhirnya jadi juga kita berbesan Romlah!"
"Iye, semoga bulan depan Fi sudah hamil aye kagak sabar nimang cucu."
"Aamiin!"
"Sudah yuk kita berangkat sekarang. Nanti gak sempet siapin selamatannya." Romlah menarik tangan Rohaye.
"Eh sebentar aye kunci pintu dulu."
Rohaye mengunci pintu sambil mendorong koper milik putrinya. "Eh kira-kira kemana ilham akan bawa Fi, ya?" tanya Rohaye sedikit cemas.
"Paling-paling ke hotel, biasalah bulan madu," Jawab Romlah dengan senyum mesumnya."Seperti gak tahu saja, ritual setelah nikah."
"Hehe iye juga ya, biarin lah mereka berduaan biar bisa cetak anak yang banyak untuk kita."
Mereka semua masuk ke dalam mobil menuju rumah Romlah. Sementara itu mereka tak tahu kemana Ilham membawa istrinya itu.
Sudahlah, Fi! rumah Nyak Romlah juga deket. Nanti kapan-kapan Nyak
apa kabar dengan duo enyak udah dapat belum berburu para duda 😍 semoga dapat ya nyak 😂😂😂😂