Hidupku hancur, setelah pernikahan keduaku diketahui oleh istriku, aku sengaja melakukan hal itu, karena aku masih mencintainya. Harta yang selama ini kukumpulkan selama 10 tahun. Lanhsunh diambil oleh istriku tanpa tersisa satu pun. Lebih parahnya lagi, aku dilarang menafkahi istri siri dan juga anak tiriku menggunakan harta bersama. Akibatnya, aku kembali hidup miskin setelah mendapatkan karma bertubi-tubi. Kini aku selalu hidup dengan semua kehancuran karena ulahku sendiri, andai waktu bisa ku ulang. Aku tidak pernah melakukan kesalahan yang fatal untuk pernikahanku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minami Itsuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 28 MURKANYA SEORANG IBU
A ... Aku enggak pernah lupa, Bu.”
"LALU KENAPA KAMU MENIKAHI WANITA HINA ITU DI BELAKANG ISTRIMU?!"
“Aku khilaf, Bu. Aku juga enggak tahu kenapa bisa menikah dengan Rahma. Awalnya aku tidak sengaja bertemu dengan Rahma di luar. Seiring berjalannya waktu, aku dan Rahma sering bertemu di luar hingga akhirnya kami berdua merasa nyaman. Dan terjadilah pernikahan.”
“Apa kamu tidak memikirkan perasaan istri dan anakmu di rumah? Apa kamu lupa dari mana kamu berasal? Kalau bukan karena Siska dan keluarganya, Ibu yakin kamu akan selama-lamanya hidup miskin! Bahkan ayahmu tidak akan bisa hidup sampai sekarang kalau bukan karena keluarga Siska!”
“Bu, tolong maafkan aku. Aku janji akan memperbaiki semuanya, tolong maafkan aku. Kalau bisa jangan sampai ayah tahu tentang pernikahanku, Bu. Aku enggak mau ayah sakit kembali.”
"Tega kamu berbuat seperti ini terhadap istrimu sendiri. Selama ini Siska selalu mengatakan kepada ibu, bahwa rumah tangga kalian baik-baik saja. Dia tidak pernah mengeluh apa pun tentang dirimu yang selalu saja sibuk dengan pekerjaanmu. Tapi sekarang, dengan tidak tahu dirinya kamu malah menduakannya dengan wanita hina seperti Rahma. Di mana otakmu!"
"Semua ini sudah terjadi, Bu. Aku sudah terlajur menikahi Rahma. kalau saja Siska tidak mengadukan hal rumah tangga ini sama ibu dan menyebarkan video itu di media sosial. Aku yakin semuanya akan baik-baik saja. Aku tidak menyangka jika Siska bisa melakukan hal seperti ini."
"Apa maksud omonganmu barusan? Sejak kapan Siska mengadukan masalah rumah tangga kalian ke pada ibu."
"Loh, buktinya Ibu tahu masalah rumah tanggaku sedang kacau. Ibu juga sudah lihat video itu dari Siska kan? Dia lah yang menyebabkan masalah ini tambah besar."
"Dasar anak bego!" Ibu langsung mendorong kepalaku dengan tangannya, lalu memukul pundakku berkali-kali. "Kalau ngomong itu jangan sembarangan! Kamu pikir ibu tahu masalah kalian dari istrimu!"
"Ma ... Maksud ibu gimana?"
"Kamu masih menuduh istrimu yang melakukan semua ini, kan?"
"I.. Iya, itu memang benar kan. Siska kan yang melakukan ini semua. Dia sebar video itu di dunia maya. Lalu mengadu kan masalah rumah tanggaku dengan ibu. Kalau bukan Siska siapa lagi, aku tahu kok dia sengaja melakukan hal ini untuk membalas rasa sakitnya."
"Inilah akibatnya kalau otak sudah dipenuhi dengan nafsu! Makanya tidak bisa berpikir dengan jernih," seru Ibu sambil memukul kepalaku dengan keras. Aku hanya bisa menahan kesakitan, ingin membalas tapi ibu sendiri.
"Bu, udah dong jangan pukul aku terus sakit."
"Biarin, kalau bisa Ibu pengen kamu mati sekarang juga!" Aku cukup syok mendengar ucapan ibu yang begitu tajam masa membiarkan anak sendiri mati sih.
"Asal kamu tahu ya, selama ini Siska tidak pernah mengadukan masalah rumah tangga kalian kepada ibu atau menjelek-jelekkan dirimu di depan ibu, dia selalu menutupinya dengan sempurna bahkan dia selalu memuji kamu ketika menjadi seorang suami yang sangat bertanggung jawab, bahkan menjadi Ayah yang sangat baik untuk Angga, setiap kali ibu menanyakan tentang keadaan rumah tangga kalian berdua. Siska selalu mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja walaupun seorang feeling Ibu kuat pasti ada sesuatu hal yang terjadi dengan kalian berdua."
"Masa sih, Bu?"
"Apa menurut kamu Ibu ini berbohong. Kamu tahu nggak dari mana ibu tahu tentang masalah rumah tangga kalian, ada seseorang yang mengatakan kepada Ibu bahwa kamu sudah memiliki dua istri bahkan video yang sudah viral di media sosial itu juga diberikan oleh orang itu."
"Siapa orang itu, Bu? Apa aku kenal?"
"Iya, kamu kenal. Bahkan sangat kenal."
"Siapa dia? Kasih tahu aku, Bu. Aku akan memberinya pukulan."
"Jangan sembarangan kamu, berkat dia ibu jadi tahu kelakuan busuk kamu! kamu pasti berpikir kan bahwa yang menyebarkan video itu Siska kan? Percuma kamu cari tahu dia. Yang jelas ibu sudah tahu kebusukan kamu!"
"Kalau Ibu tidak memberitahu siapa yang menyebarkan video tersebut, aku yakin Ibu pasti bohong kan? Atau Ibu sengaja berbicara seperti itu untuk menutupi perbuatan Siska yang sudah kelewatan."
"Terserah apa kata kamu, yang jelas Siska tidak pernah mengadukan masalah rumah tangga kalian ke ibu atau keluarga besar. Seharusnya kamu bersyukur sudah mempunyai seorang istri seperti Siska yang selalu saja menutup suaminya, sayangnya Siska kurang beruntung mempunyai suami yang tidak tahu diri. Sudahlah dulu miskin, sekarang sudah menjadi orang kaya malah belaga!" Tiba-tiba saja hatiku mendadak risau. Apakah aku harus percaya dengan ucapan ibu bahwa bukan Siska lah yang membuat kekacauan di media sosial.
"Lebih baik kamu minta maaf kepada Siska dan bertobat lah kepada Allah, semoga saja Siska masih mau memaafkan kamu dan masih mau hidup bersama kamu."
"I.. Iya, Bu. Aku akan bicara lagi dengan Siska." Kulihat Ibu tersenyum sinis, dan memandangku dengan tatapan meremehkan.
"Berdoalah, semoga saja Siska tidak meminta cerai darimu, kalau sampai kalian berdua bercerai kamu akan tahu bahwa beda istri beda rezeki."
"Bu, jangan ngomong seperti itu, kenapa sih doanya jelek banget. Memangnya Ibu mau kalau Rumah tanggaku berantakan?"
"Ibu nggak berdoa yang jelek-jelek kok, ibu hanya mengingatkan saja, biar kamu itu sadar diri bahwa kamu sudah dzolim sama istri dan juga anak kamu. Ibu hanya memperingati kalau kalian berdua bercerai Rizki yang akan kamu dapat itu juga pasti akan berbeda."
"Intinya di dalam Rumah tanggaku tidak ada kata cerai. Ibu doakan saja yang terbaik supaya aku dan Siska bisa menjalankan Biduk rumah tangga baik-baik saja walaupun aku sudah menikah dengan Rahma."
"Kamu ini terlalu bodoh, mau-maunya menikah sama wanita model kayak Rahma yang hanya menginginkan harta kamu, padahal dulu kamu miskin Bahkan dia tak segan-segan menginjak harga diri kamu tetapi saat kamu sudah kaya baru dia ingin kembali padaMu dan mengemis-ngemis untuk dinikahi. Dasar perempuan rendahan!"
Aku tidak bisa lagi membalikkan ucapan Ibu barusan yang terdengar sangat tajam, jujur saja aku tidak suka Apalagi ya memberi julukan kepada Siska dengan wanita rendahan.
Selesai mendapatkan ceramah yang panjang, akhirnya ibu pulang ke rumah sedangkan diriku masih terus memikirkan Siska.
Sebenarnya siapa yang menyebarkan video itu, kalau bukan Siska, lalu siapa? Kebetulan aku memegang akun milik Siska, bahkan mengetahui semua kata sandinya.
Aku sengaja melakukan hal itu agar tidak ada yang berani menggoda siska di dunia maya, aku tidak mau mengalami seperti dulu, saat aku berpacaran dengan Siska banyak sekali laki-laki yang mendekati dia untuk dijadikan pedamping. Bahkan sepupuku sendiri secara terang-terang juga menyukai Siska.
Untungnya dia tidak tinggal di sini lagi. Bisa bahaya kalau sepupuku ada di sini. Dia pasti akan melakukan sesuatu agar Siska bisa menjadi miliknya. Jangan sampai ia mengetahui kisruh rumah tanggaku.
Beberapa menit kemudian, aku berhasil masuk ke dalam akun Siska. Tanganku tak berhenti bergerak untuk mencari video yang ia sebarkan di jagat dunia maya.
Sayangnya aku tidak menemukan jejak satu pun. Terakhir bermin media sosial itu sekitar 1 tahun yang lalu. Itu artinya Siska tidak pernah lagi berselancar di dunia maya.
Karena aku belum yakin aku mencoba membuka beberapa akun miliknya yang lain ternyata hasilnya tetap sama tidak ada video yang ia upload sama sekali ke media sosial bahkan postingan terakhir itu sekitar satu tahun yang lalu itu juga foto keluarga kami sangat berlibur di luar negeri
menceritakan wanita kuat.
recommended banget
bodoh yg berkepanjangan sekarang rasakan akibatnya