Apa jadi nya, jika hidup mu yang datar dan membosankan tiba-tiba berubah berwarna. Semua itu, karena kehadiran orang baru.
Alin yang sudah lama di tinggal Mama nya sedari kecil, menjadi anak yang murung dan pendiam. Hingga tiba suatu hari, sang Papa membawa Ibu Tiri untuk nya.
Bagaimana kah sikap Ibu Tiri, yang selalu di anggap kejam oleh orang-orang?
Akan kah Alin setuju memiliki Mama baru?
Jawaban nya ada di novel ini.
Selamat membaca... 😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Sah.
Sah.
Sah.
Akhir nya,, setelah beberapa bulan berkenalan, Papa nya Alin dan Aisyah menikah. Hanya pernikahan sederhana yang di hadiri oleh beberapa saudara.
Banyak yang mendoakan pasangan yang sedang berbahagia itu. Ada juga yang mencibir. Jika Papa nya Alin pasti di pelet.
Bahkan ada yang sampai mengatakan, jika Papa nya Alin bangkrut, dan Aisyah lah yang membayar hutang Papa nya Alin.
Perusahaan Papa nya Alin memang tidak terlalu besar dan terkenal. Papa nya Alin tidak terlalu terobsesi membangun perusahaan itu menjadi lebih besar.
Padahal, banyak yang mau bekerja sama dengan Papa nya. Namun, di tolak. Apalagi jika perusahan itu memiliki sekretaris yang genit.
Papa nya Alin langsung membatalkan kerja sama begitu saja. Ia bahkan tidak ta-kut jika harus kehilangan semua itu.
"Selamat ya, Aisyah dan Aslan. Semoga kalian bahagia. Dan untuk Alin, selamat mendapatkan Ibu Tiri." Ucap salah satu tamu yang membuat Alin jengah.
Alin sangat mengerti dengan apa yang dimaksud dengan tamu tersebut. Alin tidak membantah dan tidak juga banyak bicara. Ia tidak ingin mengecewakan Papa nya yang sedang bahagia.
Dari kejauhan, tampak beberapa wanita datang. Alin sangat mengenal wanita-wanita itu. Siapa lagi kalau bukan geng cakep. Yang terdiri dari wanita-wanita cantik bohay dan pintar.
Mereka adalah penggemar Papa nya Alin. Mereka ternyata di undang juga ke pernikahan itu. Alin hanya ingin melihat, apa yang akan dilakukan oleh wanita-wanita supermodel yang sebentar lagi tiba ke sana.
"Aslan, ini kah selera mu? Lihat lah wajah dan tubuh nya. Apa kau bercanda Aslan? Apa kurang nya kami-kami ini."
"Terima kasih sudah datang. Akan tetapi maaf. Saya tidak mengundang kalian." Ucap Aslan seperti biasa nya. Tegas dan dingin.
"Ya. Kau memang tidak mengundang kami. Tapi, kami datang karena penasaran dengan pengantin wanita yang bersanding denganmu. Aku kira pastilah pengantin itu sangat cantik. Akan tetapi aku salah."
"Benar. Ia bahkan bagaikan bumi dan langit dengan kita. Apalagi lemak-lemak di tubuhnya itu sungguh ingin membuat aku pingsan." Ucap wanita lainnya.
"Aslan. Mengapa setega ini kau jatuhkan harga diri kami. Jika ia bisa lebih cantik dari kami mungkin kami akan terima. Tapi ini ,dari atas hingga ke bawah tidak ada yang bisa dibanggakan ."
"Sudah bicaranya? jika sudah, apa kalian mau makan? Jika tidak ada yang mau dibicarakan lagi, silakan pergi dari sini aku tidak butuh kalian."
Aisyah tertawa kecil saat mendengar Aslan berkata seperti itu .Aisyah bahkan tidak merasa takut sama sekali dengan para wanita cantik yang ada di depan Aslan .
Alin bahkan heran pada Aisyah. Biasanya wanita seperti itu pasti akan merasa kurang percaya diri jika dihadapkan dengan wanita-wanita cantik bak supermodel.
Aisyah bahkan tidak merasa terintimidasi sama sekali. Ia bahkan berani menatap lawan bicaranya dan memandang sinis kepada para model-model itu.
"Kau, berani tertawa ? Lihat lagi giginya yang tonggos itu. Berani sekali ia menertawakan kita."
"Aku tidak menertawakan kalian, tapi aku lucu melihat ada tamu yang tak diundang di acara pernikahan kami. Seperti melihat pencuri yang datang sambil mengendap-ngendap."
Alin begitu terkejut saat mendengar perkataan Aisyah. Sungguh Aisyah sangat percaya diri sekali melawan wanita-wanita cantik penggemar Papanya.
"Ku-rang a-jar kau gendut!"
Saat salah satu dari mereka ingin menampar Aisyah, ia pun memegang tangan nya dan mendorong wanita itu ke belakang hingga hampir terjungkal.
"Untuk apa cantik dan seksi, jika didorong sedikit saja langsung jatuh. Dasar wanita lemah!" ucap Aisyah sambil tersenyum mengejek.
Bukan hanya Alin, bahkan para tamu pun merasa terkejut dengan perkataan Aisyah. Biasanya wanita gendut pasti akan insecure melihat wanita-wanita cantik berada di depan mereka. Tapi Aisyah, sangat berani melawan wanita-wanita itu.
"Tolong jangan ganggu acara kami! Kalian itu tidak di undang di sini. Apa perlu aku panggilkan keamanan? Dan satu lagi, jangan kalian hina istriku. Karena apapun yang terjadi, Ia bahkan 1000 kali lebih baik dari kalian."
Aslan pun langsung mengecup kening Aisyah dan memeluknya mesra.
Para wanita itu menghentakkan kakinya serentak dan pergi dari sana. Mereka sungguh kecewa. Buket-buket bunga-bunga yang mereka bawa, mereka injak-injak di depan Aslan dan Aisyah. Bahkan, para tamu undangan bersorak-sorai melihat kepergian mereka.
Alin ingin tertawa juga, akan tetapi ia menahan dirinya. Jarang ada wanita yang seperti Aisyah. Pantas saja Papanya sangat menyukai Aisyah yang pemberani.
Setelah drama Para cewek-cewek cantik selesai, ternyata ada drama baru lagi yang akan dimulai kembali.
Dari dulu Aslan memanglah banyak diperebutkan oleh wanita manapun termasuk dari keluarga mendiang istrinya.
Hari ini keluarga mendiang istrinya pun datang. Aslan memang sengaja mengundang mereka karena walau bagaimanapun mereka masihlah keluarga Alin.
Ya walaupun selama ini mereka jarang menjenguk Alin. Saat Alin bayi pun, Aslan yang merawatnya. Mereka sama sekali tidak pernah mau untuk melihat Alin.
Alasan mereka sangat kuno. Mereka masih belum terima jika mendiang mamanya Alin harus meninggal setelah melahirkan Alin.
Mereka membenci Alin karena gara-gara melahirkan Alin, anak mereka tiada. Mereka juga menyalahkan Aslan karena tidak menjadi suami yang siaga saat Mamanya Alin akan melahirkan.
Padahal Aslan sudah menempatkan beberapa suster dan penjaga di sekitar Mama nya Alin saat itu. keluarga mendiang istrinya selalu saja menyalahkan Aslan.
saat mendiang mamanya Alin hamil, tidak pernah mereka menjenguk nya. Hal itu karena mendiang mamanya Alin menikah dengan Aslan yang saat itu belum sukses.
"Jadi, ini yang akan menjadi pengganti anakku? Apakah matamu sudah buram, Aslan?"
"Tidak, Bu. Inilah yang terbaik untukku saat ini."
"Jangan panggil aku, Bu. Karena kita, sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi. Bukankah kau menolak anakku ,adiknya Alana ?"
"Aku tidak menyukai Alani. Dan walaupun kita tidak memiliki hubungan lagi kau tetaplah neneknya Alin."
"Aku tidak punya cucu yang bernama Alin."
"Baiklah, terserah anda."
Alin sangat sedih mendengar perkataan neneknya. Ia meremas gaungnya, menahan rasa sesak yang ada di dada. saat Aisyah tahu akan hal itu, ia pun langsung menggenggam tangan Alin dan mentransfer energi positif terhadap anak sambungnya itu.
"Alin sayang, Bunda pengen ke kamar mandi, apa kamu mau mengantar Bunda?"
Alin tidak menjawab ia hanya menggangguk. Karena ia masih belum bisa mengendalikan rasa yang ada di dalam dadanya. Air matanya pun hampir saja lolos.
"Lihatlah Gajah Duduk yang kau nikahi Aslan. Ia bahkan tidak sanggup berlama-lama berdiri di pelaminan."
"Maaf ya Nek, orang yang sudah tua itu, lebih baik jangan suka menghina orang lain. Karena nanti, azab kuburnya pedih loh. Itu, mulut nya di siram cairan panas. Emang mau?" Ucap Aisyah lalu pergi begitu saja sambil menggandeng tangan Alin.
Alin yang hampir menangis, langsung ingin tertawa saat mendengar perkataan Aisyah. Sungguh Bunda nya itu agak lain kalau sudah bicara.
Semoga saja Aisyah bisa selalu membuat Alin tertawa dan bahagia.
ada juga part lawaknya...
kweni...
kau memang anak pintar Alva...
bukan gerahnya.
aku harap Alin adalah yg asli
bermakna ada wanita lain ka?....