Erika gadis biasa yang harus bekerja keras untuk menyambung hidup karena dia menjadi tulang punggung keluarga.
Namun karena parasnya yang cantik membuat gadis seumurannya iri terhadapnya karena banyak pemuda desa yang ingin mendekatinya.
Hingga suatu hari Erika harus terjebak dalam situasi yang membuat dirinya harus terpaksa menikahi seorang pria asing yang tidak di kenalnya karena kecerobohannya sendiri dan di manfaatkan oleh orang yang tidak menyukainya.
Tara, nama pria itu yang bekerja di salah satu proyek perumahan di desa Erika.
Bagaimanakah kisah Erika dan Tata menjalani kehidupannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Akhirnya hubunganku dengan bang Tara sudah membaik dan hari ini bang Tara sudah di perbolehkan pulang. Sesampainya di rumah bang Tara istirahat dan aku membantu mama untuk menyiapkan makan malam.
"Tara udah istirahat? " tanya mama saat aku menghampirinya di dapur.
"Iya ma, aku suruh dia istirahat" balas ku sambil mengambil sayur yang akan di potong.
"Mama senang akhirnya kamu bisa baikan lagi dengan dia" ujar mama dengan tersenyum.
"Ma, aku masih gak percaya kalau bang Tara bos dari proyek itu" ucapku dengan lemas.
"Mungkin doa kamu Allah kabulkan " balas mama.
Aku hanya mengerutkan kening karena bingung dengan ucapan mama.
"Kamu masih ingat dengan ucapan mu pada bu Aminah? " tanya mama.
Aku pun terdiam memikirkan ucapan mama dan mengingatnya.
"Kamu dulu pernah bilang kalau kamu akan mendapatkan suami yang lebih dari Rusli bahkan dia seorang bos" ucap mama mengingatkan.
Aku pun tersenyum mengingat ucapan itu padahal dulu aku hanya asal ngomong.
Kami pun mulai masak dan setelah masakan selesai barulah kami sajikan di meja makan. Namun saat aku hendak memanggil bang Tara tiba-tiba kak Melda datang.
"Asik makan ni" ucapnya sambil duduk.
Aku pun tak menghiraukannya dan langsung masuk kamar dan memanggil bang Tara. Kami pun keluar dan ternyata kakak Bella sedang di nasehati mama. Aku gak tau kakak Bella punya masalah apa dengan kak Bima.
Semua orang pun sudah berkumpul dan makan hanya Alma yang gak ada karena dia sedang sibuk dengan tugas sekolahnya.
"Erika, kenapa kamu gak masak enak, sekarangkan suami kamu bukan kuli lagi tapi bos" ucap kakak Bella.
"Kak gak usah pengen yang lebih deh, segini saja sudah bersyukur" balas ku namun raut wajah bang Tara sedikit gak enak karena ucapan kak Bella.
"Sudah gak usah di dengerin" ucap mama.
Selesai makan aku pun mengantar bang Tara ke kamar namun saat di kamar bang Tara memberiku sebuah ATM.
"Ini apa bang? " tanya ku.
"Di situ ada uangnya mungkin cukup untuk makan sebulan, kamu bisa pakai apa saja, belikan mama dan ayah makanan yang enak" jawab nya.
"Bang, gak usah di dengerin kak Bella, dia memang seperti itu" balas ku.
"Anggap saja sebagai nafkah bulanan" ujarnya lalu berbaring karena kondisinya masih belum pulih.
Aku pun menerimanya karena jika tidak aku Terima dia pasti akan marah.
Besoknya aku ajak mama ke pasar untuk beli makanan namun sebelum ke pasar aku mampir untuk mengambil uang namun saat akan kembali menjalan motor tiba-tiba seorang ibu-ibu menghampiri ku dan mama.
"Tunggu kalian" cegahnya.
Aku melirik mama karena tidak mengenal ibu-ibu itu.
"Ada apa? " tanya mama.
"Kalian baru ngambil duit kan?, sini bayar hutang nya Bella. " ucapnya.
"Kita gak ada urusan ya, jadi ibu pinta saja sama kakak Bella" tolak ku namun ibu itu malah marah dan hampir membuat mama jatuh karena di dorong.
Aku yang kesal akhirnya memberikan sejumlah uang yang di pinta ibu tadi. Setelah ibu tadi pergi aku langsung minta penjelasan mama.
"Kakak mu dia banyak hutang dan itu membuat Bima pergi ninggalin dia" beritahu mama.
"Ma, kenapa mama gak cerita sama aku? " tanya ku karena aku gak tau semua itu karena berapa hari bang Bima masih baik-baik saja.
"Mama gak mau menambah beban kamu, apa lagi kamu sedang ada masalah" ucap mama.
"Ma, aku gak mau loh lihat mama atau ayah pusing dengan masalah ini" ucap ku sambil merangkul mama.
"Bukannya ayah masih ada uang hasil dari penjualan ladang? " tanya ku.
Mama terdiam dan sepertinya ada yang mama sembunyikan.
"Ma" panggilku.
"Uang nya sudah habis di belikan sawah dan sisanya di ambil kakak mu" jawab mama.
Aku hanya bisa membuat nafas kasar karena gak habis pikir mama bisa menyembunyikan itu semua dari aku.
"Uang cadangan kuliah Alma juga gak ada? " tebak ku dan itu benar saja padahal harapan ku Alma bisa kuliah di kota agar bisa membantu orang tua.
"Ya sudah kita ke pasar nanti kita bicara lagi di rumah" ajak ku dan langsung naik motor begitu pun mama.
Setelah selesai belanja aku pulang dan sesampainya di rumah aku langsung masak untuk makan siang, selesai masak aku menyuruh kakak Bella datang ke rumah untuk membicarakan semuanya. Kakak Bella datang dan bahkan ayah pun pulang dari ladang karena aku sengaja ingin masalah ini selesai. Semua orang berkumpul di ruang tamu aku pun mulai bicara.
"Sekarang kakak Bella jujur berapa utang kakak sampai kakak Bima lepas tangan seperti ini? " tanya ku.
Kak Bella melirik mama karena dia tau aku pasti akan marah.
"Cepat kakak! " titah ku.
Kakak Bella pun menceritakan semuanya dan ternyata jumlahnya tidak sedikit hampir dua puluh juta.
"Kak uang nya kamu pakai apa?, gaji kakak Bima gede loh cukup untuk hidup kalian bertiga" ucapku dengan tegas.
Kak Bella gak bicara dia hanya diam saja.
"Kak, selama ini aku diam jika mama sama ayah selalu lebih mementingkan kakak, tapi bisa gak kakak jangan bikin masalah" bentak ku membuat mama sedih.
"Sudah lah Erika, kalau kamu hanya ingin memarahi kakak lebih diam saja" ucapnya.
"Oke kalau kakak gak mau aku bantu" ucapku dan langsung berbalik namun aku kaget saat melihat bang Tara berdiri di depan pintu ke ruang tengah.
Bang Tara berjalan mendekat lalu memegang kedua bahuku dan membalikan tubuhku.
"Aku akan bayaran hutang mu kakak, tapi dengan satu syarat kamu harus kerja di proyek sebagai tukang masak" ucapnya membuat kakak Bella kaget.
"Nak, terima biar kamu punya penghasilan dan bisa ngasih jajan anak kamu" ucap mama pada kakak Bella.
Kakak Bella pun terdiam karena dia gak pernah kerja kasar dia hanya bisa senang-senang saja. Akhirnya masalah pun selesai dan bang Tara mengajak ku masuk kamar, dia minta aku untuk membayar semua hutang kakak Bella agar tidak ada yang menagih ke rumah orang tua ku. Aku pun mengangguk namun jangan sampai kakak Bella tau jika hutang nya sudah di bayar. Entah kenapa bang Tara mau membantu kakak Bella tapi setidaknya masalah ini selesai.
Namun aku salah ternyata kak Bella berhutang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena bang Bima akhir-akhir ini selalu berjudi membuat uang nya habis di pakai main. Aku tau dari bang Tara yang sudah menyelidikinya. Mama sama ayah pun tidak tahu tapi untuk semua ini biar aku dan bang Tara yang tahu biar kakak Bella bisa mandiri dengan usahanya sendiri.
Bang Tara pun sudah memecat bang Bima karena dia gak mau ada orang yang menagih hutang ke tempat kerja.