Dosen Galak Itu Suamiku

Dosen Galak Itu Suamiku

Sumpah Mahasiswi yang Dizalimi

"Aduh gawat gue udah telat! Mana dosennya killer lagi! Mampus gue kalau dapat nilai E lagi di ujian akhir ini." Fianda berlari sekencang-kencangnya dari terminal bus ke kampus.

Ia begitu benci sekaligus segan terhadap dosen yang selalu memberinya nilai E pada setiap tugas yang ia kerjakan. Melihat kelasnya sudah sepi, Fi mempercepat berlarinya."Waduh sepertinya mister killer sudah masuk kelas nih. Mampus gue, sudah berapa kali gue terlambat di jam kuliahnya." monolognya.Setibanya di depan kelas, dia mengerem mendadak

Hua Hua!  tok tok…

Dengan nafas yang masih terengah-engah ia mengetuk pintu tersebut.

"Permisi Pak!"

Fiandra masuk, seketika dia mendapatkan tatapan tajam seperti mata elang yang hendak menerkam mangsanya.

"Ini sudah yang ketiga kalinya kamu terlambat! Sudah gak disiplin, ngerjain tugas asal-asalan lagi!" kata-kata itu terdengar seperti pisau yang menyayat hatinya. Bagaimana tidak, sudah sekian kalinya dia di permalukan di depan kelas.

"Saya gak asal-asalan Pak, memang kemampuan otak saya terbatas," celetuk Fi asal, dengan wajah yang datar.

"Iya, itu  karena kamu memang bodoh! Sudah malas dan ngak disiplin lagi" Sambung Ilham lagi.

Fiandra mengangkat kepalanya sedikit, sebagai bentuk protes karena ucapan Ilham barusan.

"Baru ini saya melihat seorang mahasiswi yang setiap ujiannya harus lima kali remedial karena nilainya E minus . Itu pun saya beri nilai C setelah lima kali perbaikan, karena saya kasihan dengan kamu. Kamu tahu! kamu sudah banyak membuang  waktu saya, hanya untuk ujian perbaikan dan diskusi tugas yang saya berikan!"

Bla bla…

Ilham bukan tipe orang yang suka ngomel-ngomel. Mungkin karena dia sudah kehabisan kesabaran dalam  menghadapi Fiandra, hingga saat itu juga dia mengeluarkan unek-uneknya.

Gadis itu hanya bisa tertunduk mendengarkan omelan Ilham,sambil ngedumel dalam hatinya.

'Pantes saja gak ada yang mau jadi istri pak Ilham, mulutnya lebih pedas dari carolina reaper."

Puas mengeluarkan unek-uneknya Ilham kembali menata lembar ujiannya."Kamu mau tetap diam di situ?" tanyanya ketika Fiandra yang masih berdiri di depan kelas.

Fiandra pun duduk dengan perasaan malu yang luar biasa karena semua mata menatap ke arahnya.

"Saya bagikan lembar soal dan jawabannya, waktu kalian cuma sembilan puluh menit."

Ilham membagikan satu persatu lembar soal dan jawabannya.

Suasana masih hening dan terus hening, hingga sembilan puluh menit kemudian. 

Keadaan kelas memang seperti itu ketika Ilham yang mengajar, mungkin karena suasana kelas yang tenang itulah, mahasiswanya bisa menangkap materi yang disampaikan dosen muda itu, terkecuali Fiandra yang memang sulit menerima penjelasan dari dosen yang membuat jantung selalu berdebar karena ketakutan.

"Waktu selesai! Selesai tidak selesai silahkan kumpulkan!" tegas dan lugas perintah Ilham.

Mereka semua serentak berdiri kemudian berjalan menghampiri meja Ilham untuk mengumpulkan lembar jawaban mereka.

Begitupun Fiandra, dengan wajah kesalnya dia mengantar lembar jawaban itu kepada Dosennya.

Ilham langsung mengoreksi lembar jawaban dari Fiandra saat itu juga.

Dengan sekali melihat lembar jawaban itu, dia langsung memberikan penilaian.

"Kamu dapat nilai E lagi," ucapnya dengan datar.

Seketika Fiandra membelalakkan bola matanya."Hah! Yang benar saja Pak, nggak diperiksa kok bisa-bisanya Bapak memberi saya nilai E?!" protesnya.

Tanpa menjelaskan, Ilham berdiri sambil membereskan barang-barangnya.

"Minggu depan kamu ikut semester pendek untuk perbaikan nilai kamu," tukasnya sambil berlalu meninggalkan Fiandra yang masih syok.

Fi terbengong dengan perasaan kecewa

"Yah berarti liburan ini gue nggak bisa pulang kampung dong," gumamnya dengan lirih.

Fiandra menatap punggung Ilham yang berlalu meninggalkannya. Wajahnya mulai memerah dengan nafas yang mendengus-dengus karena berusaha menahan emosinya."Sudah diomelin, di permalukan dan di beri nilai E untuk kesekian kalinya! Ih kesel banget gue!"

Ratu menghampiri sahabatnya itu ,karena kasihan melihat fi itu yang selalu di marahi.

"Fi! Lu salah apa sih sama Pak Ilham. Setiap ujian matematika lo selalu dapat nilai E di mata kuliah beliau?" tanya Ratu. Ekspresi terlihat bingung.

"Tau tuh perjaka tua! sensi banget sama gue, bisa-bisanya dia langsung menilai hasil ujian gue tanpa memeriksa terlebih dahulu."

Haha tawa Ratu. "Nasib lo deh Fi, lagian lo suka banget berurusan dengan pak Ilham. Sudah tau dia dosen killer."

"Mana pernah gue cari masalah sama dia, dia saja cari masalah sama gue! Lihat  aja, gue bakalan sumpahin tuh si Ilham, biar nggak ada perempuan yang mau nikah sama dia, biar jadi bujang lapuk seumur hidup." Fiandra memicingkan matanya sambil mendengus dengan napas yang tak beraturan.

"Haha, jangan-jangan pak Ilham melakukan itu, karena ingin menarik perhatian loh kali, Fi. Lo kan cantik, ya meskipun rada kurang waras. Atau pak Ilham sengaja memberikan nilai E biar lo ikut dan bisa bertemu dengannya di semester pendek nanti. Jangan-jangan Pak Ilham suka sama lo kali." Ratu mencolek dagu sahabatnya itu coba menggoda.

"Ih amit-amit jabang bayi, meskipun di dunia ini laki-laki cuma tinggal si Ilham itu, gue nggak akan mau jadi bininya," ucap Fi dengan bibir yang gemetar karena kesal.

"Haha, Bagus deh kalau lo gak suka pak Ilham , kan gue gak punya saingan lagi. Secara pak Ilham itu kan ganteng banget, memiliki bentuk tubuh proporsional serta otak yang cerdas. Benar-benar sempurna, lumayan untuk memperbaiki keturunan, haha."

'Oh pak Ilham!  jadikan aku milikmu, jangankan yang pertama, jadi yang kedua, ketiga atau yang keempat aku juga mau! I love you! Pak."

Fiandra memutar bola matanya segala arah melihat Ratu yang terlihat norak.

"Yaelah lu suka sama Pak Ilham ? Kenapa nggak nyatain cinta saja sama beliau? tanyanya. " Kali aja lu langsung diterima jadi bininya. Karena setahu gue, nggak akan ada yang mau sama pria galak seperti dia."

"Nah itu dia gue takut, takut ditolak mentah-mentah sama pak Ilham. Hm

"Jangan kan menyatakan cinta, melihat tatapannya saja gue seperti terbunuh, saking tajamnya tatapan matanya itu, Fi." kata Ratu dengan menggebu-gebu. "Gregetan gue sama dosen killer yang satu itu, ganteng tapi galak, jadi penasaran kalau di atas ranjang, pak Ilham galak juga gak ya," lanjutnya sambil menaik turunkan alisnya.

"Terserah loh deh!" Fi yang masih kesal berlalu meninggalkan Ratu.

Terpopuler

Comments

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

jgn galak" pak, ntar cinta 😅

2024-11-13

1

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

kek aku ya 🤭

2024-11-13

1

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

dosen sialan ya 🤣🤣

2024-11-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!