Niatnya kabur dari rumah dan memilih berpetualang sendiri, membuat Josceline harus berurusan dengan pria menyebalkan bernama Damian.
Celine sama sekali tak tahu jika dia telah berurusan dengan seorang Mafia kejam. Bagaimana kisah mereka nantinya? Simak kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8. Asal Dia Perempuan
Di Mansion Besar, tempat kediaman keluarga Roberto. Diego sedang bermain catur dengan adik Damian yaitu Exel. Saat Diego hendak menggeser pionnya, tiba-tiba terdengar teriakan istrinya dari dalam kamar. Diego dan Exel langsung berlari menaiki tangga dan mencari keberadaan Anne.
"Mom, what happen?"
"Diego, Exel, look."
"Ada apa, Sayang?" Kau membuat jantungku hampir terlepas karena teriakanmu itu."
"Maafkan aku. Aku terlalu kaget dengan info dari Mateo. Apa benar ini adalah putramu, Sayang?"
Diego mengambil ponsel istrinya dan membuka pesan dari Mateo. Reaksi Diego pun sama tak percayanya dengan istrinya.
"Apa putra kita baru saja mengalami kecelakaan dan hilang ingatan? Kenapa dia tiba-tiba begitu?"
"Kita harus pulang ke Amerika, Sayang. Aku ingin bertemu gadis itu."
"Dia mungkin hanya wanita panggilan, Anne. Jangan terlalu menaruh harapan besar pada putramu," ujar Diego mengingatkan.
"Exel, coba kau lihat ini. Apa kau punya pemikiran yang sama seperti mommy atau daddy?"
Axel melihat video berdurasi singkat dan beberapa foto Damian yang sedang bertingkah manja pada seorang gadis muda.
"Ku rasa, insting mommy kali ini tepat, Dad. Lihat di video ini bagaimana cara kakak memandang gadis itu. Meski pencahayaan di ruangan itu tak terlalu terang, tapi mata kak Damian tidak lepas dari gadis itu. Kakak sseolah sangat memujanya.
"Tapi bukankah mommymu sudah memiliki kandidat lain?" kata Diego.
"Mommy tidak peduli. Asalkan itu seorang perempuan. Mau Zenya atau gadis itu bagiku sama saja. Asal usulnya pun juga aku tidak akan mempertanyakannya. Yang penting putra kita menyukainya. Aku sudah tidak sabar ingin segera menggendong cucu."
"Jika begitu, besok kita pulang. Semoga kali ini anak itu benar-benar serius," ujar Diego.
***
Sementara itu, di Villa milik Damian, pria itu masih terus bersikap manja pada Celine hingga Celine merasa risih. Mario tersenyum tipis. Jika saja sahabatnya Jackson melihat adegan ini, Damian pasti akan langsung diajak berduel. Secara Mario sangat paham bagaimana Damian dan juga bagaimana Jackson.
"Hai, maaf aku datang terlalu malam, Aku menyelesaikan pemotretanku dulu."
"Tidak apa-apa Leticia. Pesta ini juga baru saja akan dimulai," jawab Juan.
Celine sesaat menatap wanita cantik di depannya. Namun, Celine seakan tak peduli sama sekali, dia bersikap tak acuh.
"Hai, Dam. Aku membawa hadiah untuk villa barumu."
Damian mengangkat wajahnya dari bahu Celine. Dia menatap kelima temannya. Dia tak suka jika ada wanita yang datang ke Villanya tanpa ijin darinya.
"Sorry, Bro." Juan hanya mengatakan hal itu, semua tahu bagaimana Damian jika tak menyukai sesuatu. Damian bahkan tak segera mengambil hadiah yang diulurkan oleh Leticia. Celine yang menangkap situasi canggung itu pun berniat menerima hadiah dari wanita itu.
"Terima kasih," ujar Celine sembari mengambil hadiah itu. Namun, Leticia sepertinya tak suka dengan keberadaan Celine.
"Aku memberikannya pada Damian. Siapa kau?" tanya Leticia.
"Ticia, kau bilang ingin kemari hanya untuk memberikan hadiah. Bukan mengacau," kata Juan tak enak hati pada Celine, tapi rupanya gadis itu cukup tebal muka. Celine langsung melepaskan tangannya dari hadiah Leticia.
"Pergilah, aku tak mengundangmu!" ujar Damian tegas. Namun, pria itu tak menatap Leticia sama sekali. Damian lebih memilih memainkan ujung rambut Celine yang curly.
"Tapi, Dam. Aku kemari hanya untuk menyerahkan hadiah ini untukmu."
"I don't care dan aku juga tidak pernah memintamu untuk datang."
Leticia hampir menangis, Juan segera menariknya dan membawa wanita itu pergi. Celine menghela napasnya kasar.
"Ada apa, Baby?"
"Bolehkah aku ke kamar. Aku malas jika harus menghadapi wanita-wanitamu."
"Tidak akan ada lagi wanita yang akan masuk ke villaku ini."
"Apa kau bisa menjamin?"
"Hmm ya." Jawab Damian sembari mengendus aroma parfum Celine dari ceruk leher gadis itu. Celine sampai harus menahan kepala Damian. Karena apa yang dilakukan Damian membuat bulu kuduknya merinding.
"Damian, please stop it," desis Celine. Damian hanya menyeringai tipis. Entah mengapa dia sangat suka sekali mengganggu Celine.
...****************...
Visual Celine dan Damian