Ada Cinta Di Pesantren

    Faizal duduk di sofa kamar nya, sedang berfikir entah kenapa ia begitu merasa khawatir saat melihat Shafia terluka seperti tadi.

Sebelum nya perasaan itu akan datang saat ada salah satu anggota keluarga yang sakit.

Tapi,, entah kenapa sekarang ia merasakan kekhalifahan pada seorang gadis yang baru ia tau namanya saja.

    "Arrgh.... "

Faisal mengacak acak rambut nya sendiri, ia merasa pusing sendiri dengan perasaan nya saat ini.

Ia lalu beranjak dari tempat duduk nya, sebelum ia keluar dari kamar nya ia merapikan penampilan nya terutama sorban putih yang sempat ia lepas kan tadi.

Setelah merasa penampilan nya lebih baik ia berjalan keluar menuju ke kantor pimpinan pesantren.

Karena sebelumnya ia diamanahkan oleh Abi nya untuk membantu mempersiapkan acara untuk malam isra mi'raj.

Di ruang pimpinan pesantren teryata Faizal sudah di tunggu para pimpinan pesantren.

Karena biasanya di pesantren, setiap ada acara acara besar seperti ini, akan diadakan lomba untuk para santri.

Berbagai perlombaan diadakan seperti Qiro'atul, tahfidz Alquran, atau pun Dakwah.

Beberapa santri di tunjuk untuk menjadi panitia lomba sekaligus panitia acara isra mi'raj.

Dari pihak santri putra akan dipilih 3 orang, dan 3 orang lagi dari pihak santri putri sebagai perwakilan.

Mereka berkumpul di tempat rapat untuk memilih 6 perwakilan dari santri sebagai panitia acara.

    "Baiklah, kali ini kita akan mempersiapkan lomba sebelum acara isra mi'raj seperti biasanya"

   "Untuk ketua panitianya Gus Faizal, dan wakil nya ustadz Salman. dan untuk panitia perwakilan nya Gus Faizal mau pilih sendiri atau Abi yang pilih kan'? ucap Kyai.

   " Abi saja yang pilihkan " Jawab Gus Faizal.

   "Baiklah kalau begitu Abi pilih ustadz Amar, udin dan Zaka. dan untuk perwakilan dari santri putri Abi pilih Ustazah Zahra, Imah dan Nindi" ujar Kyai Achmad.

    "Baik Kyai" ucap semuanya.

Mereka yang telah dipilih sebagai panitia oleh Kyai Achmad, tidak lain adalah ustadz dan ustazah dan para santri putra dan putri yang memang sudah lama di pesantren itu.

   "Untuk panitia lomba Qiro'atul akan di pegang ustadz Amar dan ustazah Zahra, untuk tahfidz Qur'an Udin dan Nindi begitu juga untuk Dakwah yang pegang Zaka dan Imah. sisanya bisa mempersiapkan pada Gus Faizal dan Ustadz Salman" ucap Kyai.

  "Bagaimana siap semuanya"? tanya Kyai kemudian.

  " InsyaAllah Kyai "

  " Baiklah, kalian bisa langsung mengumumkan informasi ini, dan semua santri wajib mengikuti lomba ini" ucap Kyai.

Setelah itu, mereka keluar dari ruang rapat dan segera mengerjakan tugas mereka.

Acara akan di adalah satu minggu lagi, dan mereka harus mempersiapkan lomba dan acara isra mi'raj secara bersamaan.

  Setelah selesai Sholat Ashar sore ini, semua santri di kumpulkan di madrasah umum dekat masjid.

 Ketua panitia yaitu Gus Faizal akan menyampaikan acara demi acara yang akan di selenggarakan satu minggu lagi sekali gus untuk memperingati acara isra mi'raj.

    "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap Gus Faizal membuka pengumuman ini dengan salam.

   "Warahmatullahi wabarakatuh" jawab semuanya.

    "Baik, alhamdulillah kita sudah masuk ke pertengahan bulan Rajab. Dan seperti yang sudah kita tau tiap tahun menjelang acara Isra mi'raj kita akan mengadakan beberapa lomba.

Dan untuk lomba itu sendiri ada Dakwah, Qiro'atul dan tahfidz Qur'an.

Dan perlu di tekan kan kembali, semua santri wajib wajib mengikuti perlombaan, minimal satu perlombaan " ujar Faizal.

Semua santri memperhatikan setiap ucapan Gus Faizal, dan mereka faham.

"Apakah kalian sudah faham"? tanya Faizal memastikannya semuanya sudah mendengar.

" InsyaAllah Gus" jawab semua santri.

"Satu hal lagi, jika kalian mau mengikuti salah satu lomba. kalian bisa mendaftarkan diri sama panitia lomba.

Untuk santri putri bisa daftar sama ustazah Zahra, Nindi dan Imah. untuk santri putra daftar sama Ustadz Salman, Udin dan Zaka. paham ya semua"? jelas Faizal lagi.

Pengumuman selesai di sampai kan, para santri pun kembali ke kamar masing-masing.

Mereka sibuk memilih lomba apa yang akan mereka ikuti.

Dan panitia pun sibuk mempersiapkan peserta lomba dan mempersiapkan acara isra mi'raj.

Pagi hari nya, semua santri sudah mulai melatih kemampuan untuk mengikuti setiap lomba yang mereka ikuti.

Shafia, Tiara dan Via mereka sedang duduk di Gazebo favorit nya tanpa Nindi. karena Nindi di tunjuk sebagai panitia dia jadi sibuk.

"Kamu ikut lomba apa Vi.? tanya Tiara

"Aku bingung, jadi aku pilih Qiro'atul Qur'an saja" jawab Via.

"Kalau kami apa Sha"?

" Aku sendiri juga bingung, Qiro'atul aku belum faseh, apa lagi Tahfidz!

"Terus"? tanya Tiara lagi penasaran.

" Aku ikut lomba Dakwah"! Jawab Shafia.

" Ya udah, yuk sebaiknya kita balik ke kamar"? ajak Tiara yang langsung dianguki Shafia dan Via.

Namun.

BRUK

Shafia yang berjalan pincang karena terjatuh kemarin, kembali terjatuh karena tersandung sesuatu.

Sontak kedua teman nya langsung berhenti melangkah dan membantu nya berdiri.

"Shafia, kamu gak papa"?

" Sss... kaki ku sakit banget Ra, Vi! Ringis Shafia menahan sakit.

Shafia menatap sekeliling nya, ternyata jarak dia meter dari nya, Shafia melihat seorang santri tengah tersenyum miring.

"Benar dugaanku, ada yang sengaja mengandung kaki ku"

"Maksut kamu apa? bikin aku jatuh hah..?

" Kamu sengaja kan bikin aku jatuh"?

Tanya Shafia dengan suara agak keras.

Kedua teman nya agak bingung mendengar ucapa Shafia, dan baru paham setelah melihat orang yang menjadi lawan bicara Shafia saat ini.

"Ooh.. jadi kau sengaja menjatuhkan teman ku? cari masalah kau"?

Saat ini Tiara sudah naik darah melihat santri yang ada di depan nya.

Namun santri itu terlihat santai sambil melipat kedua tangan nya.

" Kamu saja yang lemah, masa cuma kesandung saja langsung jatuh" ucap nya dengan nada mengejek.

"Oh.. nantang ya kamu? sini biar aku sekolah kan dulu mulut mu itu"

Tantang Tiara mendekat ke arah santri itu, namun langsung di tahan oleh Via dan Shafia.

Tiara ini memang yang paling bar bar diantar mereka jika sudah berbicara, mungkin memang sudah karakter orang nya yang memang begitu, namun sebenarnya hati nya lembut dan tulus dan paling perhatian.

Seperti saat ini, dia menjadi garda terdepan saat ada orang yang berniat jahat kepada salah satu teman nya.

"Sudah sudah, gak usah diladenin orang kaya gitu, buang buang waktu saja"

Via mengiring teman nya untuk pergi dari tempat itu.

Belum puas, santri itu kembali berteriak.

"Hai pincang, hati hati dijalan, jatuh lagi lumpuh lho"

Tapi Tiara dan teman teman nya tak memperdulikan nya, dan tetap melangkah meninggalkan santri itu.

"