Karena jebakan yang dilakukan oleh kakak tirinya, Pagi itu Anggun mendapati dirinya berada di dalam selimut yang sama di atas tempat tidur bersama dengan seorang CEO yang dia tahu berwatak kejam dan bengis.
Satu bulan kemudian Anggun mengetahui dirinya sedang hamil. Karena tidak ingin hidup dia dan juga Papanya berada dalam bahaya, Anggun memilih untuk pergi ke luar negeri. Dan di sanalah Anggun melahirkan seorang anak yang genius.
Tetapi Anggun memilih menyembunyikan identitas putranya, karena tidak ingin CEO yang kejam itu mengetahui keberadaannya yang mungkin akan berbahaya bagi nasib dia dan putranya
Enam tahun kemudian dia bertemu kembali dengan pria itu, yang ternyata juga mencarinya selama ini.
Bagaimana kelanjutan kisah mereka, Apakah keduanya bisa bersatu dan hidup dengan bahagia?
Ikuti kelanjutannya dalam ; CEO itu AYAH ANAKKU
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5
Enam tahun kemudian, di belahan negara XX , di sebuah desa yang sangat asri.
"Arthur Jordi....!" teriak seorang wanita sambil menggedor pintu kamar.
"I'm coming Mommy.. !" Seorang anak laki-laki muncul dari pintu yang terbuka dengan mengucek matanya yang masih setengah terpejam. "Hoaem .." di iringi uap an dari mulutnya
"Jangan bilang kau bermain laptop sampai pagi sampai sampai tidak bisa bangun pagi !" wanita itu bicara sambil.berkacak pinggang.
"Maaf Mommy ..!!" ucap Arthur sambil menggoyang goyangkan badan dengan dua tangan terkait di belakang pinggul dan kepala menunduk. Seolah dia benar-benar merasa bersalah, Bak bocah kecil yang teramat polos.
Cih ... polos konon ??
"Kalau saja Mommy mau dengan sukarela memberi tahu aku siapa Daddy aku, Tentu saja aku tidak bekerja sekeras ini untuk bermain laptop..!" batin Arthur. "
Tapi Tenang saja Mommy, sudah aku dapatkan meskipun tanpa pemberitahuan dari Mommy " lanjut Arthur dalam hati.
"Ya sudah sekarang Cepat mandi dan kita akan turun untuk sarapan.." titah Anggun
"Oke Mommy..!" jawab Arthur dengan meletakkan tangan di keningnya, seperti menghormat bendera. Lalu bocah itu pun segera bergegas berlari menuju kamar mandinya. Anggun hanya menggelengkan kepala dan menghembuskan nafas kasar melihat tingkah putranya itu. Lalu masuk ke kamar putranya untuk membereskan kamar itu
"Arthur Jordi ...!! Sejak kapan laptopmu dikunci??" Teriak Anggun pada putranya yang masih berada di kamar mandi.
"No Mommy, kalau Arthur tidak kunci, nanti Mommy pasti hapus game Arthur..?!" balas Arthur.
"Huh.. untung aku sempat menguncinya tadi malam sebelum tidur. Kalau tidak Mommy pasti sudah menemukan apa yang ada di sana. Tidak Mommy tidak boleh tahu apa yang aku rencanakan sebelum semuanya selesai. Tenang saja Mommy, Arthur yang akan membuatmu bersatu dengan Daddy.!" batin Arthur yang baru saja keluar dari kamar mandi. Melihat Apa yang dilakukan Mommynya di depan laptopnya.
"Mommy jangan khawatir Arthur tidak akan bermain yang aneh-aneh! Putra Mommy ini kan pintar!" ucap Arthur. Dengan gaya bocahnya.
"Awas saja jika Mommy tahu ada yang tidak beres Mommy akan jual laptopmu..!" ancam Anggun. yang berbicara sambil berkacak pinggang dengan mata melotot tajam ke arah putranya.
"I know Mom..! aku ini anak yang penurut jadi Mommy tidak perlu khawatir!" Anggun mencebik kan bibirnya mendengar kata-kata bocah kecil itu. Tentu saja dia tahu putranya itu tak bisa dipercaya.
Tetapi dia juga tidak bisa bersikap keterlaluan pada putranya dia maklum putranya itu masih kecil dan untuk anak seusia Arthur memang sedang butuh-butuhnya perhatian. Dan anak seusia Arthur memang selalu penasaran untuk mencoba apapun. Jadi dia hanya bersikap halus pada putranya, dan mencoba membimbingnya agar sang putra tidak salah langkah.
"Uncle Adam akan menjemputmu dan segera mengantarkanmu ke sekolah! Cepatlah bersiap!!" titah Anggun lagi
"Arthur sudah siap Mommy!" jawab Arthur. "Oh iya Mommy, Apakah akhir pekan nanti kita akan jadi pulang ke tempat Grandpa?"
"Kau sudah tidak sabar rupanya" kekeh Anggun sambil mengacak rambut Arthur gemas.
"Tentu saja Mommy!!" jawab Arthur "Dan lebih tidak sabar lagi untuk bisa Melihat wajah Daddy ku secara langsung!" lanjut Arthur dalam hati.
***
"Arthur.. kelihatannya kau bahagia sekali hari ini?" tanya Adam dalam perjalanan mereka menuju sekolah Arthur.
"Tentu saja uncle, Akhir pekan nanti aku akan bertemu Grandpa.!" jawab Arthur dengan mata berbinar
"Ah , begitu rupanya? Apa begitu di sana nanti kau akan melupakan uncle?" Adam berpura-pura merajuk
"Itu tidak akan terjadi uncle, !" Arthur menjawab dengan menatap lekat ke arah Adam. Adam terkekeh pelan, Lalu mengusap rambut arthur dan kembali fokus pada jalanan yang di hadapannya.
"Uncle... nanti rambut Arthur rusak..!!" Arthur merengek menggemaskan membuat Adam tergelak. Dan setelah itu kembali fokus pada kemudi.
"Uncle..!" panggil Arthur pada Adam tanpa menolehkan wajahnya yang fokus ke depan,
"Hem?" sahut Adam
"Apa boleh arthur berbicara sesuatu ?" Adam menoleh, Ini bukanlah Arthur yang biasanya. Karena Arthur tak pernah perlu ijin hanya untuk sekedar bicara. Dan Arthur yang biasanya tak pernah bicara dengan nada datar seperti itu.
"Apa ..?" tanya Adam .
"Arthur tahu Uncle menyukai mommy, tapi... Arthur minta maaf, Arthur tidak ingin uncle Adam yang menjadi Daddy Arthur!" ucap Arthur datar tanpa menoleh ke arah Adam.
ckiiitttt...
"Auws..!" Arthur memegang keningnya.
Adam tersentak dengan ucapan Arthur hingga dia mengerem secara mendadak.
"Maaf .. Uncle tidak sengaja ..!" ucap Adam merasa bersalah
"It's oke , no problem Uncle. Don't worry. I'm Ok..!" jawab Arthur. Dia paham kenapa Adam sampai melakukan itu
"Apa maksud kamu berbicara seperti tadi ..?!" Adam bertanya pelan. Mobil sudah di bawa minggir. Dia ingin mendengar penjelasan dari Arthur.
"Saya tahu Uncle pasti paham apa yang saya maksud!" jawab Arthur,. Kali ini dia membalas tatapan Adam. Adam memandang nya seolah tak mengerti.
"Saya tahu Uncle orang baik, Saya tahu Uncle yang selama ini menemani dan selalu membantu Mommy. Tapi Arthur minta Uncle tidak menjadikan itu sebagai hutang budi yang harus Mommy bayar. Karena sampai kapanpun saya tetap menginginkan Mommy bersatu dengan Daddy. !" ucap Arthur panjang lebar.
Adam tercenung. Apakah yang sedang berbicara dengannya saat ini benar-benar si kecil Arthur? seorang anak berusia lima tahun atau kah bukan . Bahkan anak ini berbicara formal sekali.
"Apakah yang ada di depanku saat ini benar-benar si kecil Arthur, ataukah ini lah sisi dia yang sebenarnya, Apakah sifat polosnya di depan Anggun Mommy nya selama ini hanya pura-pura saja?" batin Adam berkecamuk
"Tapi kau tidak tahu siapa Daddymu ?!" Adam mencoba menelisik.
"Saya akan mencari tahu..!" tegas Arthur.
"Aku tahu uncle , Aku tahu siapa Daddy ku, Dan aku tahu kesalahan yang terjadi di antara dia dan Mommy , Aku sudah mencarinya selama satu tahun ini. Dan sekarang aku tidak akan diam !" batin Arthur sambil menatap lekat ke arah Adam .
"Bagaimana jika Daddy mu tidak bisa menerima Mommy ?!" Adam masih mencoba untuk mencari celah
"Maka saya yang akan membuat dia menerima nya , Atau saya akan menghancurkan nya. !" jawab Arthur, Ada kilat aneh terlihat dari mata bocah kecil itu. Membuat Adam sedikit bergidik ngeri .
"Saya akan berdoa semua yang terbaik untuk Uncle!" lanjut Arthur. Adam hanya bisa menghela nafas pasrah
"Aku bahkan belum mulai berjuang yang sesungguhnya, Tetapi aku sudah kalah dari Ayah anakmu!" batin Adam
"Ya ya ya... baiklah jagoan, kita lupakan saja , Lagipula Uncle ini pria yang sangat tampan, Tidak sulit bagi Uncle mencari wanita yang lebih cantik dari Mommy mu!" ucap Adam pada akhirnya. Tak mungkin dia ngeyel jika dari awal saja sudah di tolak.
"Uncle akan mendapatkan nya..!" Arthur tersenyum
"Tentu saja . !" balas Adam percaya diri
"Tapi tak ada yang lebih cantik dari Mommy !"
"Dan sayangnya itu benar !" Adam hanya bisa menghembuskan nafas kasar ." Sudah lupakan, dan jangan lagi bicara seperti lelaki tua. Uncle geli mendengar nya !"
Arthur tertawa , dan dalam sekejap sifatnya sebagai bocah sudah kembali.
"Uncle, jangan adukan Arthur pada Mommy ya please!!" Arthur memohon dengan raut imutnya
"Baiklah ini rahasia kita berdua !" jawab Adam
"Rahasia dua lelaki " girang Arthur. Adam tersenyum melihat tingkah bocah itu.