Dewasa 🌶
Hasha, putri bungsu keluarga Drake dijebak oleh temannya sendiri. Ia hampir diperkosa oleh laki-laki hidung belang. Namun malam itu, seorang pria dari masa lalunya tiba-tiba muncul menyelamatkannya dari laki-laki hidung belang tersebut.
Namun seperti kata pepatah, lolos dari lubang buaya, masuk ke lubang singa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 26
Zayn dan Hasha memasuki salah satu butik terkenal dengan rancangan yang bagus serta mewah. Pemiliknya adalah sahabat baik dari mamanya Zayn. Butik ini sangat terkenal di kota Banyak artis-artis top memakai gaun dari butik ini juga, bahkan anak-anak konglomerat tahu butik ini. Butik dalam negeri yang tak kalah saing mereknya dengan negara luar. Perancangnya banyak yang dikerjakan dari luar negeri. Perancang-perancang ternama tentunya.
Pada saat mereka memasuki butik, seorang manajer yang melihat langsung mengenali Zayn dan menghampiri mereka.
"Selamat pagi menjelang siang tuan Zayn." sapa wanita itu ramah. Ia juga tersenyum pada Hasha. Kemaren waktu pemilik butik ini bilang Zayn akan datang fitting baju dengan calon pengantinnya, wanita ini berpikir pasangan Zayn adalah wanita dewasa, bernampilan elegan dan sombong.
Wanita mana yang tidak akan menjadi sombong coba kalau pasangannya adalah laki-laki serba punya segalanya seperti Zayn? Pacaran saja pasti sudah sangat sombong, apalagi ini menikah.
Namun perempuan yang datang bersama Zayn ini terlihat muda, ramah dan sederhana. Meski begitu wajahnya sangat segar, cocok sekali dengan Zayn. Pokoknya jauh dari ekspektasi pertama si manajer ini saat mengira-ngira wanita seperti apa yang akan dinikahi pria seperti Zayn.
"Mari saya antar kan ke ruangan fitting bajunya." kata wanita itu. Ada beberapa pasang mata yang menatap ke arah mereka.
Kebanyakan dari mereka terpesona melihat Zayn. Karena rata-rata yang berada di dalam butik tersebut adalah kaum hawa. Zayn menarik lembut tangan Hasha mengikuti manajer wanita yang telah berjalan mendahului mereka.
"Siapa pria itu? Apa dia artis pendatang baru? Atau model?"
"Pasti bukan artis atau pun model. Auranya seperti CEO muda."
"Betul, coba lihat penampilannya. Rata-rata penampilan CEO tampan di film-film terlihat seperti itu.
Dan gosip pun mulai terdengar di butik tersebut. Zayn dan Hasha sudah tidak dengar lagi karena mereka sudah masuk ke dalam tempat fitting.
"Kamu pasti kenal kan?" salah satu dari wanita yang bergosip itu bertanya ke seorang karyawan yang berdiri di dekat mereka.
"Iya tahu kak, laki-laki tadi adalah Zayn Alexander, memang seorang CEO. Tapi perusahaannya ada di luar negeri. Bos kami adalah sahabat baik ibunya." ucap karyawan tersebut. Mereka selalu diajarkan harus sopan dan ramah pada tamu.
"Tuh kan apa kataku. Dia memang CEO."
"Kalau perempuan yang datang bersamanya tadi siapa?"
"Kalau itu saya kurang tahu kak, tapi yang saya dengar tuan Zayn akan segera menikah, hari ini memang datang buat fitting baju pengantin. Mungkin wanita yang tadi adalah calon isterinya."
Wajah perempuan-perempuan itu pun berubah. Tentu karena tidak ada harapan lagi bagi mereka untuk bermimpi bersama laki-laki keren itu.
"Ternyata sudah mau menikah, beruntung sekali wanita yang dia nikahi."
Pembicaraan tentang Zayn pun berlalu begitu saja. Tak ada yang membicarakan laki-laki itu lagi dan fokus kembali dengan memilah-milah gaun yang berbaris rapi dipajangan.
Di dalam ruang fitting, pupil mata Hasha melebar ketika melihat ada banyak sekali gaun pengantin berwarna putih yang dipakaikan ke tubuh patung yang ada dalam lemari kaca.
Indahnya. Sungguh indah. Hasha suka semuanya, sungguh. Meski dia bersikeras belum siap menikah dengan Zayn, tapi begitu melihat gaun-gaun indah ini, dia jadi ingin memakai semua gaun itu. Hahah, lucu sekali. Siapa suruh semuanya sangat indah.
"Melihat ekspresimu, kamu pasti ingin pakai semua gaun itu kan?" Zayn berbisik pelan di telinga Hasha.
"Kok bang Zayn tahu?!" seruan kencang Hasha membuat si manajer tadi dan seorang temannya kaget.
Zayn tertawa pelan mengacak-acak rambut Hasha.
"Wajah kamu nggak bisa nipu." Zayn mencubit gemas wajah Hasha dan Hasha menggeplak tangan lelaki itu.
"Udah tembem wajah aku, jangan dibikin tambah tembem!" ucapnya, anehnya dia seperti tidak ada lagi rasa takut pada pria ini, seperti sebelumnya.
"Nggak apa-apa tambah tembem, lebih enak." bisik Zayn menggoda, Hasha langsung mencubit perutnya membuat pria itu meringis tanpa mengeluarkan suara. Zayn sadar masih ada orang lain di dalam ruangan ini, dan dia masih tahu tempat.
Sementara itu kedua wanita yang berdiri di belakang mereka saling bertukar pandangan lalu senyum-senyum. Ternyata laki-laki dengan tampang beringas seperti Zayn bisa lembut juga. Beruntung sekali wanita itu.
"Mau coba yang mana nona?" tanya si manajer, maju mendekati mereka.
Pandangan Hasha mengitari semua gaun putih, lalu menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal. Dia suka semuanya tapi hanya bisa memilih satu jadi dia bingung.
"Yang paling mahal ada nggak?"
Tiba-tiba Hasha menanyakan sesuatu yang membuat Zayn lagi-lagi mengulum senyumnya. Hasha sendiri bertanya begitu karena menurutnya yang paling mahal pasti yang paling bagus di antara semua gaun di sini. Dia hanya pakai gaun pengantin sekali seumur hidup, tidak salah kan kalau memilih yang terbaik?
"Ada, tapi di ruangan lain. Nona dan tuan Zayn bisa tunggu sebentar?"
Hasha mengangguk di ikuti Zayn. Setelah menunggu beberapa saat dia karyawan itu kembali dengan membawa gaun putih yang cukup besar lalu meletakkan digantungan tinggi agar Hasha bisa melihatnya dengan leluasa.
"Wahhh!" Hasha tak berhenti-berhenti kagum. Mulutnya terbuka lebar melihat gaun tersebut. Ia suka sekali rancangannya. Bahannya adem dan ukuran gaunnya terlihat pas dibadannya.
"Kamu suka yang ini?" Zayn bertanya dan Hasha menganggukkan kepala.
"Gaun ini dirancang khusus oleh desainer terkenal dari Perancis. Hanya ada satu di dunia." kata manajer yang tadi.
"Harganya 3,3 Milyar."
Hasha kaget. Dia pikir hanya ratusan juta, tapi sampai tiga milyar lebih? Rasanya mahal sekali, tapi Hasha sudah suka. Wanita itu menatap Zayn.
"Bang Zayn punya uang segitu? Kalo nggak sanggup kita patungan aja. Hasha bisa pinjam uang ke bang Flint sama bang Suho." kata Hasha tanpa berpikir panjang. Kata-katanya membuat kedua karyawan itu hampir tak dapat menahan tawa mereka.
Masa 3,3 milyar saja seorang Zayn nggak punya. Itu nggak masuk akal. Dia punya perusahaan sendiri yang sudah terkenal di luar negeri, jumlah itu sih terbilang kecil sekali buat seorang Zayn.
Zayn pun ingin tertawa. Dia merasa lucu mendengar Hasha bilang mereka patungan saja.
"Aku beli butik ini saja sanggup, apalagi cuma satu gaun pengantin." Hasha berdecih.
"Cih, dasar sombong, mentang-mentang punya banyak uang. Ya udah nggak usah patungan, lagian yang maksa mau nikah cepat kan bang Zayn."
Kali ini Zayn tersenyum lepas. Sungguh sesuatu yang jarang terjadi.