DASAR, SUAMI DAN ISTRI SAMA-SAMA PEMBAWA SIAL!
Hinaan yang tak pernah henti disematkan pada Alana dan sang suami.
Entah masa lalu seperti apa yang terjadi pada keluarga sang suami, sampai-sampai mereka tega mengatai Alana dan Rama merupakan manusia pembawa sial.
Perselisihan yang kerap terjadi, akhirnya membuat Alana dan sang suami terpaksa angkat kaki dari rumah mertua.
Alana bertekad, akan mematahkan semua hinaan-hinaan yang mereka tuduhkan.
Dapatkah Alana membuktikan dan menunjukkan keberhasilannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon V E X A N A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PAM29
Ku hubungi kontraktor yang kemarin membantuku membangun cafe. Ku ajak Bima juga untuk membicarakan konsep desainnya. Menurut kontraktor, pembangunan tersebut membutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan. Waktu yang cukup singkat buatku untuk mempersiapkan menu, dan lainnya.
Lahan di belakang cafe akan dibangun menjadi bangunan 2 lantai ditambah dengan rooftop. Rooftop ini akan menyambung sampai depan. Tapi, setengah yang bagian depan akan menjadi taman. Selain mempercantik penampakan bangunan cafe dari jalan dan rooftop sendiri, juga supaya udara di rooftop menjadi segar.
Lahan parkir juga harus ditata ulang supaya penampakannya menjadi indah jika dilihat dari rooftop. Maklum aja sekarang kan sedikit-sedikit orang suka memotret dan memposting di media sosial mereka, jadi kami harus memastikan pemandangan 360° cukup menarik untuk pelanggan.
Untuk bangunan lantai dasar nanti akan tersambung dengan cafe melalui lorong yang membelah taman dan bercabang. 1 cabang menuju dapur, 1 cabang menuju samping cafe dan parkiran. 2 lantai ini bisa disewa 1 lantai atau disekat jika pelanggan ingin menyewa dengan jumlah lebih kecil.
Dapur dan freezer tempat penyimpanan pun aku bedakan meski terhubung, supaya lebih mudah memantau persediaan bahannya.
Karena renovasi ini, bagian belakang cafe ditutup sementara, supaya debunya tidak mengganggu pengunjung cafe.
Bima yang menjadi penanggung jawab renovasi ini, setelah kami sepakat konsep apa yang akan diusung.
Alif menghampiriku ketika aku sedang memeriksa laporan penjualan.
"Mbak, permisi nanya ya. Untuk resto nanti akan mengusung menu tradisional kan ya, Mbak?"
"Iya, Lif. Kamu punya rekomendasi kokinya? Mbak masih belum menemukan orang yang tepat."
"Kalau Mbak berkenan, aku mau merekomendasikan bibiku, Mbak. Adiknya almarhum bapak. Bibi Anti namanya, yang sekarang sudah jadi janda dengan anak 3. Bibi ini biasa jadi tukang masak saat hajatan, Mbak. Jadi sudah biasa memasak dalam jumlah banyak."
"Oh ini yang kamu ijin karena pamanmu meninggal itu? Boleh tuh, Lif. Tapi Mbak bisa test food dulu, kan? Kalau cocok, kita langsung gas. Masak di rumah Mbak aja nanti."
"Boleh, Mbak. Ku beritahu Bibi ya, Mbak. Makasih ya Mbak buat kesempatannya. Tadinya Bibi mau buka warung aja di rumah, tapi, modalnya belum ada. Kematian paman yang mendadak mengacaukan semuanya."
"Emang ada kematian yang direncana, Lif? Kamu ini ada-ada aja."
Alif menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil nyengir. "Maksudku, Paman bahkan tidak sakit apa-apa, Mbak. Hari itu juga masih ngobrol ama aku di halaman rumahnya, sebelum aku berangkat ke cafe. Malemnya tidur tidak bangun-bangun lagi."
"Ya ampun. Turut bersimpati ya, Lif. Terus nanti anak-anaknya ama siapa?"
"Anak-anaknya sudah cukup besar. Sepupuku sudah SD dan SMP. Nanti mereka akan bareng adik-adikku, Mbak. Jadi aku bisa aplusan ama bibi ngejagainnya. Sekarang juga kalau malam seringnya adik-adik ama bibi. Rumah kami deketan, Mbak."
"Oh, ya udah kalau anak-anak aman. Mbak gak mau kalau dengan bekerja malah anak-anak terlantar, Lif. Soalnya nanti kerjanya juga tidak tenang." Aku lega mendengar penuturan Alif.
"Oh ya, Lif, kalau ada temanmu yang mau kerja, bisa diinfo ke Mbak juga. Untuk resto itu sepertinya Mbak butuh sekitar 8 orang. Sama 2 lagi untuk bantu kalian di cafe. --- Mbak perhatikan kecepatan pelayanan, agak menurun karena kalian sudah mulai kuwalahan. Mbak tidak mau kualitas kita menurun, baik rasa makanan minuman, maupun pelayanan."
"Iya, Mbak, cafe makin rame ya, Mbak. Syukurlah. Anak-anak muda suka menu kita, Mbak. Tradisional modern, udah gitu ... ramah di kantong pula."
"Syukurlah kalau diminati. Tapi ya itu tadi, Lif, kita tidak boleh lengah. Malah harus selalu berbenah. Saingan akan muncul tanpa bisa kita cegah. Cara promosi juga selalu bisa dicontek. Jadi kita mesti mikir hal baru apa yang sekiranya akan disukai pelanggan kita, dan bisa menarik pelanggan baru. Mbak sendiri tidak mungkin akan kepikiran ide baru terus. Kalau diantara kalian punya ide apa, bisa disampaikan. Nanti kita pikirkan bersama untuk diputuskan bisa direalisasikan atau tidak. --- Untuk tambahan karyawan cafe bisa dimulai secepatnya. Untuk karyawan resto, kamu bisa bicara dengan Bima. Dia yang akan bantu Mbak untuk menyeleksi. Dia nanti sama sepertimu, akan bertanggung jawab di resto. Kemungkinan untuk bagian resto akan mulai 2 minggu lagi. Karena bulan depan kan renovasi selesai, kita akan secepatnya soft opening."
"Aku coba hubungi teman-temanku di SMK ya, Mbak. Nanti kalau ada yang berminat, lamarannya kukasih ke Mbak, gimana?" tanya Alif.
Aku mengangguk lalu menoleh pada Bima yang datang mendekat.
"Hay, Mbak. Hay ,Lif." sapa Bima.
"Halo, Mas." Alif balik menyapa.
"Bima, kebetulan kamu ada di sini. Mbak baru bahas resto dengan Alif. Bibinya Alif ditawarkan untuk menjadi kokinya karena kebetulan biasa jadi tukang masak saat hajatan. Nanti kita akan test food masakannya. Terus ... mengenai bagian pelayanan, Mbak minta tolong kamu dan Alif yang seleksi karyawan. Mbak perkirakan sekitar 8 orang yang kita butuhkan. Dalam 2 minggu ini kalau bisa sudah ada, supaya mereka cukup waktu untuk dilatih."
"Siap, Mbak. Barusan kontraktornya bilang kemungkinan jadinya lebih cepat. Terus rencana soft opening nanti gimana, Mbak?"
"Mbak kepikiran ngasih diskon selama 3 hari. Diskon 50% untuk tamu yang makan di tempat, dan 25% untuk yang bungkus. Kalau kalian berdua ada ide lain, silahkan disampaikan."
"Kenapa dibedakan diskonnya, Mbak?" tanya Alif.
"Supaya tempat ini kelihatan rame. Kalau diskonnya sama aja nanti pada milih bungkus kan terlihat sepi," jelasku ke mereka.
"Ya ampun, Mbak sampe kepikiran begitu lho. Salut aku, Mbak!" sorak Alif. Bima juga terlihat manggut-manggut.
"Ada ide lain kalian?"
"Masih-belum ada sih, Mbak," jawab Alif dan Bima hampir bersamaan.
"Oh ya. Satu lagi. Mbak kan sudah pernah bilang bahwa Mbak memberi nama cafe ini dengan nama SUMRINGAH supaya cafe ini membawa keceriaan atau kebahagiaan bagi pelanggan, karyawan dan masyarakat sekitar. Syukurlah cafe ini makin rame, bahkan akan berubah menjadi resto dan cafe dalam waktu dekat. Bagaimana kalau kita terapkan sistem target bulanan. Jika target tercapai, karyawan akan mendapat bonus. Toko kue juga begitu. Jadi kita bersama-sama berusaha supaya target tercapai. Gimana menurut kalian?" ku berikan tantangan ke Alif dan Bima yang jadi penanggung jawab tempat ini.
"Wah setuju banget itu, Mbak!" seru Bima.
"Iya, Mbak, setuju. Aku setuju banget!" Alif pun tak kalah semangat.
"Nanti kita sepakati berapa target yang harus dicapai setiap bulannya. Kita lihat hasil penjualan sebelumnya, jadi kita tidak ngasih target di awang-awang. Ntar pada protes lagi, bilangnya targetnya gak masuk akal."
"Sepakat, Mbak ... sepakat!" Alif terlihat bersemangat sekali.
"Tapi, jangan lupa bagi-bagi makanan gratisnya tetap lho, ya. Jangan karena mengejar target, kita jadi lupa soal satu itu."
"Siap, Mbak. Tenang aja!" jawab Bima. Adikku ini tampak bangga sekali dengan kakaknya ini.
"Ayo pulang, Bim. Mbak kangen ama anak-anak," ajakku ke Bima. "Kami pulang dulu ya, Lif. Titip cafe ya."
...****************...
Sesampainya di rumah, aku disambut anak-anakku. Bayiku yang cantik langsung minta gendong. Zaki dan Kia sudah ikut memanggilku Bunda, dan memanggil Ayah ke Mas Rama. Aku bahagia sekali, perasaan ku menghangat.
"Bentar ya, Cantik. Bunda mandi dulu ya."
Saat aku mandi, ternyata Mas Rama baru pulang kerja. Sebelum masuk kamar mandi, gantian denganku, Mas Rama berkata, "Yank, tadi Mas Raga telepon."
"Oh ya? Mas Raga bilang apa, Mas?"
"Mas Raga bilang ...."
*
*
Bersambung ........
akhirnya ya rama 😭
dah aq vote n kasih bunga biar semangat ya... sukses selalu