Pernikahan Arika dan Arian adalah pernikahan yang di idam-idamkan sebagian pasangan.
Arika begitu diratukan oleh suaminya, begitupun dengan Arian mendapatkan seorang istri seperti Arika yang mengurusnya begitu baik.
Namun, apakah pernikahan mereka akan bertahan saat sahabat Arika masuk ke tengah-tengah pernikahan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~Part 5 ~Rahasia apa?~
Siang hari, Arian di suruh oleh omanya untuk datang ke rumah utama seorang diri.
"Ada apa oma?" tanya Arian seraya menaroh jasnya di sandaran sofa dan duduk di depan omanya.
"Oma gak mau basa-basi jadi oma mau langsung pada intinya. Kamu harus tegas sama istrimu! Dia belum hamil sampe sekarang, kamu gak curiga dia nunda kehamilannya?"
Arian menghela napas dan memijat pelipisnya, andai saja omanya akan membicarakan masalah ini, tak mungkin ia ingin datang.
"Oma stop berbicara yang tidak-tidak kepada istrinya Ari!"
"Emang salah oma ngomong seperti ini Ari? Kamu dan Arika sudah menikah 2 tahun lebih, tapi belum juga ada tanda-tanda Arika hamil. Apa jangan-jangan istrimu itu mandul?"
"OMA!" Arian meninggikan suaranya saat mendengar kalimat terakhir omanya.
Arian menghela napas dalam, memejamkan matanya berusaha untuk tidak terlanjur emosi.
"Oma benaran ngomong kek gitu? Oma benaran mengatakan jika istri Ari mandul? Oma mikirin perasaan Ari gak?"
"Yaudah kalau Arika belum hamil, terua oma mau kek gimana? Oma gak tau bagaimana kami juga berusaha. Di sini bukan hanya oma yang menginginkan cicit, tapi Ari dan Arika juga mau punya anak! Tapi emang Tuhan memang belum memberi kami."
Situasi jadi tegang dan penuh emosi antara nenek dan cucu tersebut.
"Kalau begitu oma kasih kalian waktu sampe tiga bulan ke depan, jika masih belum ada tanda-tanda, kamu harus ikuti perintah oma. UNTUK MENIKAH LAGI!" Kalimat terakhir sengaja oma Gema tekan.
Arian langsung berdiri mendengar ucapan omanya barusan.
"Oma benaran?"
"Iyya!"
"Arian gak mau, ini kehidupan Arian!"
"Ingat Ari, cuma darah dagingmu yang dapat meneruskan wewenang yang sudah keluarga kita turun temurung'kan. Oma tak ingin keturunan keluarga berhenti di kamu!" Setelah mengatakan hal itu sang oma berdiri dan pergi dari ruang tengah.
...----------------...
Malam hari, Arian pulang dengan wajah yang kurang semangat. Perasaan lelah dan pikiran yang terus-menerus berada di perkataan omanya di siang tadi.
Arika yang memang pulang dari awal langsung menyambut suaminya dengan senyuman.
Arian membalas senyuman istrinya dan mengajak wanita itu masuk ke dalam.
"Mas kelihatan lelah banget? Kamu mandi dulu atau istirahat?"
"Mas mau langsung mandi aja." Arian mencium pipi mulus istrinya yang sedang melepaskan dasinya.
"Baiklah, aku panasin dulu makanannya biar enak mas makan nanti."
Melihat kepergian istrinya membuat Arian kembali kebayang ucapan omanya.
"Aku gak bisa buat mengikuti permintaan oma, aku gabisa."
Arian memejamkan matanya dengan mulut yang terus berbicara hal itu membuat Arika yang baru saja dari dapur bingung.
Dengan hati-hati Arika memegang lengan suaminya. "Mas kamu kenapa, hei?"
Arian membuka matanya dan langsung memeluk Arika dengan erat.
"Aku sayang banget sama kamu, Arika. Mas cinta sama kamu."
"Iya aku tau mas, aku juga mencintai mas. Tapi kenapa kamu kek gini tiba-tiba, terus kamu ngedumel sendiri."
Arian menggeleng. Lelaki tersebut memper-erat pelukannya dengan mata terpejam.
"Kamu pasti lelah banget." Arika menggeser badan mereka hingga berada di samping ranjang.
Ia menuntut suaminya untuk duduk, dan membiarkan sang suami memeluknya hingga tenang.
"Mas kita pelukan sambil tidur aja, ya? Badan aku sakit ini."
Arian melepaskan pelukannya dan merebahkan badannya. Arika pun ikut tidur lalu mereka kembali berpelukan.
Kalau kalian berpikir bahwa Arian yang akan tidur maka salah besar, malah Arika yang tertidur di sana.
Arian mendongakkan kepalanya sebab tak merasakan usapan istrinya di kepala.
"Dasar kebo." Arian merasa gemass dan langsung mencium pipi istrinya.
"Tidurlah, sayang."
Arian bangun dan segera mandi. Usainya mandi, Arika belum juga bangun hal itu membuat Arian hanya geleng-geleng kepala.
"Perasaan tadi aku yang di kelonin kenapa malah dia yang tepar?"
Saat asik memandang istrinya, tiba-tiba ponselnya yang berada di meja bergetar membuatnya beranjak untuk mengambilnya.
"Siapa sih ini?"
"Ucapin janjimu, kalau tak ingin semua sisi burukmu saya bongkar di depan istrimu lugumu itu. Kau tak ingin melihatnya pergi kan?"
Brak!
Arian melempar ponselnya, siapa yang mengiriminya pesan sehingga dia semarah itu?
Arika yang baru saja terbangun langsung terkejut dengan tingkah suaminya.
"Mas kamu kenapa?"
"Enggak apa-apa."
"Kamu kenapa buang ponselmu?" Arika mengambil ponsel suaminya.
Hal itu membuat Arian semakin kala kabut, ia mengusap wajahnya kasar semoga saja ponselnya mati agar sang istri tak melihat pesannya.
"Mas apa ini?" Arika melihat ponsel suaminya dan merasa kesal.
"Sa-yang, kamu lihat apa?" Lagak Arian begitu gugup. "Matilah aku," batin Arian.
"Kamu tega mas."
"Hey!" Arian berusaha menghentikan istrinya yang terus memukul dadanya.
jangan sampe ya ansk2 Arka jatuh cinta ke ank Ema, kr mereka satunya cuma beda ibu/Cry//Cry/
hari ini juga dobel up, ya.
Arian memang oon dan tak punya hati
rasain, siapa anak yang dilahirkan Ema bukan anakmu. Ema dan Arian makin bagai neraka rumah tanggamu, ternyata Arika memiliki anak, tuduhan ibumu dan a jika dia mandul tak terbukti bahkan menganding anakmu Arian, selamat menikmati penderitaan yang kai ciptakan sendiri bersams Ema Arian.