NovelToon NovelToon
SALAHKAH AKU TURUN RANJANG

SALAHKAH AKU TURUN RANJANG

Status: tamat
Genre:Tamat / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami
Popularitas:6.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: mama reni

Aksa harus menelan pil pahit saat istrinya, Grace meninggal setelah melahirkan putri mereka. Beberapa tahun telah berlalu, tetapi Aksa masih tidak bisa melupakan sosok Grace.

Ketika Alice semakin bertumbuh, Aksa menyadari bahwa sang anak membutuhkan sosok ibu. Pada saat yang sama, kedua keluarga juga menuntut Aksa mencarikan ibu bagi Alice.

Hal ini membuat dia kebingungan. Sampai akhirnya, Aksa hanya memiliki satu pilihan, yaitu menikahi Gendhis, adik dari Grace yang membuatnya turun ranjang.

"Aku Menikahimu demi Alice. Jangan berharap lebih, Gendhis."~ Aksa

HARAP BACA SETIAP UPDATE. JANGAN MENUMPUK BAB. TERIMA KASIH.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua Puluh Satu

Pengguna jalan raya tampak panik saat sebuah mobil tiba-tiba kehilangan kendali. Ban yang terlalu licin tak mampu menahan laju kendaraan yang semakin tak terkendali saat ada mobil yang datang dari berlawanan arah juga dengan kecepatan tinggi. Dicky mendadak memompa rem, tetapi sayangnya, semua itu terlambat.

Dalam sekejap, mobil itu meluncur tanpa kendali melewati jalur yang seharusnya, berputar-putar seperti tarian yang tidak terencana. Sangat cepat, ia melintasi jalan di seberangnya, benar-benar dicari oleh maut.

Beruntung, kawanan mobil lain dengan reflek yang luar biasa menghindari tabrakan yang tak terelakkan tersebut. Seketika itu pula, desingan terdengar saat mobil hitam itu menabrak pagar pembatas jalan dengan keras.

Debu dan pecahan kaca terbang memenuhi udara, menandakan kekacauan yang baru saja terjadi. Dicky terdiam tak berdaya di balik kemudi pengap mobilnya yang kini dalam keadaan rusak parah. Sedangkan Ghendis terdiam tak sadarkan diri karena kakinya yang terjepit. Tubuh mereka terasa lemas, terguncang begitu hebat oleh dampak benturan tersebut. Darah mengalir dari beberapa luka di wajah keduanya, dan nafasnya yang terbatas menggema di ruangan sempit tersebut.

Seketika itu juga, suara sirene memekakkan telinga dan lampu-lampu berkedip tiba-tiba memenuhi pandangannya. Bantuan sedang dalam perjalanan, dan Dicky menyadari bahwa dia harus bertahan hidup sebelum mereka tiba. Dicky teringat Ghendis, tapi tubuhnya yang begitu lemah tak mampu bersuara. Akhirnya dia tak sadarkan diri.

Aksa menepikan mobilnya, karena untuk melewati antrian akan begitu lama. Dia berlari ke arah kecelakaan. Sampai di sana dia mendorong tubuh-tubuh itu agar bisa melihat siapa yang mengalami kecelakaan itu.

Tubuh pria itu lemas begitu melihat mobil yang ringsek. Dia ingat itu mobil yang ditumpangi Ghendis dan Dicky.

"Kemana korban di bawa, dia istriku?" tanya Aksa dengan suara sangat panik.

"Seperti tadi sudah di bawa ke rumah sakit terdekat," jawab salah seorang pengguna jalan.

Aksa berlari dengan cepat menuju mobilnya yang diparkir. Dengan panik dia membelokkan mobil agar ke arah berlawanan, tidak peduli umpatan pengguna jalan yang lain. Dipikirannya saat ini hanya ingin segera sampai ke rumah sakit.

Sampai di rumah sakit, Aksa langsung menuju IGD. Setelah mengatakan jika dia suami korban, dia diizinkan masuk.

Aksa tak bisa menahan sesak di dadanya melihat kondisi Dicky dan Ghendis. Mereka berdua sama-sama terluka parah. Dia meminta melakukan hal yang terbaik untuk keduanya. Yang semua biaya akan Aksa tanggung.

Aksa lalu menghubungi orang tuanya dan juga Ghendis. Keduanya terkejut mengetahui kecelakaan itu. Dengan sang mama Aksa hanya mengatakan jika Ghendis pamit karena ingin bertemu teman kerjanya. Masih ada urusan kerja yang belum selesai. Dengan Ibu Novi, dia mengatakan hal sama. Tapi mertuanya itu tak percaya setelah tahu Ghendis kecelakaan dengan Dicky, kekasih putrinya.

Setelah mendapatkan pertolongan pertama keduanya dipindahkan ke ruang ICU. Aksa duduk di samping tempat tidur Ghendis. Menggenggam tangannya erat.

"Ghendis, sadarlah! Aku tak akan marah lagi. Aku sudah menyadari semua kesalahanku. Tidak seharusnya aku menyalahkan kamu atas perbuatan yang tidak kamu lakukan. Jika kamu sadar, aku akan merubah semua interior rumah sesuai yang kau inginkan. Sadarlah!" ucap Aksa dengan nada frustasi.

Ibu Novi sampai ke rumah sakit. Dia masuk masuk ke rumah ICU. Kebetulan hanya ada Aksa di dalam , sehingga dia diizinkan masuk.

Sampai di hadapan Ghendis yang terbaring lemah, bukannya sang ibu kasihan atau iba. Wajahnya justru memerah menahan amarah.

"Apa yang Ghendis lakukan, Aksa? Apa dia mau kabur dengan Dicky sehingga mengalami kecelakaan?" tanya Ibu Novi dengan nada kesal.

Bukannya dia menangis melihat keadaan sang anak, justru dia terlihat marah dan kesal. Aksa menjadi heran dan penuh tanda tanya melihat sikap ibu mertuanya.

Menyadari Aksa menatap dirinya dengan penuh keheranan, Novi langsung diam dan berhenti bicara. Wanita itu lalu mendekati ranjang putrinya dan menyentuh sedikit tangannya.

Setengah jam di dalam ruangan, keduanya lalu keluar. Aksa duduk dengan tertunduk. Merasa sangat bersalah. Semua yang Ghendis lakukan kemarin telah dilaporkan bawahannya. Dia mengatakan jika istrinya hanya sebentar berada di kontrakan Dicky, setelah itu mencari hotel.

"Aksa, maafkan Ghendis," ucap Ibu Novi memecahkan kesunyian.

"Maaf untuk apa, Bu. Ghendis tak bersalah," balas Aksa.

"Ibu malu dengan kamu, Nak. Begitu baiknya. Setelah mengetahui istri kamu pergi dengan pria lain saja, kamu tetap tak menyalahkannya. Seharusnya Ghendis bersyukur memiliki suami sebaik kamu. Nanti setelah dia sadar akan ibu nasehati," ucap Ibu Novi dengan suara penuh emosi.

Aksa tidak menjawab ucapan ibu mertuanya. Dia teringat dengan Alice. Apa yang akan anaknya katakan saat melihat Ghendis terbaring lemah di tempat tidur.

Mama Reni datang dengan membawa Alice. Sebelum ke rumah sakit, wanita itu menyempatkan diri menjemput cucunya. Melihat kedatangan mama Aksa, Ibu Novi langsung menyambutnya.

"Di mana Mimi, Pi?" tanya Alice begitu sampai dihadapan Aksa.

"Mimi sedang sakit. Doakan Mimi cepat sembuh," ucap Aksa dengan suara lemah.

"Aku mau ketemu Mimi," ucap Alice mulai merengek.

"Tapi kamu tak boleh masuk, Sayang. Masih kecil," balas Aksa.

Mendengar ucapan Aksa, bocah itu langsung menangis histeris. Sehingga mama Reni dengan susah payah berusaha menenangkan.

"Kalau Alice nangis, Mimi pasti sedih. Jadi tambah sakit. Sekarang Alice harus diam, biar Mimi cepat sembuh," bujuk Mama Reni.

Dengan terisak-isak bocah itu berusaha tenang. Mama Reni membawa Alice pergi dari rumah sakit dan membawanya ke supermarket. Bocah itu tak akan diizinkan masuk ke ruang ICU.

**

Aksa masih terus berjaga di depan ruang ICU, berharap Ghendis sadar. Hingga pagi hari, istrinya itu belum juga membuka mata. Dokter mengatakan masa kritis Ghendis telah berlalu hanya tinggal pemulihan. Justru yang lebih kritis keadaannya adalah Dicky. Akibat benturan kuat di kepala, ada kerusakan dan pendarahan pada syaraf kepalanya.

Mereka tidak bisa melakukan operasi lagi karena kondisinya begitu parah. Selain mengenai jantung, benturan di dada juga mengenai limfa hingga pecah. Kemungkinan untuk bertahan hidup sangat sedikit.

Pagi ini Dicky membuka matanya. Dokter lalu memanggil Aksa sebagai perwakilan keluarga. Pria itu masuk ke ruang itu. Melihat suami Ghendis, Dicky berusaha tersenyum dan mengulurkan tangannya.

"Maafkan aku ...," ucap Dicky.

...----------------...

1
Cahyani Mursydianti
novelnya banyak bawang nya 😭😭
Irma Wangsa
Luar biasa
Soraya
apa diruangan ceo gak ada sofa buat nerima tamu selain kursi direktur kok ghendis bingung mau duduk dmn
Soraya
suka ghendis sama dcky
Soraya
jgn mau ditindas Gendis
Soraya
blg Gendis aku juga terpaksa menikah dgn mu jgn cuma didlm hati ngomong nya percuma Aksa gak dengar, lagi lagi harta
Soraya
mampir thor sllu cerita yang sama hutang budi
delfastri
munafik ente
delfastri
akhiri semuanya ndis..hidup cuma sekali..mengharap bahagia dari orang lain sama saja harakiri..bahagia kita sendiri yg ciptakan berawal dari hati senang dan lapang..lw hatimu dikit2 dikit2 sakitdan nelangsa gak bakalan bahagia..semua di kenndalikan otak ndis..gimana hatimu bisa bahagia w otakmu sudah tertanam mindset lw kamu gak bisa bahagia..optimislah ndis hidupmu berharga..pasti ada bahagia untukmu
Rahma Waty
kadian
thor. bikin aksa nyesel
Rahma Waty
Thor kata katamu luar biasa
Rahma Waty
luar biasa visualnya
Rahma Waty
suami Yang ego tudak akan pernah bertahan dengan perkawinannya
Rahma Waty
kata kata yg memyentuh hati. mantap thor
Nining Setyaningsih
Luar biasa
Susanah Amel
Kecewa
Susanah Amel
Buruk
𝓵𝔂𝓷𝓭𝓲𝓪🖤ᥫ᭡.
maaf, metafora nya salah, seharusnya "awan, terima kasih sudah menangis"
Mama Reni: Makasih kritiknya.♥️♥️
total 1 replies
Jetty Eva
kasihan Gendis juga tp gedek juga sama Gendis yg egois...klo ada rasa bersalah dlm dr dia ya itu wajar krn dia yg maksa utk melewari lampu merah hingga menyebabkan kecelakaan...dia ga boleh nyalahin siapapun...Aksa ikuti km krn ingin meminta maaf...bukan diam n dgr apa kata Aksa malah lari nyerobot lampu merah..
Miyagi Mitsui
jeng jeng jeng jeng
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!