Aruna Neisa Bachtiar seorang gadis cantik dan ceria berusia 22 tahun. ia memiliki kehidupan yang nyaris sempurna dan memiliki pacar yang sangat dia cintai.
Berbanding terbalik dengan Abyan fahrizal, lelaki sederhana berusia 25 tahun yang sedang berjuang menghidupi keluarga nya pasca ditinggal oleh sang ayah.
Pada suatu hari bagaikan tersambar petir, tepat di hari kelulusan, aruna mendapat kabar yang sangat mengejutkan. kabar itu datang dari sang ayah yang memutuskan untuk menjodohkan putri semata wayangnya itu dengan seorang lelaki yang 180 derajat berbanding terbalik dengan kriteria lelaki idaman nya aruna.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? akankah aruna menerima nya?
atau mungkin hal ini akan mengubah kehidupan aruna secara drastis?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanaaut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menolak pun tidak ada gunanya
ceklek....
"Runa, bersiaplah mama akan menemanimu. kita akan memilih baju untuk pernikahan mu" - kata mama irma sambil masuk kekamar Runa.
Mendengar hal itu, Runa yang tadinya sedang rebahan di atas kasur reflek bangkit saking shock nya mendengar perkataan mama nya.
"Apa maksud mama pernikahan? aku tidak mau menikah mah". Bantah Runa dengan penuh kekesalan.
"papa mu sudah memutuskan nya, kamu akan segera menikah dengan Byan dan itu sudah tidak bisa dibantah lagi" jawab mama irma dengan tegas.
"Aku tidak setuju dengan pernikahan ini! ada apa dengan kalian?! aku tidak akan menikah dan tidak sudi dinikahkan dengan lelaki seperti itu".
Kali ini Runa lebih meninggikan nada bicaranya. mama Irma hanya menghela nafas dan merasa sedikit kecewa dengan pernyataan putri nya tersebut.
"Bersiaplah, 15 menit lagi kita akan pergi!". perintah mama irma dengan tegas. Lalu meninggalkan Runa dikamar nya.
"Mama.... aku tidak mau menikah ma" rengek Runa dengan mata berkaca-kaca ingin menangis.
Ternyata semua ini benar-benar terjadi. kejadian itu bukan lah mimpi tapi benar adanya. Pernikahan Runa benar-benar akan terjadi!
Runa menangis dikamar nya melihat nasib nya yang sangat malang saat ini. Segala harapan yang sudah dia bayangkan dulu akan lenyap begitu saja. Karir nya didunia bisnis, pesta pernikahan impian nya dan impian nya menikahi lelaki yang ia cintai dan hidup bahagia bersama keluarga kecil nya akan hancur seketika.
Tangisan Runa bergema di kamarnya, tetasan air mata jatuh bercucuran. apa yang harus dia lakukan sekarang? kabur?.
Tidak semudah itu, ia tau bagaimana ajudan papa nya itu bekerja, bukan hal besar bagi mereka yang hanya mencari Runa.
Bahkan saat Runa dulu diam-diam berlibur bersama Noah di London saja, papa nya dengan cepat langsung mengetahui nya. apalagi sekarang Noah tidak ada.
Jujur dari hati terdalam Runa, ia masih mencintai Noah. Rasa cinta itu tak goyah walaupun ia mendengar cerita buruk tentang kelakuan Noah terhadap dirinya. Runa masih menunggu klarifikasi langsung dari Noah. Namun sayangnya tidak ada informasi apapun dari kekasihnya itu sampai sekarang.
" Aku harus menemui papa sekarang, aku tidak mau menikah!"
Tanpa berfikir panjang, Runa beranjak dari kamarnya menuju ruang kerja papa Gunawan. masih jam 9 pagi, papanya masih belum berangkat ke kantor.
Runa langsung membuka pintu ruang kerja papa gunawan tanpa mengetoknya terlebih dahulu. Ya benar saja papa nya masih duduk didepan laptop dan belum berangkat ke kantor.
"Papa, aku tidak mau menikah!". Runa berkata dengan wajah sedih dan mata berkaca-kaca menahan nangis.
Papa Gunawan melihat ekpresi putri nya itu dengan tatapan dingin.
"Kenapa papa melakukan ini? Runa tahu Runa salah pa, tapi tidak sepatut nya papa lakukan ini pada Runa". kali ini Runa tidak dapat membendung air matanya lagi, hingga air mata itu bercucuran kembali.
"Kenapa kau tidak ingin menikah?". papa Gunawan pun bersuara namun masih dengan ekspresi yang dingin. hal ini membuat Runa semakin sedih.
"Runa masih belum siap, Runa masih ingin berkarir". jawab Runa
"kau bisa berkarir setelah menikah". jawab papa Gunawan.
"Tidak pa, berkarir saat menikah itu tidak lagi sama". jawab Runa dengan ragu.
"Berhentilah beralasan Runa! Berhenti memikirkan B*jin*an itu! sudah papa bilang dari dulu kalau lelaki itu tidak lah baik untuk mu! sudah beribu kali papa melarang mu dengan nya namun kau sungguh keras kepala bahkan sampai sekarang pun kau masih mencintainya".
Papa Gunawan berbicara panjang dengan nada tinggi. Runa sungguh shock mendengar papa nya berkata seperti itu tentang Noah.
"yang papa maksud adalah Noah? akulah yang mengetahui Noah pa! aku nyaman berada dengan nya, aku nyaman bersama nya! lalu bagaimana dengan lelaki pilihan papa sekarang?! apa papa yakin dia akan baik-baik saja tanpa kekurangan sedikitpun? bagaimana jika dia lebih b*eng*ek ketimbang apa yang papa pikirkan tentang Noah?!"
Runa berbicara panjang lebar meluapkan segala emosinya dengan amarah dan air mata nya. Sedangkan papa gunawan hanya terdiam mendengarnya.
"Kali ini jangan membantah Aruna! papa yakin pilihan papa sudah yang benar dan Byan akan membimbing mu nanti" jawab papa Gunawan mencoba meyakinkan Runa.
"membimbing apa pa?! aku tidak sudi menikah dengan lelaki rendah seperti dia pah!".
"ARUNA!! Tutup mulutmu!". apa Gunawan berteriak mebentak Runa dengan penuh kemarahan sambil menggeprak meja kerja nya.
Hal ini sontak membuat seisi rumah mendengarkan nya, begitupun dengan mama Irma yang langsung menghampiri papa dan anaknya itu.
Mama Irma memasuki ruangan dan memberikan kode kepada papa Gunawan agar dia yang akan menangani Runa sekarang sebelum emosi papa Gunawan meluap. Lalu papa Gunawan pergi begitu saja dengan amarah yang begitu besar.
Mama Irma memeluk Runa yang sedang menangis tersedu-sedu.
" mama.. Runa tidak ingin menikah dengan lelaki itu...."
"tolong katakan pada papa ma.. hiks... hiks.."
Runa berkata dengan lirih dipelukan sang mama.
"sayang sudah yaa. Runa tau papa itu bagaimana kan? keputusan yang papa ambil sudah dipikirkan matang-matang terlebih dahulu apalagi itu menyangkut putri kesayangannya". Mama Irma menenangkan Runa dengan pelan-pelan.
Runa merasa sangat letih tidak ada yang mendengarkan permohonan nya baik itu papa ataupun mama nya sama-sama menyetujui pernikahan ini. Tapi tetap saja Runa menolaknya.
......................
Hari demi hari berlalu, kegaduhan terakhir kali antara Runa dan papa nya saat itu masih membekas di ingatan Runa. bahkan sampai sekarang Runa tudak pernah ikut makan bersama lagi. Runa hanya berdiam diri dikamarnya.
Kini, tak terasa sudah H- 2 acara pernikahan Runa. Jika semua gadis akan sangat berbahagia di hari pernikahan nya. maka tidak dengan Aruna. Tidak terlihat sama sekali kebahagiaan di wajah nya. Bahkan sesekali ia akan menangis di kamar nya, seperti saat ini.
Byan tahu akan hal itu, ingin rasanya ia menghampiri Aruna dan menenangkan nya. Namun itu mustahil, yang ada Runa malah tantrum melihat Byan.
Segala keperluan pernikahan Aruna, mami Irma yang siapkan bahkan memilih gaun pernikahan pun juga mami nya. Runa sama sekali tidak tertarik dengan semua ini.
Di karenakan 2 hari lagi pernikahan Runa, Papa Gunawan sengaja mengurung Runa di rumah agar gadis itu tidak mencoba melarikan diri. Sungguh hal yang sangat membosankan bagi Runa.
Runa pun mencoba keluar kamar dan berjalan ke taman untuk menghirup udara segar.
Dari kejauhan Byan memandangi Runa dan entah apa yang ada difikiran Byan saat ini dia mencoba untuk berjalan mendekati Runa.
"saya tidak bisa membedakan yang mana bunga yang mana manusia, dua dua nya sangat indah"
Byan mencoba basa-basi agar tidak terlalu menegangkan. Namun jujur saja apa yang dikatakan Byan bukan hanya sekedar basa-basi tapi benar-benar nyata.
Runa sangat cantik sekali saat ini, ia menggenakan dress selutut ber motif bunga-bunga dengan kardigan biru muda. Ia berada diantara bunga-bunga taman yang begitu indah sama seperti dirinya.
Mendengar pujian dari Byan, bukan nya tersipu respon Runa malah diluar nalar.
"Selalu ada ulat bulu yang mengganggu bunga-bunga yang indah" Sindiran Runa kepada Byan.
"apa? ulat bulu? mana?" tanya Byan merasa kebingungan dengan apa yang Runa bicarakan
"Tidak usah pura-pura tidak faham! kau lah ulat bulu si pengganggu itu! karena kau lah hidupku hancur! aku tidak sudi menikah dengan orang seperti mu!".
Runa melontarkan kata-kata yang amat menyakitkan bagi siapapun yang mendengarnya. Byan terdiam mendengar perkataan yang keluar dari mulut Runa.
" Kenapa diam? mencoba introspeksi diri? ya itu lebih bagus!. orang miskin seperti mu seharus nya sadar diri" jawab Runa dengan ketus dan meninggalkan Byan sendiri.
JLEB....
perkataan itu sangat menusuk ke dalam hati Byan. Namun apa yang harus di sanggah bukankah perkataan Runa memang benar?.
Rasa insecure ini emang sudah dari awal Byan pikirkan dan hal ini pasti akan terjadi. Byan harus luas kan lagi rasa sabar nya. sama seperti yang pak Gunawan katakan pada dia saat pak gunawan memutuskan menikahinya dengan Runa.
Awalnya nya Byan menolak keputusan pak Gunawan ini, ya dengan alasan kelas sosial mereka yang beda jauh. Namun, pak Gunawan memberi kepercayaan penuh untuk menitipkan putri nya itu dengan Byan.
Hal ini membuat Byan sungkan untuk menolak nya lagi mengingat jasa pak Gunawan yang tak terhitung untuk nya sehingga Byan pun mencoba untuk memikul tanggung jawab yang diberikan oleh pak Gunawan kepadanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan lupa like, share dan coment karya nya vanaaut yaa, suapaya makin semangat buat update tentang Runa dan Byan😍
Have a great day Readers 🥰♥️