seorang gadis yang berusia 19 tahun terpaksa menjadi pengantin pengganti demi membalas Budi. tumbuh tanpa kedua orang tua dan sering di tindas oleh tante dan juga anak tantenya. membuat Aara tumbuh menjadi gadis yang tahan banting dan tangguh.
Author mau kasih tau ya. di Novel ini. ada dua cerita di dalamnya. Satu berada di ke 118 bab dengan Judul PELANGI SETELAH HUJAN. (genrenya pernikahan kilat) kisah (Bima & Ayuna)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 20
Tiba-tiba Aara datang menghampiri mereka berlima. "Ustadz Sulaiman... aku ingin pulang ke toko, soalnya sudah sangat lama aku pergi" lembut Aara pada ustadz Sulaiman.
" Iya Aara. Umi, pak Kyai kami pamit pulang dulu" Pamit ustadz Sulaiman menyalami kyai Amri dan ustazah Amelia.
"Aara juga pamit Umi. " kata Aara juga mengalami sepasang suami istri itu
" Hati hati di jalan. " Kata pak Kyai.
" Iya Kyai" bersamaan Aara dan ustadz Sulaiman."Assalamualaikum" kata mereka berdua lalu melangkah pergi dari panti.
Aara tidak menoleh pada Aggam suaminya yang juga berada di sana. karna dari jauh Aara melihat jika wajah Aggam sama sekali tidak bersahabat
Setelah mereka berdua pergi, Aggam dan Rossa juga pamit pulang.
Di jalan Aggam hanya diam saja. "Sayang... kau mahu kembali ke kantor..." manja Rossa memeluk Aggam.
" Ya.. kanapa " jawab Aggam
"Tidak aku hanya bertanya.. kapan kau ke apartemen ku lagi. "
"Nanti kembali ke villa sayang... sekarang aku tidak berani untuk kemana mana... soalnya aku di mension takut Ayah curiga sayang" kata Aggam pada Rossa
"Baik lah... hantar aku saja ke apartemen ku "
Aggam mengangguk lalu menghantar Rossa ke apartemennya.
Aggam kembali ke kantor untuk bekerja. di kantor Aggam tidak bisa fokus bekerja. dia terus memikirkan tentang Aara dan Ustadz Sulaiman. "sial" umpat Aggam pada dirinya sendiri karna terus memikir kan mereka berdua.
,,,,,,,,,
Di toko Aara sedang menutup toko karna dia sudah mahu pulang. Elina juga masih menemaninya di toko
"Aara aku lupa memberi tahukan mu tadi Tante mu dan Fadilah ada datang ke toko untuk mencarimu." ujar Elina memberi tahu Aara
"Apa mereka mengatakan sesuatu" tanya Aara
"Tidak ada tu. katanya dia mencarimu saja. palingan juga mahu minta uang tu. biasanya kan kayak gitu. eh tapi tunggu... bukannya Fadilah sudah menikah sama anak orang kaya raya ya.. masa iya dia datang ke sini lagi untuk meminta uang... suaminya kan tajir tu" Kata Elina yang heran untuk apa mereka berdua ke tempat kerja Aara lagi.
Aara jadi gelagapan tidak tahu ingin menjawab apa pada Elina. Tiba tiba ponsel Elina berdering
Drrrtttt Drrrtttt
"Hello mas. Assalamualaikum" jawab Elina pada suaminya
"Waalaikumussalam. Kau di mana sayang. kau masih di toko" tanya Ray
"Iya mas... aku masih di toko bersama dengan Aara. mas sudah kembali"
"Iya, baru saja. Kau tunggu di sana saja sayang biar aku menjemput mu. "
"Tidak mas. aku bawa mobil soalnya"
"Sebentar lagi hampir Maghrib sayang... jangan bawa mobil malam malam.. aku tidak mengizinmu. berikan saja mobilnya pada Aara, biar Aara yang membawa mobil itu pulang ke rumahnya" ujar Ray yang khawatir pada istrinya karna kandungan Elina yang sebentar lagi akan melahirkan
"Baik lah mas. nanti aku menyuruh Aara saja bawa mobilnya. aku tutup dulu. Assalamualaikum mas."
"Waalaikumussalam"
"Aara... kata mas Ray, Aara gunakan saja mobil embak itu untuk pulang. nanti mas Ray datang kemari menjemput embak " kata Elina pada Aara setelah menutup panggilannya.
"Tidak embak. aku naik angkot saja. mobil embak simpan di sini saja embak" tolak Aara. karna Aara bukan kembali ke rumah pamannya, melainkan ke Mension mertuanya.
"Pakai saja Aara... lagi pula sebentar lagi Maghrib. oya Aara, tadi embak menelfon mu tapi nombor mu tidak Aktif. mana ponselmu Aara" tanya Elina
"Semalam terjatuh embak, lalu tidak mahu nyala lagi. "jawab Aara.
"Benarkah... ya sudah... pulanglah lebih dulu... mungkin sebentar lagi mas Ray sampai"
"Tidak apa ni embak ku tinggal"
"Tidak, pergi lah... bawa mobil embak saja. tidak ada bantahan" kekeh Elina menyuruh Aara membawa mobilnya.
"Baik lah embak. Aara pergi dulu. Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam Aara... hati hati di jalan Aara. "
" ya embak."