Diam dan nikmati saja kehidupanmu yang sekarang! Wanita miskin sepertimu bukankah hanya menginginkan harta dari orang kaya sepertiku!
Kata-kata itu yang selalu Calista dengar setiap hari dari suaminya saat ia menginginkan kebebasannya.
Calista adalah gadis miskin yang dipersunting oleh seorang tuan muda kaya raya.Namun rupanya pernikahan yang ia dambakan akan indah hanya jadi khayalannya saja.
Nyatanya dia terkurung dalam sangkar emas milik suaminya.
Hidup bergelimang harta tak membuatnya bahagia.
Hinaan, cacian,bahkan kata-**** ***** selalu Calista dengar dari mulut suaminya.
Akankah Calista bisa bebas dari jerat suaminya,akankah dia bisa keluar dari sangkar emas suaminya?
Simak kisah selengkapnya..
Haii readers,minta dukungannya ya untuk karyaku yang terbaru.Semoga karyaku yang ini bisa bersinar dan menghibur kalian semua..🫰🫰🫰🫰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CL 5
Dalam gelap Akbar terus memperhatikan Calista dari kamera ponselnya.
Sesaat kemudian Akbar mentitian air mata,entah duka apa yang pernah ia rasakan dan membekas dalam hatinya.
Melihat Calista yang sudah terlelap Akbar bangkit dari tempat rahasianya.
Akbar pergi kekamarnya menemui istrinya yang tengah terlelap dengan pipi yang masih basah karna airmatnya.
Cup
" Kamu sangat cantik,tapi aku terlalu benci dengan wanita cantik." Bisik Akbar ditelinga Calista.
...****************...
Pagi-pagi sekali Calista sudah bangun dan berkuat didapur.Meskipun ia sudah menjadi nyonya dirumah suaminya namun Calista terbiasa menyiapkan sarapan untuk suaminya sendiri.
Calista tak terlalu memberatkan semua pekerjaan rumah tangga pada art'nya.
Akbar berulang kali melarang namun Calista tetap kekeh dengan keinginannya.Tak jarang Akbar melempar makanan Calista kelantai atau bahkan dibuang ketempat sampah.
" Masakan udah siap aku mau bangunin mas Akbar,siapa tau kali ini dia mau makan makanan yang aku masak." Gumam Calista seorang diri.
Drap drap drap
Langkah kaki Akbar yang tengah menuruni tangga terdengar hingga ketelinga Calista.
" Mas!"
" Kamu sudah masak?" Tanya Akbar membuat Calista merasa sedikit bahagia karna ini kali pertama Akbar menanyakan itu kepadanya.
" Sudah mas,ayo kita sarapan." Ajak Calista.
Akbarpun mengikuti istrinya ke meja makan namun ia masih tak mau menyentuh piringnya sama sekali.
" Aku ambilkan mas,mas mau pake apa?" Tanya Calista dengan wajah berbinar.
" Tidak nanti saja saya sedang menunggu seseorang." Ucap Akbar membuat Calista mengerutkan keningnya.
" Seseorang?" Ujarnya.
" Hem." hanya jawaban singkat yang terdengar dari mulut Akbar.
Triing
Notif diponsel Akbar terdengar begitu jelas,entah siapa yang mengirimkan pesan namun yang jelas Akbar tampak tersenyum saat membaca pesan diponselnya.
Pov Calista....
Pagi ini aku sudah menyiapkan sarapan untuk suamiku seperti hari-hari sebelumnya.Aku tau bisanya suamiku menolak memakan makanan dariku dengan membuangnya atau melempar piring yang berisi maskannku kelantai atau tempat sampah.Namun kali ini aku sangat bahagia lantaran dia mau duduk dimeja makan bersamaku.
Ponselnya berdering,notif pesan entah dari siapa aku tak tau.Suamiku bilang dia sedang menunggu seseorang.
" Allhmdulillah akhirnya mas Akbar sudah terbuka pintu hatinya.Mungkin dia sudah menyesal dengan bersikap kasar terhadapku semalam.Apa mungkin mas Akbar mengundang bapak dan ibu untuk sarapan pagi bersama dirumah kami." Gumamku dalam hati.
Rasanya aku sangat tidak sabar menunggu mereka datang.
Ting tong Ting tong
Bell rumahku berbunyi,tapi entah mengapa perasaanku mendadak gelisah.Ah mungkin ini hanya perasaanku saja.
" Apa itu tamunya mas? Biar aku yang keluar dan membukakan pintu untuknya." Usulku.
" Tidak,tidak perlu! Tetap diam ditempatmu dan siapkan satu piring lagi untuk tamuku." Titah mas Akbar sedikit membuat hatimu merasa bingung.
" Satu orang? Bukankah yang datang bapak dan ibu? Kenapa hanya satu piring,ah ya mungkin karena yang datang hanya ibu.Bapak kan masih sakit." gumamku lagi.
Aku berusaha mengusir fikiran buruk yang terus membayangi pikiranku.
Tak selang beberapa lama mas Akbar masuk dan alangkah terkejutnya aku saat yang ku lihat bukan ibu atau bapakku,melainkan wanita cantik dengan pakaian sexy yang sedang bergelayut manja dilengan suamiku.
Dadaku rasanya bergemuruh melihat wanita lain begitu mesra dengan suamiku.
" Honey apa dia istrimu?" Ucap wanita tersebut dengan suara manjanya.
" Yes honey,dia Calista istriku.Calista perkenalkan ini Clara kekasihku."
Duaaaaarrrrr
Bak tersambar petir dipagi buta hatiku rasanya sakit sekali,bagaimana dihantam batu besar aku merasakan sesak yang luar biasa mendengar pengakuan suamiku.
" Ke-keasih? Sejak kapan kamu punya kekasih mas?" Tanyaku dengan suara bergetar.
" Sejak kapan dan bagaimana bisa semua itu bukan urusan kamu.Sekarang yang terpenting siapkan sarapan untukku dan Clara karna kamu sangat lapar dan sebentar lagi kami akan pergi jalan-jalan." Sentak mas Akbar membuat hatiku berdenyut nyeri.
Aku berusha menahan laju airmataku agar tak terjatuh dihadapan wanita yang dibawa suamiku.Harga diriku hancur didepan perempuan yang diperkenalkan oleh suamiku sebagai kekasihnya.
Ingin rasanya aku berteriak dan mencabik-cabik wajah wanita itu namun apalah dayaku.
Dengan tangan bergetar ku siapkan sarapan untuk suamiku dan kekasihnya.
" Mau kemana kamu!" suara mas Akbar membuatku menghentikan langkahku.
" Pergi mas!" Ucapku.
" Tetap diam disini dan makan bersama kami! Tidak ada yang memintamu pergi,dia kekasihku dan kamu istriku.Aku ingin makan dengan kalian berdua disini.Tidak ada yang boleh pergi dari meja makan ini sebelum aku selesai makan!" Ucap mas Akbar dengan tegas membuatku akhirnya pasrah.
Aku melihat suamiku dilayani wanita lain didepan mataku.Mereka berdua seperti tak menganggapu ada didepan mereka.
Dengan teganya mereka bercengkrama mesra,saling suap bahkan berciuman didepan mataku.
" Tuhan sakit sekali rasanya hati ini!"
Praaang
Aku sengaja menghentakkan sendok dengan keras diatas piring karna aku sudah tak tahan lagi melihat kemesraan mereka.
" Calista!" Bentak mas Akbar membuatku menatapnya.
" Apa mas!" Ucapku sedikit lebih kasar.
" Apa kamu tidak punya etika,kamu sudah menjadi istriku dua bulan lebih tapi sikap kamu masih seperti orang kampung yang tak punya tata Krama." Ucapannya sungguh membuatku merasa semakin sakit.Bukan karna hinaan itu karna aku sudah terbiasa mendengar hinaan darinya.
Hatiku sakit karna dia membentakku didepan kekasihnya.
Wajah wanita itu terlihat sangat menjijikan,dia tersenyum diatas airmataku.
" Tapi kamu yang sudah keter...."
" Diam! Tidak ada yang memberikanmu hak untuk berbicara Calista!" Sentak mas Akbar padahal aku belum selesai melanjutkan apa yang mau aku ucapkan.
" Honey aku sudah tidak berselera makan lagi disni,ayo kita cari makan diluar.Lagi pula masakan istrimu tidak enak,ini makanan orang kampung.Lidahku tak terbiasa memakan makanan seprti ini,nanti aku bisa sakit perut honey!" Ucapnya dengan manja.
Aku sangat muak melihat semua itu namun aku tidak bisa berbuat apa-apa.
" Baiklah,kita keluar cari makan dan setelah itu kita belanja oke honey! Cup cup."
Mas Akbar mencium kedua pipi Clara didepan wajahku.Bahkan ia tak perduli dengan airmataku.
" Habiskan makananmu sendiri dan jangan berani kamu keluar dari rumah ini tanpa seizinku jika kamu masih ingin melihat orangtuamu bernafas dengan bebas didunia ini!" Ancam mas Akbar membuatku luruh seketika.
" Ini tidak adil mas!" Teriakku namun suaramu sedikit tertahan karna tenggorokanku terasa tercekat.
" Hidupmu sudah ku beli dan semua ini pantas kamu dapatkan!" Ucapnya sembari mencengkram mulutku hingga aku merasa kesakitan.
"Sa-sakit mas!" desisku namun mas Akbar sama sekali tak perduli.
Sementara Clara tersenyum licik melihatku kesakitan.
Mas Akbar pergi dengan Clara disaat aku sedang menangis seorang diri.Sakit sakit sekali rasanya.
" Apa salahku mas,kenapa kamu selalu membuatku seperti ini.Dulu kamu membuatku jatuh cinta dihari-hari pertama aku menjadi istrimu,tapi mengapa sekarang pernikahan ini seprti dineraka.Apa salahku mas,apa!"teriakku seorang diri didalam rumah suamiku.
Bersambung dulu ya gais ...