Vika Amalia, seorang gadis ceria, giat, tangguh dan juga paling menomor satukan uang di atas segalanya. Keadaan yang membuatnya menjadikan dia matre karena pengalaman buruk keluarganya, Namun, hidup Vika berubah setelah kejadian fatal menimpanya kesalahan yang bukan sengaja terjadi malah jadi cerita baru di hidupnya. Arya Mahesa, adalah seorang Chef terkenal dengan keahlian memasak ala dirinya yang selalu cool terlebih lagi selalu menemukan resep baru di setiap sentuhan masaknya. membuat Arya begitu digemari oleh kaum hawa. dia mencintai Chika (kekasihnya) tapi terjebak dalam kesalahan pada Vika..
cerita menarik untuk mengisi waktu luang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auzora samudra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Arya marah
Kediaman Mahesa.
Arya tidak tahu harus meminta pendapat pada siapa. Bukan hanya malu, namun dia sangat yakin kalau keluarganya tahu, sudah pasti akan memilih Vika dengan bayinya. Itulah yang membuatnya belum sanggup untuk berpisah dari Chika.
Tapi Arya juga tidak mengerti cara merawat orang hamil tanpa pengalaman sama sekali. Mungkin untuk makanan sehat, sudah pasti setiap saat bisa dia lakukan. Namun, cara menghadapi, merawat, memenuhi kebutuhannya, dia masih sangat awam. Bisa saja bertanya pada nek Rita, beralasan untuk mempersiapkan itu semua sebelum dia menikah. Namun Rita pasti tidak akan senang kalau alasan itu ditujukan untuk Chika.
Mungkin jalan satu-satunya bertanya pada Nadia, yang sudah pasti mendukung apapun yang jadi keputusannya. Tapi, seketika melintas. Dengan kehadiran seorang bayi yang tidak berdosa, mana mungkin anaknya harus lahir dengan ayah tidak dalam pernikahan yang sah. Kehadiran bayi itu sangatlah penting bagi Arya. Untuknya, saat ini tidak ada yang harus dilakukan selain menjadikan Vika istrinya dulu, setelah itu baru dipikirkan kelanjutannya
***
"Hai Ra!! " Vika datang langsung membuka kamar Rara
"Hai Vika sayang "dia lompat langsung memeluknya "aku kangen banget"
"Iya aku tahu, makanya ke sini" Vika juga membalas pelukan Rara
"Aaaa.... Vika!!! kamu itu kesayangan aku"
"Udah jangan gombal , sekarang gimana keadaan kamu? "Vika menyentuh kening Rara
"Jangan sok perhatian" Rara menepis dengan raut wajah yang berubah drastis
"Why?" Dia bingung dengan perubahan sikap sahabatnya
"Jangan pikir aku nggak tahu apa yang udah terjadi sama kamu". Tegasnya Karena tau kalau hari ini sahabatnya pingsan lagi
"Hehehe... aku cuma manja dikit aja, mumpung kakak kamu lagi baik. Eh!!! tapi, dari mana kamu tahu?"
"Aku tahu dari grup karyawan Mahesa. Dengar, jangan alihkan pembicaraan. Kamu pasti bohong,!! Sekarang jujur sama aku, sebenarnya ada apa?" Rara menggenggam kedua tangan Vika dan menatap matanya dalam dengan penuh keseriusan
"Serius nggak ada apa-apa. dokter tadi bilang aku cuma kelelahan aja"
"Bener ya" Rara cemberut
"Iyah Rara sayang, aku kan udah janji kalau di antara kita nggak ada yang ditutup-tutupi lagi"
"Bener ya?"
"Hmm,"
"Oke aku percaya"
Akhirnya keduanya kembali pada kegiatan saat mereka senggang. Dari mulai bergosip, menyanyi, sampai bergulat jungkir balik. Walaupun terkesan tidak penting, namun bagi mereka itulah dunia yang selalu dinikmati saat-saat seperti ini
***
Di tempat lain Arya yang termenung sendiri dikejutkan dengan suara lembut seorang ibu. Nadia sangat peka kalau ada hal yang sedang dikhawatirkan anaknya, dia pasti akan merasakan juga
"Ada apa" belaian lembut sebuah tangan menyusup di rambutnya
"Tidak ada apa-apa Bu" Arya tersenyum, namun tidak di hatinya
"Jangan coba membohongi ibu" Nadia duduk di dekatnya
"Aku hanya masih bingung, kalau istriku hamil nanti, menurut ibu apa yang harus aku lakukan?"
"Hahaha... kenapa?, baru saja semalam tunangan, sekarang sudah tidak sabar ingin jadi ayah?"
"Bukan begitu Bu, aku hanya ingin mempersiapkan diri saja, dan menurutku Ibu adalah guru yang tepat untuk mempersiapkan itu semuanya"
"Tentu saja. Untuk cucuku, Ibu pasti akan sangat senang hati merawat menantu dan calon anak kamu nantinya. Dengar, untuk hal yang pertama, pastikan saat hamil muda kamu harus membawanya rutin cek kandungan. Apalagi setiap kali ada keluhan. Dan ingat orang hamil sangat berbeda dari watak biasanya, hormon mereka tidak pernah stabil. Di sanalah seorang suami berperan ekstra untuk jadi superhero baginya. Kamu juga harus ada setiap saat, karena dia akan marah, sedih, senang, yang tidak bisa ditebak. Dan catatan penting, di fase itu. Seorang suami juga harus memakluminya. Usahakan bisa memenuhi semua keinginannya walaupun tidak masuk akal. karena jika tidak dituruti hatinya akan sakit lebih dari apa pun"
"Kalau harus seperti itu bagaimana dengan pekerjaanku?" Arya coba bernegosiasi
"Kamu harus bisa membagi waktu dengannya sayang"
Ini terlalu mendadak Bu. Jangankan membagi waktu merawat Vika, membagi waktu bertemu dengan Chika saja sekarang sulit
"Apakah ibu menantikan seorang cucu?"
"Tentu saja! Anak kamu nantinya akan jadi pewaris terbesar keluarga Mahesa. Tapi tunggu?" Nadia berpikir sejenak "bukankah Chika tidak ingin kalian segera punya anak?"
Itulah masalahnya, aku mencintai dia, tapi entah sampai kapan Chika bertahan dengan karirnya, dan menganggap pernikahan kami ada nantinya. Tapi Vika. Dia hadir tanpa aku duga, yang kini malah memberikan apa yang keluarga ini inginkan
"Fyuh" Arya tak dapat menjawab selain helaan nafas
"Sudah jangan terlalu dipikirkan, lambat laun dia pasti akan mengerti arti pernikahan yang sesungguhnya "Nadia berusaha menghiburnya
"Baiklah terima kasih Bu" Arya berdiri dan melangkahkan kakinya ke kamar
"Kamu tidak kembali ke restoran?"
"Hari ini aku sedang ingin di rumah, restoran sudah ada Andre yang mengurus"
Karena sepupunya sedang menganggur Arya sengaja menempatkan dia jadi manajer restoran, agar saat dirinya cuti pernikahan nanti, usahanya tetap terkontrol, untuk chef sendiri dia juga sudah punya juru masak yang handal sesuai kriterianya yang dengan puluhan kali seleksi.
"Baiklah istirahat yang cukup dan jaga dirimu"
Jawaban Arya hanya tersenyum sambil menaiki tangga menuju arah kamarnya. Namun seketika teringat obat-obatan Vika yang masih ada padanya. Tapi!! bagaimana? Cara memberikan itu, kalau sampai gadis itu sadar, ini adalah vitamin untuk ibu hamil!!,
Arya berusaha keras membuka bungkus vitamin tersebut dan menggantinya pada cup kecil transparan. Dengan begitu dia tidak akan curiga.
Tok..tok
Arya mengetuk pintu kamar Rara, namun karena terdengar berisik dari dalam, sampai dia teriak memanggil nama adiknya pun tidak ada juga jawaban. Terpaksa Arya membukanya, namun saat melihat yang kedua gadis itu lakukan, darahnya seketika langsung naik. Betapa terkejutnya dia melihat Rara dan Vika sedang melompat-lompat di atas kasur dengan musik yang kencang
"Vika!" Teriak Arya yang mengejutkan keduanya
Rara segera turun dan berlari mematikan musiknya, sedangkan Vika masih terdiam berdiri di atas kasur karena terlihat dengan jelas betapa marahnya dia
"Apa yang kamu lakukan?" Masih dengan nada yang keras "cepat turun!" tegasnya
Tubuh gadis itu langsung gemetar, lututnya pun seperti copot dari sendinya. Dia menyusut perlahan sampai kini kakinya menginjak di lantai meskipun seperti tidak Napak stabil tapi dia paksa untuk berdiri tegak
"Ma.. maaf" Vika tertunduk
"Kakak please, jangan marah. Aku yang ngajak dia lompat-lompat. Lagi pula tubuh kami berdua ringan kok, jadi nggak akan sampai merusak kasurnya"
"Sekarang berapa umur kalian? Kenapa seperti anak kecil!!. Apakah tidak ada kegiatan lain yang lebih bermanfaat? "
"Maaf" Rara cemberut
"Kamu!" Menuju pada adiknya" mulai sekarang jangan ajarkan Vika melakukan hal yang banyak pergerakan"
"Loh kenapa?"
"Kenapa harus tanya, bukankah kalian berdua sedang tidak sehat?"
"Hmm. Betul juga!!. huh... aku pikir takut kasurnya rusak"
Arya mencoba mengatur nafasnya agar bisa menahan emosi. Untung saja dia dapat mengendalikan ucapannya dengan sangat singkat, kalau tidak kedua gadis itu akan curiga dengan ekspresi yang Arya berikan tadi, tapi itu hal wajar siapapun pasti bereaksi sama sepertinya kalau apa yang dilakukan Vika memang sangatlah membahayakan calon bayinya
Vika diam seribu bahasa, bukan hanya ketakutan namun dia juga tidak enak karena sikap Arya yang tadinya biasa saja saat pulang dari klinik, sekarang mendadak berubah jadi menyeramkan hanya karena dia lompat-lompat di atas kasur, tanpa sadar matanya mulai berkaca dan Arya melihat itu kemudian teringat ucapan ibunya tadi kalau wanita hamil hormonnya sangatlah tidak stabil