Cyra Alesha wanita berusia 25 tahun wanita yang berhati baik dan tulus selalu di bully dan di hina karena fisiknya yang berbeda dari yang lain.Semua orang selalu memandang remeh Cyra akan karena fisik yang tak terawat.
Bagaimana kisah Cyra Alesha selanjutnya?
simak ya gess..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 2
"Bu, tolong bantu angkat Mbak Cyra. Kita bawa kerumah sakit sekarang.Keadaannya sudah benar-benar memprihatinkan.." Ucap Pak rt.
Semua yang disana membantu Cyra untuk dibawa kemobil.
Kebetulan tadi pak rt akan memeriksa tanah milik tetangga yang akan diukur,kebetulan juga tanahnya dekat dengan lahan kosong.Tak menyangka saat pak rt sedang membahas tentang tanah dengan pemiliknya pak rt melihat ada orang diikat dipohon mangga.
Segera saja pak rt mengajak rekannya itu untuk menghampiri apa yang ia lihat.Dan betapa terkejutnya saat tahu jika adalah tetangga sendiri yang diikat disana.
Tak menunggu lama pak rt dan rekannya menolong Cyra.Melepas kedua tangannya dari ikatan tali itu.
Lebih parahnya lagi pak rt melihat ada banyak luka diwajah Cyra lengan dan kakinya.Bibirnya sudah putih pucat dan suhu badannya sangat dingin.
"Eh, itu mas Rendi sudah datang" Celetuk salah satu warga.
"Bu, Pak.Dimana istri saya?" Tanya Rendi begitu panik sambil turun dari motor.
"Dimobil Mas.Rencana saya akan membawa Mbak Cyra kerumah sakit terdekat" Pak rt menjawab.
Rendi meneguk ludah nafasnya naik turun tak beraturan.."Ayo Pak.Saya ikut"
Rendi masuk kemobil setelah pak rt mengiyakan. Pak rt meminta salah satu warga untuk membawa motor Rendi kerumah sakit juga.Siapa tahu nanti disana Rendi membutuhkan.
Rendi berkaca-kaca melihat keadaan istrinya yang benar-benar sangat memprihatinkan. Diusapnya wajah Cyra dengan lembut.Tanpa diminta air mata meluncur begitu saja.
"Maaf Cyra, aku tidak ada disaat kau kesakitan" lirih Rendi dengan kepedihan.
Suami mana yang tidak pedih melihat istrinya terluka.Apa lagi setelah semalaman tidak pulang kerumah.
Bukan Rendi tak berusaha mencarinya bukan Rendi tak cemas akan istrinya.
Tapi Rendi hanya berusaha berfikir positif saja. Karena Cyra biasanya sering mampir kerumah tetangga setelah sholat isya dimasjid bersama Hasa.
"Saya yakin ini adalah ulah orang yang kejam.Saya akan mengurus ini dikep0lis1an pk rt. Bapak tolong bantu saya ya Pak.." Geram Rendi.Dengan air mata berlinang.
Bagaimana pun juga Rendi merasa bersalah pada diri sendiri yang tidak segera mencari keberadaan Cyra semalam.Ini juga termasuk kesalahannya sebagai suami.
Pak rt yang mengendarai mobil didepan sedikit menoleh kebelakang.."Pasti saya bantu Mas. Saya juga tidak bisa tinggal diam warga saya diperlakukan seperti itu." Pak rt juga geram.
Setelah ini mungkin pak rt akan mengaktifkan lagi ronda malam yang telah lama tidak aktif.Demi keamanan, keselamatan warga dan lingkungannya.
🔹🔹🔹
RSUD
Dokter keluar dari ruang ICU.Rendi dan pak rt segera menghampiri.
"Bagaimana dok? Istri saya baik-baik saja kan?" Rendi tak sabaran.
"Alhamdulilah,pasien sudah siuman, kami akan pindahkan diruang rawat.Untuk pak Rendi mari keruangan saya"
Rendi meneguk ludah rasanya gugup.."Baik Dok"
Rendi dan Dokter Rudi sampai diruangan. Rendi duduk berhadapan dengan terhalang meja.
"Begini pak Rendi. Memang tidak ada luka yang terlalu parah atau pun dalam.Tapi dalam pemeriksaan saya pasien mengalami sedikit stres.Dan mungkin efek dari terduga orang yang menyakitinya.." Tutur Dokter Rudi.
Dokter Rudi ikut prihatin. Dari bekas luka yang ada dokter Rudi tahu jika ini adalah korban kekerasan.Lukanya seperti bekas cambukan.
Rendi tak dapat menahan kesedihannya.Menurutnya orang yang melukai Cyra benar-benar kejam.
🔹🔹🔹
"Bagaimana Mas Rendi?" Tanya pak rt yang masih setia menunggu diruang tunggu dia tidak berani masuk sebelum Rendi sebagai suaminya mengizinkan.
"Menurut dokter Cyra mengalami sedikit stres pak."
"Ya Allah, yang sabar ya Mas Rendi. Saya ikut prihatin ."
"Terimakasih pak. Berkat bapak juga saya bisa menemukan istri saya.."
"Itu hanya kebetulan saja.."
"Saya mau lihat kedalam, Pak. Bapak---"
"Saya juga ingin ikut masuk Mas. Jika diizinkan.." Potong Pak Rt.
"Oh, silahkan, pak.."
Rendi dan pak rt masuk kedalam disana masih ada dua suster yang sedang mengemas dan mengurus perpindahan ruang.
Dilihatnya wajah Cyra yang terlelap.Sudah jauh lebih baik.Tidak pucat seperti sebelumnya.Hati Rendi teriris melihat istri yang dicintainya terkapar diatas ranjang pesakitan.
Rendi menghalau air mata yang akan jatuh.Dia berusaha tegar dan kuat.
"Maaf Mas, pasien akan kami pindahkan keruang rawat" seru perawat membuat Rendi terlonjak kaget saking sedihnya ia hanya terfokus pada Cyra saja.
"Silahkan" jawab Rendi.
Pak rt mengelus punggung Rendi.."Sabar Mas, saya akan bantu proses hukum"
"Terimakasih Pak" Sahut Rendi.
🔹🔹🔹
Diruang rawat, Cyra sudah bangun. lukanya masih terlihat segar.
"Sayank, makan dulu." Rendi menyuapi Cyra.
"Hasa gimana Mas?" Saat sedang sakit seperti ini hati dan fikiran Cyra tetap tertuju pada Hasa.
Rendi kembali menyuapi Cyra. "Hasa sekolah sayank, dia tidak papa"
"Alhamdulilah, minumnya Mas" Pinta Cyra.Tenggorokannya terasa tercekik karena memakan nasi dan ikan.
Rendi mengambil minum putih dibotol yang ia beli tadi.Membukanya lebih dulu agar Cyra tinggal minum saja.
"Sudah Mas.Aku sakit makan itu" Ucap Cyra setelah selesai minum, mengulurkan botol minum pada suami.
"Kok sakit?" Tanya Rendi.
"Aku nanti ingin memakan bubur saja" Ucap Cyra.
Rendi pasrah hanya bisa menatap makanan yang masih utuh itu dengan sedih.
"Yasudah, nanti aku buatkan"
🔹🔹🔹
Pukul 19:00.
Cyra tertidur seorang diri.Rendi tengah pulang menemui Hasa yang sejak pagi sendirian dirumah.
Rencana akan balik lagi setelah memasak bubur dan membawa Hasa menginap dirumah sakit ini.
Biarlah Hasa besok diantar sekolah dari sini.Terpenting Rendi bisa menjaga anak dan istrinya.
"Heh, bangun. Aku tahu kau belum m4ti Cepetan bangun"
Cyra merasa terusik, perlahan membuka matanya.."Mas kau-- Yudi ! Kenapa kau disini?!" Cyra melotot seketika berfirasat buruk.
Badannya masih terasa lemas dan butuh waktu untuk pulih seperti semula.Tapi Cyra melupakan itu Cyra segera turun dari ranjang.
"Kenapa takut seperti itu? Kenapa kau tidak musnah saja, wanita jelek!" Sarkas Yudi.
Cyra menggeleng, kejadian kemarin kembali berputar diingatan.
"Tidak ! Jangan sakiti aku. Pergi ! pergi dari sini!" Teriak Cyra dalam kondisi lemas.
"Hahaha, teriaklah sepuasmu.Aku yakin tidak ada orang yang mendengarmu, kau itu masih lemah dan aku akan membuat mu semakin lemah, eh tidak ! Tapi m4ti" Yudi menyeringai puas melihat wajah pias Cyra yang sudah terduduk dipojok sudut ruangan.
Cyra menggeleng, dadanya naik turun.Kedua tangannya menutup kedua telinga untuk tak mendengarkan suara Yudi.
"Pergi ! , jangan dekati aku!" Cyra mulai terisak.Cyra ketakutan sekarang.
"Aku akan pergi jika kau sudah lenyap, dasar wanita jelek!" Yudi menarik rambut Cyra hingga menjerit kesakitan.
Namun Cyra masih lemah jadi teriakannya tak seberapa.
hihihi