Seorang penjual keliling bernama Raka, yang punya jiwa petualang dan tidak takut melanggar aturan, menemukan sebuah alat kuno yang bisa membawanya ke berbagai dimensi. Tidak sengaja, ia bertemu dengan seorang putri dari dimensi sihir bernama Aluna, yang kabur dari kerajaan karena dijodohkan dengan pangeran yang tidak ia cintai.
Raka dan Aluna, dengan kepribadian yang bertolak belakang—Raka yang konyol dan selalu berpikir pendek, sementara Aluna yang cerdas namun sering gugup dalam situasi berbahaya—mulai berpetualang bersama. Mereka mencari cara untuk menghindari pengejaran dari para pemburu dimensi yang ingin menangkap mereka.
Hal tersebut membuat mereka mengalami banyak hal seperti bertemu dengan makhluk makhluk aneh dan kejadian kejadian berbahaya lainnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoreyum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penculikan Putri Aluna
Radit berdiri di depan Aluna dengan sikap angkuh, matanya menunjukkan tekad yang keras. Meski rasa kagum dan perasaan yang tak terdefinisikan tersimpan dalam dirinya, satu tujuan lebih kuat dari semua itu: membawa Aluna kembali ke kerajaannya, demi mendapatkan pengakuan dari ayahnya. Pikirannya dipenuhi oleh hasrat untuk membuktikan bahwa dirinya layak menjadi pangeran yang dihormati, seperti kakak-kakaknya.
“Aluna, kau akan ikut denganku,” kata Radit tegas, suaranya rendah namun penuh otoritas. “Aku tidak datang sejauh ini hanya untuk mendengarkan alasan-alasanmu.”
Aluna mundur selangkah, menatap Radit dengan tatapan penuh kekecewaan. “Radit, kau tidak mengerti. Ini bukan hanya tentang kita atau kerajaan. Kunci Dimensi ini... ini jauh lebih besar dari ambisi pribadi. Aku punya tanggung jawab yang lebih besar daripada hanya sekadar pulang dan menikah!”
Radit mendengus, sedikit meremehkan kata-kata Aluna. “Tanggung jawab? Kau bicara seolah-olah tahu segalanya. Sementara itu, keluargamu khawatir, kerajaanku mempertaruhkan aliansi, dan ayahku... dia menungguku untuk membawa pulangmu. Dan itu yang akan kulakukan, apa pun yang terjadi.”
Raka, yang mendengar percakapan ini dari samping, merasa marah sekaligus bingung. Dia berusaha berdiri di antara Aluna dan Radit, mencoba melindungi Aluna dari pangeran yang semakin menunjukkan sikap memaksanya. "Hei, pangeran atau bukan, aku nggak akan diam saja kau menyeret Aluna pergi begitu saja," kata Raka dengan nada berani, meskipun dia tahu bahwa dia tak punya kekuatan untuk menandingi Radit.
Radit memandangi Raka dengan tatapan meremehkan, dan senyum tipis muncul di wajahnya. "Oh, jadi kau ini pelindungnya? Kau hanya pedagang keliling yang kebetulan membawa alat yang salah. Kekuatanmu tidak ada apa-apanya dibandingkan aku."
Tanpa peringatan, Radit mengangkat tangan kanannya, merapal mantra dengan gerakan cepat. Udara di sekitar mereka mulai bergetar, dan kilatan cahaya magis berwarna biru muncul di sekeliling tangannya. Sebelum Raka bisa bergerak, Radit meluncurkan serangan langsung ke arahnya.
Raka hanya sempat melihat cahaya itu sebelum tubuhnya terdorong keras ke belakang, terlempar beberapa meter ke tanah. Dada Raka terasa seperti dihantam oleh beban berat, dan kesadarannya mulai kabur. Dia berusaha bangkit, tetapi rasa sakit yang luar biasa membuatnya sulit bergerak.
“Raka!” teriak Aluna dengan nada cemas, berlari mendekatinya. Namun, sebelum Aluna bisa mencapai Raka, Rudolf, pelayan setia Radit, sudah berdiri di hadapannya, menghadang jalannya dengan tatapan tegas.
“Maaf, Putri Aluna,” kata Rudolf dengan nada tenang namun penuh peringatan. “Yang Mulia Pangeran datang untuk membawamu pulang. Kau sebaiknya tidak melawan.”
Aluna merasa tidak berdaya. Dia tahu bahwa Radit bukan hanya sekadar pangeran kekanak-kanakan yang datang tanpa persiapan. Dengan Rudolf di sisinya, Radit memiliki kekuatan sihir yang bisa membawanya pergi dari dimensi ini kapan saja.
Raka yang terbaring di tanah mencoba mengangkat dirinya, meskipun tubuhnya terasa lemah. Dengan suara parau, dia berteriak, “Jangan… jangan pergi begitu saja, Aluna! Kau nggak bisa menyerah begitu saja!”
Aluna menoleh, tatapannya penuh kesedihan. Dia tahu bahwa jika melawan, Radit dan Rudolf bisa dengan mudah mengalahkannya, dan Raka tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk membantu. Dengan berat hati, dia berbisik, “Maafkan aku, Raka.”
Sebelum Raka bisa merespon, Radit mengangkat tongkat sihirnya, merapal mantra teleportasi. Dalam sekejap, cahaya biru terang melingkupi Radit, Rudolf, dan Aluna, lalu mereka menghilang dari pandangan Raka, meninggalkan dataran tinggi yang sepi dan senyap.
---
Raka tergeletak di tanah, hanya ditemani oleh Fluffernox yang setia mendekatinya dan mengusap-usap tubuhnya, seolah-olah mencoba menghibur tuannya. Sakit di dadanya terasa semakin nyata, tetapi lebih dari itu, hatinya hancur karena tidak bisa melindungi Aluna.
“Aku… aku gagal…” bisiknya pelan, kepalan tangannya mengepal di tanah dengan perasaan marah pada dirinya sendiri. "Aku tidak bisa menyelamatkannya."
Fluffernox mendekat dan mengusap kepala Raka dengan kepalanya yang kecil dan berbulu, seolah-olah ingin menunjukkan dukungannya. Raka tersenyum kecil, meskipun wajahnya masih dipenuhi kesedihan. "Kau benar, Fluffy... aku nggak boleh menyerah. Aku harus menemukan cara untuk menyelamatkan Aluna. Aku akan menemukannya lagi."
Dalam hatinya, tekad baru tumbuh. Dia tahu bahwa saat ini dia lemah dan tidak bisa melawan Radit. Tapi dia berjanji pada dirinya sendiri, dia akan mencari cara untuk mendapatkan kekuatan yang cukup agar bisa melindungi Aluna dan menghadapi Radit suatu hari nanti.
Dengan susah payah, Raka berdiri, meskipun tubuhnya masih terasa lemas. Dia menatap langit dimensi yang penuh dengan cahaya bintang kehijauan, seolah mencari petunjuk atau tanda dari Aluna. Perasaan putus asa berubah menjadi tekad yang kuat. Jika Radit bisa membawa Aluna pergi, maka dia juga akan menemukan jalan untuk mengejarnya.
“Aluna, aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja. Aku janji, aku akan membawamu kembali,” bisik Raka dengan suara penuh tekad.
Fluffernox mendengkur pelan di sampingnya, seolah-olah mengerti maksud Raka. Dengan bantuan kecil dari makhluk berbulu itu, Raka mulai melangkah pergi dari dataran tinggi, mencari jalan menuju tempat di mana dia bisa mendapatkan kekuatan yang dia butuhkan. Perjalanan yang akan dia tempuh mungkin panjang dan berbahaya, tapi untuk menyelamatkan Aluna, Raka siap menghadapi apapun.