NovelToon NovelToon
Diary Aluna

Diary Aluna

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Phatel

Aluna adalah gadis yang tumbuh di keluarga sederhana. Kesehariannya kerap kali diwarnai dengan cemoohan dan makian dari keluarganya sendiri.

Bagaimana ia menghabiskan hari-harinya yang penuh air mata?

Semuanya ia luapkan dalam Diary yang ia simpan baik-baik dalam lemari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phatel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gadis Serba Bisa

Aluna dan Alia baru kembali ke rumah sang nenek ketika waktu berbuka hanya tinggal 10 menit lagi. Begitu memasuki rumah, Aluna sudah dihadapkan dengan wajah masam nek Siti yang sekuat tenaga menahan emosi. Sedangkan nek Menik, beliau tampak lega karena kedua cucunya akhirnya pulang.

"Kalian kenapa pulangnya lama? Kan Aluna jadi batal..." Nek Menik menjeda ucapannya. "Kenapa baru pulang sekarang hmm?" tanya kemudian berbasa-basi.

Sebenarnya sang nenek merasa senang karena cucunya tidak jadi pulang hari ini. Tanpa upaya yang berarti untuk membujuk besannya, ternyata sang cucu punya cara sendiri untuk membatalkan kepulangannya.

Sebenarnya nek Menik sudah tahu cucunya hampir seharian ini ada dimana. Hanya saja, keinginan hatinya untuk bersama si cucu bungsu lebih lama membuat nek Menik sengaja meminta sang besan untuk bersabar dan menunggu saja cucu mereka pulang. Beliau juga berusaha meyakinkan besannya bahwa Aluna dan Alia akan segera kembali ke rumah ketika sang besan mengajaknya untuk mencari ke luar. Dan akhirnya, waktu berbuka sudah di depan mata, mobil sewa yang merupakan transportasi umum yang akan ditumpangi Aluna dan neneknya untuk pulang pun sudah berangkat dari setelah waktu ashar sore tadi. Jadi, dengan terpaksa nek Siti pasrah saja jika mereka harus menghabiskan satu malam lagi di rumah sang besan.

"He he. Tadi kita di rumah paman Dian, nek. Kita bantuin tante Mala buat kue." jawab Aluna girang. "Oh iya, tadi kita buat macam-macam kue loh nek." lanjutnya begitu antusias. Ia bahkan sampai berloncatan merasa senang atas apa yang ia lakukan tadi di rumah pamannya. Dengan semangat empat lima gadis itu menyebutkan satu persatu jenis kue yang mereka buat tadi.

Jika biasanya di rumah tante Nur Aluna hanya diminta mencuci peralatan masak yang kotor, membeli bahan yang habis atau tidak tersedia di rumah, mengoles topping kue, hari ini Aluna benar-benar berperan seperti asisten koki. Ia turut andil mengulen adonan kue, mencetak adonan kue, dan bahkan memasukkan kue ke dalam oven untuk dipanggang. Aluna benar-benar diajarkan dengan sabar oleh sang tante yang bernama Mala tersebut. Dan itu benar-benar membuat Aluna merasa sangat diharga dan disayangi.

Dalam hati Aluna memohon kepada Allah agar dibukakan pintu hati sang nenek, agar ia dapat diizinkan untuk menetap disini saja dibandingkan harus ikut pulang bersama neneknya.

"Gaya aja kamu bantuin tante. Yang ada juga kamu buat onar. Adonan kuenya tante Mala banyak yang gagal tuh" ujar Alia sengaja mengejek adiknya. Tanpa mereka sadari, perlahan hubungan mereka mulai akrab secara natural.

"Enak aja. Enggak yaah..." bantah Aluna.

"Sudah... Sudah! Kalian mandi dulu sana! Sebentar lagi sudah waktunya berbuka puasa." kedua bocah itu menuruti perintah nek Menik. Mereka berjalan beriringan saling senggol sambil cekikikan. Mengabaikan nek Siti yang sejak tadi diam memperhatikan interaksi mereka.

Nek Siti mulai merasa was-was. Ia takut jika nanti Aluna semakin betah tinggal disini dan akan semakin sulit membujuknya kembali. Maka nek Siti bertekad akan berangkat ke kota esok hari menaiki bus dan ia akan menyeret Aluna ke terminal pagi-pagi buta sebelum gadis itu sadar sepenuhnya.

***

Aluna sedari tadi tampang murung. Rasa kesal di hati membuat kantuk yang begitu berat seketika menghilang begitu saja. Ia menatap kesal neneknya yang telah berhasil membawanya pulang bahkan dalam keadaan dirinya yang masih tertidur pulas.

Aluna baru terjaga ketika bus sudah berjalan dan sempat berguncang hebat karena melewati jalanan yang rusak parah. Gadis itu terkesiap tak menduga jika kini mereka sudah diperjalanan dan ia sungguh menyesal karena tidak sempat berpamitan pada nek Menik dan juga kakaknya.

Seperti biasa, Aluna hanya memendam rasa sedih dan kesalnya di dalam hati. Tidak berani mengungkapnya pada siapapun termasuk sang nenek. Matanya mulai berkaca-kaca dan sebisa mungkin gadis itu menahannya agar air matanya tak tumpah.

"Sudah bangun?" tanya nek Siti tersenyum penuh kemenangan.

Aluna mengangguk singkat. Gadis itu mengalihkan pandangan ke kanan melihat pemandangan yang terpampang melalui kaca bus.

"Dari tadi nenek sudah bangunkan kamu. Tapi kamu gak mau bangun. Jadi nenek minta tolong sama paman Dian untuk gendong kamu ke terminal." terang sang nenek yang sudah pasti tidak dipercaya oleh Aluna. Gadis itu menaikkan sudut bibirnya, semakin merasa kesal kepada sang nenek. Ia tak menyangka jika neneknya tega melakukan hal ini kepadanya. Padahal Aluna masih ingin berada di kampung halaman almarhumah ibunya lebih lama lagi. Tapi neneknya seolah menentang keinginan cucuknya itu.

'Siap-siap dipukul dan dimarahin lagi deh ini. Pasti ada aja nanti yang buat aku dimarahin sama kak Amel dan tante Nur.' batin Aluna pilu.

***

Ketika tiba di rumah sang tante, waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, dan waktu berbuka puasa masih ada satu jam setengah lagi. Tante Nur menyeringai ketika melihat Aluna telah kembali ke rumahnya. Amel yang bekerja paruh waktu di warung bakso milik orang tua temannya, biasanya baru akan pulang ke rumah setelah sholat tarawih. Jadi selama Aluna dan neneknya tidak ada, tante Nur merasa kerepotan selalu menyiapkan makanan sendirian. Namun kedatangan ponakan bungsunya yang menyebalkan menurutnya itu ternyata dapat membuat hatinya sedikit berbunga juga.

Tante Nur menghampiri Aluna di dalam kamar. "Pas banget." ucap sang tante. Aluna menoleh ke arah kedatangan tantenya. "Ada apa tante?" tanyanya lembut.

"Nih! Kamu ke pasar sekarang. Beli ubi, pisang, singkong, nangka, santan, gula aren, sama gula pasir!" wanita itu menyodorkan uang lima puluh ribu pada Aluna. "Kamu cukup-cukup-in deh! Kalau kurang, pakai uang jajan kamu dulu!" ujarnya seraya meninggalkan keponakannya.

Aluna tertegun sejenak. Mencoba mengingat-ingat kembali bahan apa saja yang harus ia beli. Takut kelupaan, gadis itu segera mengambil selembar kertas dan pulpen, kemudian menuliskan kembali bahan yang tadi disebut oleh sang tante.

'Singkong, ubi, santan, pisang, gula aren. Apalagi yah? Aluna menggaruk kepala mencoba mengingat sekuat tenaga. Nyalinya terlalu ciut untuk menanyakan kembali pesanan tantenya. Karena sudah pasti, bukannya menyebutkan kembali bahan yang ia pesan, justru tantenya pasti akan memaki dirinya dengan sadis. Dan Aluna sama sekali tidak ingin hal itu terjadi.

Bocah itu menebak apa yang hendak dimasak oleh tantenya melalui bahan-bahan yang tadi ia sebutkan. Aluna berfikir mungkin sang tante akan memasak kolak. Maka Aluna mencoba mengingat bahan-bahan apa saja yang biasa ia temui jika sedang memakan kolak.

'kolang kaling, nangka, gula pasir, minyak pisang, daun pandan.

Aluna tersenyum sumringah melihat catatan yang baru ia buat dan bergegas pergi ke pasar untuk membeli bahan tersebut. Tak lupa ia mengeluarkan beberapa lembar uang dua puluh ribuan dari dalam dompet barbie miliknya untuk berjaga jika nanti uang yqng diberikan oleh tantenya tidak cukup.

**

Tante Nur mengerutkan dahi melihat Aluna yang memasuki dapur dengan belanjaan yang begitu banyak. Gadis itu tampak kepayahan menenteng semua bahan yang ia bawa dan tentu saja wanita itu sama sekali tak ada niatan untuk membantu gadis itu.

"Banyak banget. Perasaan saya gak suruh bahan-bahan yang ini deh." suara tante Nur menggema di ruang dapur hingga membuat bayinya yang tertidur dalam ayunan menangis karena terkejut.

"Sana kamu liatin Fera dulu. Kayaknya udah bangun." titah tante Nur yang langsung dituruti oleh Aluna. Nek Siti yang sudah merasa segaran setelah beristirahat beberapa puluh menit di kamar bergegas ke dapur guna membantu anak bungsunya menyiapkan makanan untuk berbuka puasa.

Sedangkan Aluna, bergegas menghampiri sang adik sepupu yang berada di ruang tengah antara dapur dan ruang tamu. Bayi berusia empat bulan itu mulai memerah karena menangis sejak tadi. Aluna mencoba mengangkat bayi itu dan dengan perlahan mengeluarkannya dari dalam ayunan. Aluna menimang-nimang adiknya hingga bayi itu merasa tenang berada dalam pelukan sang kakak sampai beberapa saat kemudian. Tercium bau tak sedap dari bokong bayi itu dan Aluna menyadari jika adik bayinya menangis karena poop.

Dengan cekatan ia membersihkan kotoran sang bayi, bahkan ia juga mulai menyiapkan untuk air mandi bayi kecil tersebut. Begitu telaten ia mengurusi adik sepupunya tersebut hingga akhirnya sang bayi kembali rapi dan wangi. Aluna menggendong Fera dan menimangnya beberapa saat hingga bayi mungil itu kembali terlelap, dan Aluna kembali memasukkannya ke dalam ayunan listrik milik sang bayi.

Selalu ada kegiatan yang Aluna jalani setiap hari yang dengan teratur menyita waktu Aluna setiap waktu. Dan gadis itu tak akan pernah melewatkan kenangan tersebut untuk kemudian kembali ia jadikan sebagai coretan dalam buku diary kesayangan yang akan selalu menjadi tempatnya berbagi dan bekeluh kesah.

¤¤¤

Bersambung...

1
Mutiara 123
kok papa amel gak hadir harusnya kn jdi wali , lebih di bikin seru papa aluna marah gitu liat anaknya di gituin,,,
Mutiara 123
hla sdh 2 thn kemudian kok si aluna masih ttp kls 5 sd ya thoor,,
DiPhatel: iya kah? Waduhh, makasih ya kak. nnti coba saya revisi lgi
total 1 replies
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
baju baru alhamdulillah.. tuk dipakai di hari raya.. 🎶🎶
DiPhatel: fufufufu. Jarang" ini Aluna dpat baju baru loh
total 1 replies
🌸𝗢𝗹𝗶𝘃𝗶𝗮 🍾⃝ ͩSᷞʜͧᴇᷡᴀ🌸
𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐥𝐨𝐡 😭 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐠𝐢𝐧𝐢
DiPhatel: makasih ka udh mampir
total 1 replies
☠️⃝⃟𝑽𝑨𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉𝓐𝔂⃝❥
aku mampir
DiPhatel: makasih kaaa
total 1 replies
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
hallo aris
DiPhatel: Hai kak
total 1 replies
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓 Ig@Fanie_liem09
pocipan mampir ..
yu slg follow
nanti aku akan masukan kalian ke gc Cmb ya...
yu slg belajar mksh
DiPhatel: makasih kakak
total 1 replies
Shame
tetap semangat thor /Heart/
DiPhatel: Makasih kakaaa
total 1 replies
Shame
tetap semangat thor /Heart/
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
rapi.. not bad lah
DiPhatel: Makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!