NovelToon NovelToon
Bangkitnya Jiwa Beladiri Tertinggi.

Bangkitnya Jiwa Beladiri Tertinggi.

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Roh Supernatural
Popularitas:111.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Jin kazama

Feng Yan seorang pemuda yang tadinya di anggap jenius telah membangkitkan jiwa beladiri berupa manik hijau misterius yang tidak pernah di kenali dan tidak memiliki tingkatan kualitas sehingga semua orang mulai memandang rendah dirinya. dari yang tadi jenius yang di puja kini berubah menjadi sampah yang di pandang rendah.

tahun demi tahun berlalu. Feng Yang tidak pernah berputus asa hingga suatu hari dia kembali dengan kekuatan yang luar biasa. dia bangkit dengan kekuatan yang menggemparkan Dunia.

ikuti terus perjalanan Feng Yan untuk menjadi yang terkuat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8. Bertarung Melawan Raja Kera Tulang Besi.

Bab 8. Bertarung Melawan Raja Kera Tulang Besi.

Keesokan harinya, suasana di kediaman keluarga Feng terasa berbeda. Di halaman depan, Lan Yueqing dan Qin Meilan, yang telah menunggu di Istana Kerajaan, siap menyambut kedatangan Feng Xiao Lan dan Huo Yueyin. Mereka berdiri dengan sikap tegas, meskipun ada sedikit rasa simpati dalam tatapan mereka terhadap kedua gadis yang akan bergabung.

Di sisi lain, Putra Mahkota Wu Longkun dan Putri Wu Xiaoxiao juga telah tiba, menunggu dengan penuh harapan. Wu Longkun, dengan postur tegap dan wajah yang tampak bijaksana, memancarkan aura kepemimpinan. Sementara itu, Wu Xiaoxiao, yang cantik dan anggun, memperlihatkan senyuman hangat yang bisa mengurangi ketegangan di udara. Kehadiran mereka menambah kehormatan pada momen tersebut.

Sementara Feng Ma mengantar putrinya, dia memberikan pesan terakhir. "Ingatlah, Lan’er, kekuatanmu akan terletak pada keteguhan hatimu. Keluarga kita selalu mendukungmu."

Feng Xiao Lan mengangguk, merasakan semangat baru dalam dirinya. "Ya, Ayah. Aku sudah siap."

Dengan keputusan mereka, Feng Xiao Lan dan Huo Yueyin melangkah menuju Istana, meninggalkan dunia lama mereka. Meskipun mereka akan pergi, cinta dan dukungan keluarga mereka akan selalu menyertai mereka.

Setibanya di Istana, Feng Xiao Lan dan Huo Yueyin disambut oleh Lan Yueqing dan Qin Meilan, serta Putra Mahkota Wu Longkun dan Putri Wu Xiaoxiao. Suasana penuh harapan dan semangat baru menyelimuti mereka semua, menandai awal petualangan yang akan mengubah hidup mereka selamanya.

Akhirnya, saatnya tiba untuk berangkat. Lan Yueqing melambaikan tangannya, dan seketika itu juga, sebuah Profound Ark muncul di hadapan mereka, bersinar dengan cahaya magis. Semua orang terdiam sejenak, terpukau oleh keindahan dan kekuatan yang terpancar dari kapal itu.

Setelah semua orang naik ke dalam Profound Ark, mereka bersiap-siap untuk meninggalkan dunia yang telah mereka kenal. Dengan semangat baru dan tantangan yang menanti di depan mata, Profound Ark mulai meluncur ke angkasa, membawa Feng Xiao Lan, Huo Yueyin, Lan Yueqing, dan Qin Meilan menuju Alam Atas yang misterius.

Di atas kapal, mereka saling bertukar pandang, harapan dan ketegangan bercampur aduk di dalam hati mereka. Sementara itu, tantangan baru menanti di depan, mereka bersumpah untuk saling mendukung, menghadapi segala rintangan yang akan datang bersama-sama.

-------------------

Hutan Senyap.

Sementara itu, di dalam Hutan Senyap yang sunyi dan penuh misteri, Feng Yan terus berlatih dengan tekad yang tak tergoyahkan. Tak terasa sudah 6 bulan dia Hutan senyap.

Setiap hari ia berusaha keras mengasah kemampuannya, terutama dalam memanipulasi energi dengan bantuan manik hijau di dalam tubuhnya. Setiap gerakan yang ia lakukan kini terasa lebih lancar, seiring dengan semakin mahirnya ia mengendalikan energi dari manik tersebut.

Selain itu, Feng Yan juga semakin piawai dalam menguasai Teknik Pedang Kematian. Setiap ayunan pedangnya kini lebih cepat, tajam, dan mematikan. Kekuatan yang mengalir melalui dirinya semakin kuat, menjadikannya lebih percaya diri dengan setiap langkah yang ia ambil.

Selama berkultivasi di Hutan Senyap, Feng Yan tak hanya memperdalam keterampilan bertarungnya, tetapi juga meningkatkan kultivasinya secara signifikan. Saat berkultivasi, manik hijau di dalam lautan jiwanya terus menyerap energi Qi yang ia dapatkan dari alam sekitarnya. Manik tersebut menjadi seperti wadah yang tanpa henti menarik energi Qi.

Tiba tiba manik hijau itu bergetar hebat. Getaran itu makin lama makin kuat, diikuti oleh semburan energi yang meluap dari manik tersebut. Energi itu tidak lagi hanya terserap oleh manik hijau, melainkan menyebar ke seluruh tubuh Feng Yan.

Sebuah kekuatan asing mulai mengalir dalam tulangnya, memperkuat setiap otot dan tendon dengan cepat. Tubuhnya terasa lebih padat, lebih kuat, seperti ada kekuatan baru yang mendobrak batas-batas fisiknya.

Feng Yan masih terkejut dengan perubahan yang baru saja terjadi pada tubuhnya. Ia merasakan kekuatan yang belum pernah ia alami sebelumnya. Tubuhnya terasa berbeda, lebih padat, lebih kuat, seolah-olah setiap otot dan tulangnya telah diperkuat oleh sesuatu yang jauh di luar nalar.

Ketika dia berpikir tentang betapa kuatnya tubuh fisiknya sekarang, dia merasakan sesuatu yang aneh. Tubuhnya mulai mengeras, perlahan-lahan, seperti baja yang ditempa.

"Apa lagi ini?" bisiknya, matanya melebar, terkejut dengan sensasi yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

Dalam hitungan detik, seolah merespons pikirannya, sebuah energi transparan berwarna hijau keemasan mulai mengalir keluar dari manik hijau di dalam tubuhnya. Energi itu melilit tubuhnya, bergerak cepat seperti angin yang membentuk lapisan demi lapisan.

Feng Yan hanya bisa terpana melihatnya. Dalam sekejap, energi tersebut membentuk sebuah zirah perang tranpatam yang menyelimuti seluruh tubuhnya, tampak sangat keras, kokoh, dan tampak tak tertembus. Zirah itu muncul begitu saja, tanpa perintah darinya.

"Apa ini? Sebuah zirah...?" Feng Yan menatap tubuhnya yang kini dilindungi oleh energi hijau keemasan yang berbentuk zirah perang. Ia bisa merasakan kekuatan dari zirah tersebut, seolah-olah ada kekuatan pelindung yang melingkupinya, melekat bersamanya dan menjaga setiap bagian dari tubuhnya.

Zirah itu tidak hanya memberikan perlindungan fisik, tapi juga membuatnya merasa tak terbendung. "Ini... luar biasa. Apakah ini kekuatan dari manik hijau juga?"

Dia menggerakkan tangannya, dan zirah tersebut mengikuti setiap gerakannya dengan sempurna, seolah menjadi bagian dari dirinya. Tidak ada rasa berat atau hambatan, justru sebaliknya, zirah itu memperkuat dirinya, memberikan Feng Yan kekuatan yang belum pernah ia bayangkan.

"Apa ini bentuk baru dari kekuatan manik hijau? Atau ini hanya permulaan dari apa yang bisa dilakukannya?" pikirnya, semakin penasaran.

Dia menarik napas panjang, merasa perjalanan hidupnya penuh kejutan.

"Tapi..kekuatan ini.. sungguh luar biasa!" Ucapnya takjub.

Feng Yan merasakan gelombang semangat yang membara di dalam dirinya, saat zirah hijau keemasan itu menyelimuti tubuhnya. Semua rasa terkejut dan kebingungan tadi segera tergantikan dengan hasrat untuk terus berlatih.

Energi yang mengalir dari manik hijau memberikan kekuatan luar biasa, dan meskipun manik itu masih menyimpan banyak misteri, satu hal yang ia yakini, manik hijau ini tidak akan pernah menyakitinya.

"Ini luar biasa!" Gumam Feng Yan sekali lagi dengan mata berbinar. Tubuhnya, yang kini diperkuat oleh zirah tersebut, terasa lebih kuat dari sebelumnya. Ia merasa tidak terkalahkan, seolah-olah setiap otot dan tulangnya diberkahi dengan kekuatan baru.

"Kalau manik hijau ini bisa melakukan hal seperti ini, apa yang bisa aku capai kalau aku terus berlatih lebih keras?"

Rasa penasaran dan semangat mulai memenuhi pikirannya. Ia tahu bahwa manik hijau telah menyerap energi Qi selama bertahun-tahun, tetapi sekarang, manik itu tampak lebih aktif, seolah ingin membantu Feng Yan mencapai potensi penuh dirinya.

Berkali kali dia berkata pada dirinya sendiri.

"Manik ini... mungkin menyimpan rahasia yang belum aku pahami. Tapi entah kenapa, aku merasa manik hijau ini bukan ancaman. Justru, aku merasakan kedekatan yang sulit di fahami." Pikirnya dengan keyakinan yang semakin kuat.

Dengan napas yang dalam, Feng Yan memutuskan untuk tidak terjebak dalam pertanyaan yang tak terjawab. Dia malah memilih untuk terus maju dan berlatih lebih keras. Setiap detik yang dihabiskan dengan manik hijau ini membuatnya semakin yakin bahwa dirinya sedang berada di jalur yang benar.

"Jika aku bisa menguasai kekuatan ini sepenuhnya... siapa yang bisa menghentikanku? Aku akan menamainya Zirah Giog Hijau." Bisiknya sambil mengepalkan tinjunya, merasakan energi dari zirah perang yang menyelimuti tubuhnya.

Saat dia berfikir Zirah itu menghilang, maka saat itu juga Zirah Giog Hijau itu langsung menghilang. Hal ini cukup mengejutkan baginya.

Dengan semangat yang baru, Feng Yan bersiap untuk melanjutkan latihannya. Dia tidak takut pada misteri yang dibawa oleh manik hijau, malah ia semakin antusias untuk menggali lebih dalam dan memahami kekuatan luar biasa yang kini ada di dalam dirinya. Baginya, manik hijau adalah sahabat yang akan membantunya tumbuh, bukan sesuatu yang perlu ditakuti.

Meskipun dia sampai saat belum menerobos tapi dengan kemampuan Zirah Giog Hijau kekuatan fisiknya setara dengan kultivator di tahap mengumpulkan Qi level 3.

"Sekarang, waktunya berlatih lebih keras lagi," katanya penuh semangat. "Aku yakin, aku bisa lebih kuat lagi dengan manik hijau ini." Ucapnya.

 

Satu Bulan kemudian.

Di tengah hutan yang gelap dan misterius, Feng Yan berdiri dengan tegap, pedang kematian bersinar di tangannya. Suara angin berdesir, membawa aroma tantangan dari Raja Kera Tulang Besi yang tingginya mencapai 3 meter, monster ini setara dengan tingkat 3 level 1 dengan elemen angin yang terkenal dengan kecepatan dan kekuatannya. Raja Kera itu melompat dari dahan ke dahan, bulu-bulunya berkilau seperti logam, siap untuk menyerang.

Pertarungan ini terjadi karena Feng Yan tanpa sengaja memasuki kawasan kekuasaannya. Raja Kera Tulang Besi terlihat sangat agresif dengan kedatangan sosok asing seperti Feng Yan.

Feng Yan menarik napas dalam-dalam, merasakan aliran energi di sekelilingnya. Sepertinya tidak ada jalan lain selain bertarung.

Dengan gerakan yang anggun, dia mulai menggerakkan pedang kematian nya, menciptakan pola-pola cahaya yang memukau. Setiap tebasan adalah kombinasi dari teknik yang telah dia pelajari selama bulan ini, masing-masing dipenuhi dengan imajinasi dan keahlian.

Raja Kera Tulang Besi, dengan kecepatan luar biasanya, menyerang dengan serangan mendadak.

WUSH! DUAR!

Tinju itu menghantam tanah tempat Feng Yan berdiri sebelumnya. Sebuah lubang dengan diameter 4 meter pun terbentuk. Namun, Feng Yan sudah siap. Dia menghindar dengan gerakan cepat, mengalihkan serangan dengan teknik "Tebasan Bayangan", yang memerangkap musuh dalam ilusi kegelapan. Raja Kera terhenti sejenak, bingung oleh bayangan yang membingungkan, memberi Feng Yan kesempatan untuk melancarkan serangan berikutnya.

Dengan semangat yang membara, Feng Yan melancarkan "Tebasan Racun". Pedangnya menyala hijau, dan saat mengenai Raja Kera, racun ganas mulai menyebar, melumpuhkan sarafnya. Raja Kera mengerang kesakitan, namun masih berusaha untuk bergerak.

"ROAR!"

Raja Kera Tulang Besi meraung.

Feng Yan tidak memberi kesempatan untuk pulih. Dia segera menggunakan "Tebasan Api Qi", mengarahkan energi Qi dari alam sekitar ke dalam pedangnya. Serangan ini membakar organ dalam Raja Kera, membuat monster itu terhuyung-huyung.

Namun, Raja Kera Tulang Besi, meskipun terluka, masih memiliki kekuatan. Dengan gerakan cepat, dia mencoba menyerang kembali. Feng Yan mengaktifkan "Zirah Giog Hijau", sebuah teknik pertahanan yang memberikan perlindungan ekstra. Zirah itu berkilau, menyerap sebagian besar serangan Raja Kera, sekaligus memantulkan energi kembali ke musuh.

Melihat kesempatan itu, Feng Yan melanjutkan dengan "Tebasan Pembusukan".

SLASH!

Dengan satu tebasan kuat, dia menyebabkan pembusukan pada tubuh Raja Kera, yang mulai terlihat lemah dan tak berdaya.

Akhirnya, dalam satu momen kritis, Feng Yan mengumpulkan seluruh energinya, mengarahkan pedangnya ke langit.

"Tebasan Api Qi serangan Terakhir!" Serunya dengan kekuatan penuh, dia meluncurkan serangan pamungkas yang menghantam Raja Kera Tulang Besi, menciptakan ledakan cahaya yang menyilaukan.

Saat debu mulai mengendap, Feng Yan berdiri dengan napas berat, sementara Raja Kera Tulang Besi terjatuh, mengakui kekuatan dan keahlian Feng Yan. Pertarungan brutal itu berakhir, dan Feng Yan, meski kelelahan, merasakan kepuasan yang mendalam atas kemenangan yang diraihnya.

Setelah serangan pamungkasnya, Feng Yan berdiri di tengah hutan, napasnya masih terengah-engah. Raja Kera Tulang Besi terjatuh, Nyawanya berada di ujung tanduk.

tetapi alih-alih merayakan kemenangannya atau membunuhnya, Feng Yan merasakan empati yang mendalam terhadap makhluk yang kini terbaring lemah di depannya. Dia melihat bukan hanya monster yang harus dihancurkan, tetapi juga makhluk yang berjuang untuk bertahan hidup.

Feng Yan mendekati Raja Kera, yang masih mengerang kesakitan. Dengan hati-hati, dia mengatakan,

"Aku tidak ingin membunuhmu. Kita bisa berlatih bersama, menjadi lebih kuat."

Raja Kera membuka matanya, bingung namun penuh rasa ingin tahu. Feng Yan merasakan ikatan yang mulai terbentuk antara mereka, dan dia tahu bahwa dia memiliki kemampuan baru yang bisa membantunya.

Beberapa hari yang lalu, dia telah memahami kekuatan manik hijau yang dia miliki. Dengan memikirkan objek yang ingin disembuhkan, manik itu akan bereaksi dan memberikan energi penyembuhan.

Dengan tekad, Feng Yan mengumpulkan energi dari manik hijau. Dia memusatkan perhatian pada luka-luka Raja Kera.

"Aku akan membantumu," Katanya, mengulurkan tangan ke arah monster itu. Energi hijau mulai bersinar, melingkupi Raja Kera.

Secara perlahan, luka-luka di tubuh Raja Kera mulai sembuh. Feng Yan merasakan aliran energi yang kuat saat manik hijau bekerja, dan dia terpesona oleh kekuatan penyembuhan yang dimilikinya. Raja Kera, merasakan perubahan pada tubuhnya, mulai tenang. Dia melihat Feng Yan dengan rasa syukur dan kepercayaan.

Setelah beberapa saat, semua luka di tubuh Raja Kera sembuh, dan dia berdiri kembali dengan kekuatan baru. Kini, bukan lagi musuh, tetapi teman berlatih. Feng Yan tersenyum, merasakan hubungan yang lebih dalam dengan makhluk itu.

Tidak lama kemudian Feng Yan mengajak Raja Kera itu berlatih bersama. Alih alih Menggunakan senjata Feng Yan justru ingin beradu tinju.

Setelah fisiknya berevolusi dia menjadi lebih tinggi dan lebih kekar di usianya yang masih 12 tahun, tubuh fisiknya saat ini mirip dengan anak berusia 16 tahun. Tinggi Feng Yan sendiri saat ini 160 cm dan monster Kera Tulang Besi yang dia hadapi setinggi 3 meter. Sungguh perbedaan yang sangat mencolok.

"Ayo kita beradu tinju." Ucap Fen Yan mengepalkan kedua tangannya dan membenturkannya satu sama lain.

Seolah mengerti apa yang di inginkan Feng Yan, Raja Kera Tulang Besi mengangguk, dan keduanya mulai berlatih bersama. Feng Yan mulai menunjukkan dan Raja Kera mulai membalasnya.

WUSH! BRUGH!

BOM! DUAR!

Bentrokan tinju keduanya menciptakan gelombang kejut yang luar biasa. Fluktuasi energi menyebar, menciptakan angin badai yang menghancurkan area sekitar.

Pohon pohon tumbang, tanah hancur dan retak. Retakannya menyebar seperti akar pohon yang tak beraturan.

WUSH!

Saat bentrokan berlangsung keduanya terpental sejauh 5 meter. Mata Raja Kera Tulang Besi terbelalak lebar, dia tidak menyangka lawannya bisa mengimbangi kekuatannya.

Melihat keterkejutan di wajah Raja Kera Tulang Besi, Feng Yan hanya terkekeh, lalu dia melakukan gerakan tangan agar Raja Kera Tulang Besi maju dan menyerangnya, Marasa terprofokasi monster itu menunjukkan gerakan cepat dan lincahnya. Mereka saling melengkapi, menciptakan harmoni dalam latihan mereka.

Seiring berjalannya waktu, keduanya menjadi lebih kuat, tidak hanya secara fisik tetapi juga dalam persahabatan yang mereka bangun. Hutan yang dulunya menjadi arena pertempuran kini menjadi tempat latihan yang penuh semangat. Feng Yan menyadari bahwa terkadang, kekuatan sejati tidak hanya terletak pada kekuatan untuk mengalahkan, tetapi juga dalam kemampuan untuk memahami dan membangun hubungan.

1
mxxc
uppp
Chu Wielan Sheng
kalo bisa 1000 penonton ngobrol,jd asik kayak acara mama rempong😂😂😂
Chu Wielan Sheng
pertarungan mode anak SMK
Stanjo Manggarai 18
terlalu bertele-tele thor. bisa gak untuk bikin yg lebih simpel gitu
Stanjo Manggarai 18
thor cerita nya udah bagus banget cuma terlalu bertele-tele
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ DLUNA: di bab selanjutnya udh mulai di perbaiki🙏🙏soalnya masih pemula..
total 1 replies
Xpresy Ponsel
Luar biasa
Maz Tama
mantap Thor..lanjutt
Maz Tama
tumben kayaknya panjang nih chapter
Zainal Tyre
adu tanding ini aja sdh berapa episode
terlalu lama bulet di sini aja hadeh lebih baik cabut by by by
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ DLUNA: silahkan cabut dan cari novel yang sesuai dengan yg anda mau .atau anda bisa membuat novel anda sndri dan silahkan baca sendiri
total 1 replies
Ban Jar
lanjutkan Thor nanggung
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ DLUNA: hahahaha
total 1 replies
Zainal Tyre
kalo tdk ada MCnya di percepat aja thor kelamaan jd di scrol² aja tdk dibaca
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ DLUNA: sabar...semua ada prosesnya..silahkan baca dan nikmati saja..happy reading guys...
total 1 replies
Maz Tama
mantap Thor... semoga bisa rutin update nya
Umar Muhdhar
3
Umar Muhdhar
2
Umar Muhdhar
1
Maz Tama
lanjut thor
M aman Santoso
Luar biasa
ibnu zaenal
kl terus bertele-tele malas bacanya
ibnu zaenal
bertele-tele thor
ibnu zaenal
agak d peringkat kata 2nya jgn terlalu bertele-tele
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!