NovelToon NovelToon
Kebangkitan Sang Pembunuh Bayaran

Kebangkitan Sang Pembunuh Bayaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:68.8k
Nilai: 5
Nama Author: R.A Wibowo

Reina Amelia merupakan pembunuh bayaran terkenal dan ditakuti, dengan kode name Levy five. Sebut nama itu dan semua orang akan bergidik ngeri , tapi mati karena menerima pengkhianatan dan gagal misi.

Namun, Alih-alih beristirahat dengan tenang di alam baka, jiwa Reina malah masuk ke tubuh seorang siswi bernama Luna Wijaya yang merupakan siswi sangat lemah, bodoh, jelek, dan menjadi korban bullying di sekolah.

Luna Wijaya, yang kini dihuni oleh jiwa pembunuh bayaran, harus menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kehidupan sekolah yang keras hingga mencari cara untuk membalas dendam kepada keluarga dragon!

“Persiapkan diri kalian … pembalasan dendamku akan dimulai!”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R.A Wibowo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 balasan seorang pembulyy

Jika dikatakan Luna Wijaya adalan orang yang tidak punya satupun teman itu salah besar, sebab paling tidak ia punya. Walau cuma satu.

Lelaki itu datang kala istirahat berkumandang, kacamata bulat itu tampak bersinar terkena matahari. “Kamu berubah total, Luna.”

Si gadis mendongakkan kepala kala sadar lelaki itu telah duduk di sampingnya, bekal makan ia taruh begitu saja.

Jujur bila dalam kondisi normal jiwa Reina akan mengumpat, melempar bekal makan si cowok, menendang cowok itu, dan mengatakan hal jorok. Namun hatinya menolak melakukan hal itu, ingatan tentang lelaki itu terbilang positif.

Selama ia sering dibully hanya lelaki itu yang mau membantunya dan selalu mendukung apapun yang terjadi. Bukti bahwa ia mengenali Luna dengan sekali lihat adalah bukti bahwa hubungan mereka sangat dekat.

Alfian Mahendra, kerap dipanggil Al. ia satu-satunya teman dekat Luna.

“Al?”

Al menjentikkan jari ke kening Luna. “Dasar anak nakal,” ucap Al. “kalau gak bisa berenang gak usah ke kolam renang, kamu hampir mati kemarin.”

“Hahahaha.” Luna cuma bisa tertawa canggung. hampir mati dan kecelakaan? setidaknya itu yang semua orang tahu, ya? Padahal aslinya ia hampir dibunuh. Tina tampaknya Pintar menebar kebohongan.

“Maaf, Al.”

Al mendengus, lalu melirik, menatap si gadis. “Gak makan? Gak bawa bekal?”

Luna menggelengkan kepala. Pikirannya fokus akan menuju sekolah hingga lupa membawa bekal.

“Oh gitu,” gumamnya. “mau ke kantin—-”

“LUNA WIJAYA.” Seruan itu menghentikan percakapan dua orang. Tina dan tiga temannya mendekat, berjalan dengan sangat angkuh. Tadi mereka bertiga hanya panik karena takut dan tidak menyangka bahwa si cupu masih hidup … bukan berarti mereka takut.

Sekarang dengan posisi dan suasana lebih baik. Mereka hendak menindas Luna lagi, ganti penampilan bukan berarti ia menjadi lebih baik, begitu pikirnya. Dan juga sikap yang mereka anggap sok cantik membuat mereka sebal.

Sementara para murid lain berbisik-bisik, mereka tahu bahwa kejadian pembullyan akan terjadi. Disisi lain Al bersiap siaga, melindungi teman satu-satunya ini. 

“hei cupu!” hardik mereka bersamaan. “gak punya kerjaan, kan? Mending kamu beliin kami kayak biasanya, pakai uangmu sendiri seperti biasa—”

“Ogah!”

Hening. Semua membelalakan mata. Heran. Selama ini, Luna tak pernah menolak permintaan Tina dan lain-lian, agaknya bukan cuma style yang berubah menjadi cantik, nyali perempuan itu pun berubah. Bahkan sampai menolak si Tina yang terkenal akan si tukang tindas.

“Hah?” Tina heran, lalu bersuara dengan lantang. “BILANG APA TADI!”

Brak…

Dibentak dan diremehkan adalah kesalahan besar, menurut kamus yang dibenci Luna. Itu masuk kategori penghinaan nomor 1. Siapapun yang terang-terangan membentak dan meremehkan patut diberi pelajaran.

“Aku bilang OGAH! Tuli ya?” nada Luna membesar, wajahnya tegas dan tajam.

“Lagian, Luna gak luang.” Kali ini suaranya menjadi rendah nan polos. Si gadis menatap teman di sampingnya, tersenyum manis.” Luna ada janji sama Al, jadi jangan ganggu!” ucapnya seraya mendekat, lalu memeluk lengan kekar lelaki itu.

Semua murid pria mendadak berseru cemburu, siapa yang tidak iri bila disenyumin oleh sosok secantik Luna. Sementara Al dengan sikap dinginya masih memilih diam, sudah menjadi hal biasa sedekat ini bersama Luna.

Suasana makin mencengkam. Sebenarnya Tina merasa ketakutan, namun gadis ini sengaja melakukan provakasi. Sudah jadi rahasia umum bahwa Tina menyukai Alfian Mahendra, oleh sebab itu dia menindas Luna Wijaya sebab rasa iri hati yang memuncak melihat dua orang itu akrab bukan main.

“Kamu!!” Tina mendekat, kedua tanganya gesit memegang kerah Luna. Sorot mata gadis itu tajam.

Al tak tinggal diam, ia hendak membantu. Seharusnya seperti itu, bilamana Luna tak berkata.

“Al, diam saja di sana. Aku baek-baek aja.”

Al menganggukan kepala, ia pun mundur. Ia percaya dengan perkataan Luna.

“Padahal cuma cupu. Mentang-mentang jadi cantik sombong banget. Rasain ini!”

Tina merentangkan tangan, hendak menampar Luna. Tapi …

Plak!

Luna menahan tamparan itu dengan tangan satu, sementara tangan lainnya balik menampar Tina dengan sangat keras.

Suara tamparan itu menggema di sekitar area kelas, membuat semua murid yang menyaksikan terpana. Tina terjatuh ke tanah, memegangi pipinya yang kini merah karena tamparan Luna. Teman-temannya terdiam, tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

Tina terhuyung ke belakang, terkejut dengan keberanian dan kekuatan Luna yang tiba-tiba muncul. Wajahnya memerah, campuran antara marah dan malu.

“Berani sekali kamu!” jerit Tina, berusaha menahan air mata yang mengancam untuk tumpah. Dia memandang dua temannya dengan tatapan meminta bantuan, tetapi mereka tampak ragu-ragu, tidak yakin bagaimana harus bereaksi terhadap perubahan mendadak dalam sikap Luna.

Luna berdiri dengan tegap, menatap Tina dengan tatapan yang tegas. “Aku sudah cukup dengan bully-anmu, Tina. Aku bukan Luna yang dulu lagi. Kamu mau apa, sekarang? Mau terus meneruskan ini, atau kita akhiri di sini?”

Para murid yang menyaksikan adegan itu terpaku, tak berani bergerak atau bersuara. Al, yang sebelumnya bersikap siaga, kini tersenyum tipis melihat temannya menunjukkan keberanian yang luar biasa.

“Apa yang kamu tunggu? Balas dia!” salah satu teman Tina berseru, mencoba memprovokasi lagi.

Tina, masih dengan wajah merah, mencoba untuk memulihkan keberaniannya. “Kamu akan menyesal, Luna,” ancamnya dengan suara gemetar. “Ini belum berakhir.”

Luna tersenyum tenang. “Aku siap, kapanpun kamu mau.”

Tina mendengus kesal dan berjalan pergi bersama teman-temannya, meninggalkan kelas dengan suasana tegang yang masih terasa. Para murid lain mulai bergerak, melanjutkan kegiatan mereka, tetapi bisik-bisik tentang kejadian tadi terus terdengar.

Al menatap Luna dengan penuh kekaguman. “Kamu benar-benar berubah, Luna.”

1
Anne Soraya
lanjut
L K
namanya reina atau luna sih?
Melz
keren ....👍
Hasnah Siti
oh god...nanggung udah kak... ditunggu lanjutan nya 👌❤️🔥🔥🔥
Narimah Ahmad
👍👍👍 emang seru
Azura75
mulai dr jam brp bangun utk dandannya? smp dandan bbrp jam utk ke sekolah? 😳
Dede Mila
mulai baca
Myss Guccy
SETAAAAANNNNN LUNAAA🤣🤣🤣🤣
Yusni
coba diceritain derail thor biar yg baca tanbah seru
Yusni
tertarik ku...semoga tmh keren novelnya
fidha muf
2x hidup katanya mantan pembunuh tpi msih oon grusa grusu percuma hidup lagii reina 🤮🤮
Jumiati Jumiati
Luar biasa
nadira ST
lama2 viola minta dipites nempel tres kayak debu, sama si rindi oon mau aja dikadalin cewek ppb
Manusia Biasa: Terlebih dia gak punya teman banyak lagi
Manusia Biasa: Kalau kata saya sih Rindi gak salah, bayangkan saja. Ia dulu kerap diasingkan dan diasingkan itu gak enak. Dia cuma iba aja sama murid baru—yang terbilang pasti gak punya teman.

Jadi Rindi istilah cuma mau teman akrab.
total 2 replies
Angie Dara
rok mini selutut kak, bukan sebahu😭
Manusia Biasa: Sama-sama
Angie Dara: ok kak, semangat terus saya suka ceritanya
total 3 replies
Zahra
Luar biasa
zylla
😱😱😱
Manusia Biasa: hehehehe
total 1 replies
.Cleaner.
apakah Al temannya luna?
Manusia Biasa: Yup. bener, kalau lupa. Nama panjangnya Alfian
total 1 replies
Ayu Dani
wah keparat ternyata Alfin Mahendra musuh yang sesungguhnya
key Hana: ya kan dari awal juga udah janggal
Manusia Biasa: hahaha, diluar prediksi ya
total 2 replies
Manusia Biasa
Hans MVP kali ini. hehehe, keren anakku satu ini emang
Ayu Dani
ikutan tegang gue
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!