Balas dendam seorang perempuan muda bernama Andini kepada mantan suaminya yang pergi karena selingkuh dengan janda muda kaya raya.
Tapi balas dendam itu tidak hanya kepada mantan suaminya, melainkan ke semua lelaki yang hanya memanfaatkan kecantikannya.
Dendam itu pun akhirnya terbalaskan setelah Andini membunuh dan memutilasi semua pria yang coba memanfaatkannya termasuk mantan suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tresna Agung Gumelar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Saat pulang kuliah, Miko dengan sengaja sudah menunggu Fika di parkiran Mobil.
Dia berdiri di belakang mobil Fika dengan gaya tengilnya sambil memantau datangnya Fika.
Ketika Fika datang dan mendekat ke arah mobilnya, Fika di kagetkan oleh Miko dari arah belakang.
"Gimana Fik? Sudah ada keputusan kah?"
Tanya Miko kepada Fika sambil mengulum satu batang lollipop.
"Si anjing!"
Ucap Fika yang sangat kesal dengan tangan mengepal.
"Inget ya Fik, sepuluh meter saja mobil lu pergi dari kampus ini. Semua bukti yang ada di handphone gue ini bakal ke sebar ke seluruh orang yang ada di sini."
Ucap Miko sambil mengangkat handphonenya di depan Fika.
"Si bangsat. Masuk Lo cepetan!"
Tanpa di duga Fika menyuruh Miko untuk masuk ke dalam mobilnya.
Di sini Miko sempat bengong dengan lollipop yang masih ada di tangannya.
"Cepetan bangsat masuk!"
Ucap Fika sambil membuka kunci mobil.
Sambil bengong, Miko pun masuk ke dalam mobil Fika dan mereka berdua kini berada di dalam mobil.
"Eh bentar bentar, Lo mau bawa gue kemana nih?"
Tanya Miko sambil menatap Fika yang mulai menyalakan mobil.
"Ke apart gue lah, itu kan yang Lo mau?"
"Enggak enggak, nggak mau gue ke apartemen Lo, yang ada nanti gue di jebak di sana."
"Ribet banget sih Lo, terus Lo maunya di mana anjing?"
"Udah sekarang Lo turun biar gue yang bawa mobilnya. Kita cari jalan tengah aja kita nyari hotel di tempat yang netral. Ok!"
"Hmmm."
Fika menggerutu kemudian turun dari mobil dan bertukar posisi duduk dengan Miko.
Setelah bertukar posisi, Fika kembali bertanya kepada Miko.
"Heh Miko tapi cuma sekali ini aja ya, habis ini Lo harus janji sama gue Lo jangan pernah ganggu hidup gue lagi!"
Fika mengingatkan Miko sebelum berangkat.
"Iya Fika sekali ini saja, lagian gue cuma penasaran aja sama Lo, buat apa juga gue sering-sering ngencanin cewek yang sisa om om."
"Eh anjing jaga ya mulut Lo!"
Fika sangat marah sambil mencekik leher Miko.
"Aduh aduh galak banget sih, iya iya sorry, oke gue janji kali ini aja dan habis ini gue nggak akan pernah ganggu hidup Lo lagi. Janji deh gue"
Ucap Miko sambil mengangkat kedua tangannya meminta ampun.
"Dasar bajingan!"
Ucap Fika sambil melepaskan tangannya.
"Udah ya sekarang kita berangkat, jangan galak-galak lagi ya manis! Senyum dulu dong!"
Miko menggoda Fika sambil mencolek dagunya.
"Tai lah!"
Jawab Fika dengan muka kesal.
Akhirnya mobil mereka pun jalan meninggalkan kampus.
Di tengah perjalanan, Miko menyempatkan untuk memberitahu kepada Jaka kalau rencananya ini berhasil. Dan mereka kembali merencanakan rencana selanjutnya lewat chat.
Miko membawa Fika ke sebuah hotel yang lumayan jauh dari kampus sekitar 30 menit perjalanan.
Saat sampai di hotel, mereka pun langsung check-in memesan satu buah kamar yang berada di lantai dua.
Setelah berada di dalam kamar, mereka berdua duduk di atas kasur. Fika yang masih dengan muka kesalnya dan Miko dengan gaya tengilnya.
Miko menawarkan rokok untuk Fika hisap sambil menenangkan suasana. Fika pun mengambil sebatang rokok yang Miko tawarkan lalu membakarnya.
"Fik, sorry ya sebelumnya. Gue tuh penasaran banget kenapa sih Lo mau jadi simpenan om om gitu? Padahal gue awalnya serius pengen deketin Lo karena gue kira Lo perempuan lugu dari kampung sana yang bener-bener pengen menimba ilmu di kota ini."
"Jangan banyak bacot deh Lo. Fuuuh" Jawab Fika sambil menyemburkan asap rokok ke arah wajah Miko.
"Hmm.. Tai, coba aja dulu Lo Nerima gue, apapun yang Lo mau pasti gue kasih tanpa harus ngejual diri Lo kaya gini!"
"Haha. Lo yang tai. Tampang kaya Lo mana pantes anjing ngomong kaya gitu."
"Gue serius Fika, tapi setelah gue tau Lo itu simpenan om om ya fantasi gue jadi liar juga sama Lo akhirnya. Jadi wajar dong bukan salah gue."
"Hmm. Tai lah! Gue juga terpaksa Mik jadi kaya gini,
semenjak bokap gue meninggal enam bulan yang lalu, kehidupan ekonomi keluarga gue terseok-seok. Dua adik gue harus ngelanjutin sekolah belum biaya berobat nyokap gue. Sebenarnya gue bisa saja balik dan berhenti kuliah. Tapi gue mau makan apa di sana. Sedangkan nyokap gue udah nggak bisa apa-apa dia sakit dan hanya bisa duduk di kursi roda."
Fika mulai berbicara serius bahkan matanya sedikit berkaca-kaca.
"Lo kan bisa nyari kerja Fik di kampung, ngapain harus jadi kaya gini sih?"
"Lo enak bisa ngomong kaya gitu, nyari kerja nggak gampang jing apalagi di kampung."
"Terus rencana Lo apa deketin om om kaya gitu? resikonya kan besar, Lu bisa di labrak di depan banyak orang sama istri aslinya itu orang."
"Gue bukan simpenan ya, gue mau nikah sama dia. Sebentar lagi dia mau ceraikan istrinya. Jadi jangan anggap gue wanita yang gampangan seperti yang Lo lihat."
"Haha lucu Lo, terserah lah Lo mau anggap diri Lo itu wanita apa, yang jelas gue udah berhasil bisa bawa Lo ke sini."
"Setan Lo!."
Ucap Fika sambil mendorong Miko hingga kini Miko terbaring di atas kasur.
Fika langsung membuka seluruh pakaiannya kemudian setelah itu menunjukkan seluruh tubuhnya di depan Miko yang kini melamun sambil terbaring melihat Fika berdiri di depannya tanpa busana.
"Ini kan yang Lo mau?"
Tanya Fika dengan muka yang menjadi liar.
Miko tidak bisa berbicara apapun karena sangat tidak menyangka ternyata Fika seliar ini.
Fika langsung menindih tubuh Miko sampai melepaskan seluruh pakaiannya.
Miko pun terbawa suasana dan akhirnya mereka melakukannya dengan durasi yang cukup lama karena Miko tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini.
*****
Setelah selesai
"Thanks ya Fik, gila pantesan itu om om betah banget sama Lo."
Ucap Miko yang kini telah selesai memakai pakaiannya kembali sambil menghisap sebatang rokok.
Bangsat!.
Jawab Fika sambil duduk dan mencoba menyalakan sebatang rokok lagi. Tapi dia belum memakai pakaiannya hanya di tutupi oleh selimut.
Setelah menghabiskan sebatang rokok, Miko meminta izin kepada Fika untuk ke lantai dasar ingin membeli sesuatu. Dengan rasa percaya Fika mengizinkan Miko untuk ke bawah. Sedangkan di sini Fika masih bersandar di atas kasur sambil memainkan handphone.
Saat di luar kamar. Ternyata di balik pintu sudah ada Jaka yang menunggu Miko.
"Sana masuk Lu Bang!"
Ucap Miko sambil menepuk pundak Jaka."
"Serius nih Bro?"
Tanya Jaka yang sedikit heran.
"Udah sana masuk jangan di sia-siain! Kapan lagi dapet cewek gratis kan?"
"Tapi ini aman kan Bro?"
Tanya Jaka kembali yang sedikit ketakutan.
"Aman tenang aja, dia nggak mungkin lapor sama siapa-siapa kok, kalo dia nolak telfon gue aja, dia takut ko sama gue sekarang."
"Anjir, yaudah deh"
"Tapi jangan pake kekerasan ya inget!"
"Iya tenang aja."
"Gue tunggu di bawah ya Bang, kalo udah selesai kita cabut bareng-bareng."
"Oke siap mantap."
Jawab Jaka sambil memberikan jempol.