Sungguh teganya Hans ayah Tania Kanahaya, demi melunasi hutangnya kepada renternir, dia menjual anaknya sendiri kepada pria yang tak di kenal.
Dibeli dan dinikahi oleh Albert Elvaro Yusuf bukan karena kasihan atau cinta, tapi demi memiliki keturunan, Tania dijadikan mesin pencetak anak tanpa perasaan.
"Saya sudah membelimu dari ayahmu. Saya mengingatkan tugasmu adalah mengandung dan melahirkan anak saya. Kedudukan kamu di mansion bukanlah sebagai Nyonya dan istri saya, tapi kedudukanmu sama dengan pelayan di sini!" ucap tegas Albert.
"Semoga anak bapak tidak pernah hadir di rahim saya!" jawab Tania ketus.
Mampukah Tania menghadapi Bos sekaligus suaminya yang diam-diam dia kagumi? Mampukah Tania menghadapi Marsha istri pertama suaminya? Akankah Albert jatuh cinta dengan Tania?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dijual Ayahku Dibeli Bosku
Jam 16.30 wib.
Derrt....Derrt...Derrt
Ayah calling.....
Tania melirik handphone yang ada di meja, dan alisnya saling bertautan setelah melihat siapa yang menghubunginya. Ayah Hans itu hampir atau bisa di bilang tidak pernah menelepon Tania jika berada di luar rumah, jadi harus kah wanita itu senang di telepon oleh ayahnya.
“Halo, assalamualaikum Yah!” sapa Tania.
“Alaikumsalam, Tania, kamu pulang kerja jam lima kan?” tanya Hans.
“Iya Yah, ada apa memangnya?” balik bertanya Tania.
“Ini ayah sama ibu sedang menuju tempat kamu bekerja, mau jemput kamu, karena kita mau ke tempat acara saudara kita. Dan ayah minta kamu sedikit bermake-up, biar tidak lusuh pas di acara. Enak di pandang sama saudara,” pinta Hans.
“Ooh...ya sudah kalau begitu nanti Tania tunggu di depan lobby kantor, Yah jam 5 sore,” balas Tania. Hans langsung mengakhiri sambungan teleponnya.
Bu Rita menyeringai mendengar percakapan antara ayah dan anak, hatinya sungguh ingin bersorak bergembira.
Mendapat kabar ayahnya akan menjemputnya di kantor, Tania agak curiga akan tetapi di tepisnya rasa curiga itu. Mumpung ada waktu sebelum jam pulang kerja berakhir, wanita itu bergegas ke toilet untuk merapikan penampilannya.
Jam 17.00 wib.
Tania sudah menunggu kedatangan Ayah dan Ibunya, tanpa menunggu waktu lama ada mobil berwarna hitam dan cukup mewah menghampiri Tania.
“Tania masuk,” seru Ayah Hans ketika membuka kaca jendela mobilnya.
Semakin tanda tanya di hati Tania, melihat mobil mewah asal Jepang Lexus XM, lebih mewah ketimbang mobil keluaran Toyota versi Alphard yang membawa Ayah Hans dan Bu Rita.
Ini kan mobil orang kaya, masa iya mobil sebagus ini di jadiin taxi online, apalagi sang sopir pakai setelan safari, sudah kayak sopir pribadi bukan sopir taxi online....batin Tania.
“Ada acara apa Yah, kok dadakan banget?” tanya Tania, sambil melihat penampilan Ayah Hans pakai batik, lalu ibu tirinya Rita pakai gaun yang senada warnanya dengan batik ayah Hans.
“Saudara kita ada yang mau nikah dadakan, malam ini,” jawab Rita dengan santainya, melihat suaminya seperti susah berbicara.
“Oooh...,” membulat bibir Tania, percaya akan ucapan Bu Rita.
Tiga puluh menit kemudian mereka bertiga sudah sampai di hotel yang sangat mewah di sekitar daerah Jakarta Selatan, beberapa orang seperti bodygurd sudah menyambut mereka di lobby Hotel tersebut.
Hans dan Rita hanya tersenyum kaku dengan beberapa pria tersebut, dan mengikuti langkah kaki mereka, begitu juga Tania yang membuntuti Hans dan Rita.
Sejak kapan saudara Ayah punya hajatan mewah di hotel bintang lima ini. Biasanya hajatan di rumah, atau gedung serba guna yang ada di sekitar rumah.
“Silahkan masuk Bapak, Ibu,” ketika mereka sudah masuk ke dalam restoran dan sudah berada di depan ruang VVIP.
Ayah Hans wajahnya mulai pucat ketika masuk ke dalam ruangan VVIP, dan pria itu sudah tak sanggup menatap wajah anaknya. Sedangkan Bu Rita wajahnya tampak sumringah.
Di dalam ruangan tersebut, sudah ada dua orang pria paruh baya, kalau di lihat wajahnya sungguh tidak mengenakkan. Kedua netra pria itu menatap Tania, bagaikan sedang menelanjangkannya di depan umum, mata pria hidung belang.
“Silahkan duduk Pak Hans, Ibu Rita,” salah satu pria mempersilahkan.
“Dan nona muda silahkan duduk juga,” ujar pria yang lain, dengan tatapan mesumnya.
Jantung Tania mulai berdegup kencang, dan tanda tanya. Katanya ada acara nikahan dadakan, tapi mana pengganti nya, yang ada hanya dua orang laki-laki, tidak ada wanitanya. Dan juga tidak ada dekorasi bunga yang biasa terpajang jika ada acara pernikahan.
“Lumayan Pak Hans, anaknya, tidak terlalu jelek. Yang penting masih perawan, kan,” ucap salah satu pria yang wajahnya berewokan, memindai Tania dari ujung kaki sampai unjung rambut
Ayah Hans hanya bisa mengangguk pelan, tanpa berani menatap ke arah Tania.
Salah satu pria lagi menaruh koper di atas meja, kemudian membuka kunci koper tersebut, terlihatlah tumpukan uang lembaran merah tertata rapi.
Tangan Bu Rita langsung ingin meraih koper berisikan uang tersebut.
“Ehh....tahan dulu Bu, transaksi belum selesai, kita akan menunggu Tuan-nya dulu.”
“A-apa maksud Ayah....semua ini!!” suara Tania mulai bergetar, melihat koper yang berisi uang tersebut.
“M-maafkan Ayah, Tania..,” jawab pelan Ayah Hans.
“Jangan bilang Ayah menjual Tania dengan kedua pria ini!” kata Tania, tubuhnya mulai gemetaran, lalu beranjak dari duduknya.
Ayah Hans tak sanggup berkata. “Iya kamu, kami jual dengan kedua bapak-bapak ini, biar hutang kami lunas!” jawab Bu Rita dengan wajah senangnya.
“Dasar orang tua biadab, kalian berdua! Sungguh kejam kalian menjual aku ke pria asing untuk membayar hutang yang tak pernah aku lakukan!” maki Tania tidak terima, lalu bergegas keluar, namun sayangnya bodygourd yang ada di luar ruangan langsung masuk dan menahan Tania agar tidak bisa kabur.
“Lepaskan saya!!” teriak Tania ketika kedua lengan nya sudah di tahan oleh kedua pria ber badan besar itu, lalu mengereknya untuk duduk kembali ke tempat duduknya.
“Kalian yang berhutang untuk Clara, tapi aku yang harus menanggung semuanya, kalian sungguh orang tua yang gak punya hati!” teriak memaki Tania dari tempat duduknya.
PLAK!
Hans melayangkan tangannya ke pipi putrinya untuk pertama kalinya, membuat Tania terkesiap. “Anggap ini bakti kamu sebagai anakku!”
Wanita muda itu jadi tercenung...
Aku harus berbakti kepada ayahku, dengan cara begini! Dijual!
“Tuan-nya sudah datang,” salah satu pria datang memberitahukannya.
Tuan yang di maksud sudah masuk ke dalam ruangan VVIP di dampingi oleh seorang wanita yang sangat cantik, dan juga beberapa orang di belakangnya.
Ayah Hans dan Ibu Rita langsung berdiri untuk menyambut kedatangan orang yang membeli putrinya, Tania. Sedangkan Tania masih terdiam dalam duduknya, tidak mau tau siapa yang masuk ke dalam ruangan.
“Silahkan duduk Tuan Albert,” ujar pria yang wajahnya brewokan.
Albert....
Tania langsung menegakkan kepalanya, dan seketika itu juga kedua netranya melotot melihat pria tampan yang duduk di hadapan dirinya.
Pak Albert Elvaro Yusuf....CEO Maxindo.
Wajah pria itu terlihat dingin dan datar ketika menatap wajah Tania, membuat wanita itu merinding bulu kuduknya, lalu Tania melirik wanita yang berada di sampingnya siapa lagi kalau bukan istrinya seorang model yang terkenal namanya Marsha Angelica.
“Kamu sudah di beli oleh Pak Albert, dan malam ini juga kamu akan menikah siri dengan Pak Albert. Kamu di beli hanya untuk melahirkan anak keturunan Pak Albert, setelah kamu berhasil melahirkan anak. Maka selesai pernikahan kalian berdua, dan anak menjadi hak Pak Albert,” penjelasan Gerry sang asisten Albert, langsung pada intinya.
Raut wajah Tania seketika berubah menjadi sinis, dirinya di jual ayahnya dan di beli oleh Bos-nya hanya untuk menghasilkan seorang anak saja. Tapi bagaimana dengan perasaan dia sendiri, wanita yang tak bersalah justru masuk ke dalam kubangan air yang dibuat ibu tirinya. Miris!
Ayah Hans selaku penjual anaknya sendiri langsung menanda tangani surat kesepakatan yang di keluar kan oleh pengacara Albert, lalu lanjut di tanda tangani oleh Albert sebagai pembeli.
“KALIAN SEMUA GILA !!” teriak Tania.
Wanita itu mencoba bangkit kembali, namun kedua bahunya sudah di tekan oleh salah satu bodyguard Albert. Sakit!
Sejenak Ibu Rita agak tercengang melihat pria tampan itu, di kiranya yang membeli dua pria yang awal di temuinya. Kenyataan yang berbeda, melihat dari penampilannya, Bu Rita menduga jika pria yang membeli Tania, orang kaya. Menyesal kah?
“Tuan Albert, penghulu nya sudah datang,” salah satu bodygourd masuk dengan seorang pria paruh baya.
“Segera laksanakan akad nikahnya,” perintah Albert dengan tatapan dinginnya.
Tubuh Tania semakin bergetar hebat, satu orang bodygourd Albert sudah menahan tubuhnya agar tetap duduk, dan menyaksikan ijab kabul di depan matanya.
Suara tegas Albert terdengar jelas ketika mengucapkan ikrar ijab kabul, begitu juga Hans yang menikahkan putrinya dengan pria yang membelinya. Dan akhirnya kata SAH terdengar jelas dalam ruangan itu.
Hancur sudah perasaan Tania, kecewa dengan ayahnya. Walau dia dinikahi oleh pria yang di kaguminya, tetap aja dia hanyalah seorang ibu pengganti.
bersambung....
Kakak Readers yang cantik dan ganteng, jangan lupa tinggalkan jejaknya ya, mohon dukungannya. Terima kasih sebelumnya.