Menjadi tulang punggung keluarga membuat Hanum harus berpikir kritis untuk mencari uang sedangkan dia juga kuliah demi menerus kan cita-cita nya.
Datang dari kampung dengan wajah polos membuat Hanum kesulitan mencari uang,biaya berobat yang mendesak membuat Hanum memilih menjadi sugar baby dari pengusaha kaya dan sukses.
Bagaimana kisah hidup Hanum selanjutnya yuk mampir di cerita terbaru ku Sugar Baby
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Traktir
Benar saja Susan melayani Daniel hingga tubuh nya tumbang,sudah tiga ronde mereka lalui hingga Susan sendiri sulit untuk bangkit.
Ponsel Daniel berbunyi membuatnya terbangun dan dengan malas mengambil ponselnya.
"Roni" gumam nya pelan,Daniel melirik ke sebelah nya Susan sedang tertidur pulas karena aktivitas panas mereka tadi bahkan mereka melewati makan malam nya.
"Hallo bro"
"Di mana? klub yuk" ajak Roni
"Ada Susan di rumah"
"Pantas dari tadi gue hubungi nggak di angkat-angkat sedang bercocok tanam loe rupanya"
"Hahahaha..... jarang-jarang bro,loe tau sendiri kan rumah tangga gue gimana"
"Makanya asah terus,sekarang kan sudah ada Hanum jadi kalau kepengen bisa minta nggak nunggu Susan pulang"
"Sttttt......elu sama siapa di sana?" tanya Daniel mengalihkan pembicaraan nya, takutnya terdengar oleh Susan,bisa gawat.
"Robi....elu masih ingat Robi adik tingkat kita dulu nggak,dia sekarang ada di Jakarta,lagi ada urusan bisnis kata nya, tadi nya mau ajak Vani tapi dia kuliah malam ini"
"Ya gue ingat titip salam aja buat dia bilang gue nggak bisa datang,maaf ya bro malam ini elu sama dia dulu gue mau peluk istri gue"
"Songong loe ya,Payah!! Suami takut istri"ejek Robi
"Bukan nya takut tapi kangen bro" jawab Daniel sambil menutup ponselnya lalu masuk kembali dalam selimut dan memeluk tubuh Susan yang masih telanjang.
****
Tiga hari sudah berlalu tak ada kabar tentang pekerjaan nya dari Daniel membuat Hanum merasa memakan gaji buta sedangkan Vani terus melayani Om Roni, setidaknya ada perkejaan yang dia lakukan agar dia tidak merasa bersalah sudah meminta uang sejumlah 100 juta itu pasalnya itu bukan uang yang sedikit.
"Belum juga ada kabar beb dari om Daniel?" tanya Vani yang baru datang
"Belum"
"Kata Om Roni ada istri om Daniel di rumah makanya dia belum hubungi kamu"
"O...... syukur lah kalau memang begitu Van" jawab Hanum pelan,dia sedikit lega karena sudah mendapatkan jawaban nya.
"Boleh gabung?" tanya Aditya yang duduk di hadapan Vani dan Hanum
"Boleh" jawab Vani semangat karena hanya saat-saat ini dia bisa cuci mata,jika sudah di apartemen harus melayani om Roni dan jika di kost tertidur pulas karena kelelahan.
"Adit"
"Vani"
"Sudah pesan Num?" tanya Aditya
"Belum"
"Aku pesan ya,mau apa?"
"Nggak usah kak,kita juga mau cepet"
"Kita nggak ada kelas lagi Num" jawab Vani cepat membuat Hanum melotot kan mata nya memberikan kode pada Vani tapi Vani cuek dia ingin menikmati sedikit jam bebas nya ini.
"Nggak usah sungkan Num,mau minum apa?aku yang traktir" tawar Adit lagi
"Terserah kakak saja" jawab Hanum tidak enak hati.
Aditya Memesan jeruk hangat dan tiga mangkok bakso.
"Habis ini mau kemana?"
"Kost" jawab Vani dan Hanum berbarengan.
"Kost kalian sama?"
"Iya"
"Wah, kapan-kapan boleh mampir dong?"
"Nggak boleh kak, khusus wanita" jawab Hanum cepat membuat Adit kecewa
"Yah padahal kalau bisa mau jemput kalian"
"Jangan,ibu kost nya galak,iya kan Van?" Alasan Hanum sambil memberikan kode kedipan mata pada Vani
"I-ya kak,ga-lak kaya macan betina"
"Huks...huks....."
"Minum Num" ujar Aditya memberi kan segelas air putih
"Pelan-pelan makan nya"
"Maaf kak"
Hanum justru mengingat perkataan Om Daniel yang mengatakan nya macan betina.
Hanum menatap Vani yang terlihat cuek.
"Boleh aku antar pulang Num" tawar Aditya
"Nggak usah kak, kost nya dekat sini kok, lagian masih ada yang mau kita cari, kapan-kapan aja ya kak" tolak Hanum
"Yuk beb, cepetan ntar telat! maaf ya kak kami pamit duluan terima kasih traktiran nya" ajak Hanum menarik tangan Vani menjauh dari Aditya
"Tapi bakso nya belum habis Num"
"Besok lagi di lanjutin"
"Mana enak Num"
"Mau aku tinggal!" bentak Hanum membuat nyali Vani menciut dan mengikuti langkah Hanum.
"Kenapa buru-buru beb?" tanya Vani
"Van,kamu lupa kalau di perjanjian nggak boleh dekat dengan lelaki lain,kamu mau ganti rugi dua kali lipat"jelas Hanum mengangkat jari tangan nya dua.
"Hahahaha.... ketakutan aman Neng,om Daniel juga nggak ada kali, nggak masalah kan cuma sekedar kenalan bukan pacaran"
"Tetap saja nggak boleh Van"
"Nggak usah terlalu jujur Num, nanti malah makan hati sendiri" ujar Vani yang masih mengikuti langkah kaki Hanum.