Arina khumaira putri seorang ibu rumah tangga, dengan 3 orang anak yg masih kecil yang dipanggil Bunda, Anak pertama bernama Muhammad Gala Samudera berumur 8 thn dipanggil Gala, Anak kedua seorang perempuan bernama Arumi Chintya Ananda berumur 3 tahun dipanggil Rumi, Anak ketiga bernama Muhammad Raihan Al Gibran di panggil Al.
Aku harus meninggalkan rumah bersama ketiga buah hatiku dan kota tempat kami tinggal secara diam- diam tanpa sepengetahuan suamiku dengan bantuan sahabatku astrid, akibat kekerasan fisik yang aku dapatkan dari suamiku seminggu yang lalu membuat aku membulatkan tekad ku untuk pergi meninggalkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sha-Queena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Suami arina selingkuh???
Setelah Arina melihat foto dan video yang dikirim mama ke ponsel Astrid, dimana foto itu adalah foto kak Farid dan anak-anak yang tertidur diruang keluarga, dan kedua anaknya tertidur dipangkuan kak Farid, mereka meninggalkan parkiran dan melanjutkan ke toko mainan karena Arina sudah janji kepada anak-anaknya untuk membawakan mainan.
Setibanya di toko mainan Arina turun dari mobil Astrid, sedangkan Astrid tidak turun karena mau menelpon teman satu kantornya untuk mengingatkan sesuatu katanya.
Arina langsung masuk kedalam toko mainan yang terkenal di kotanya, karena disitu lengkap semua mainan anak-anak dan pernak pernik nya.
Arina mengambil permainan lego yang 1 set lengkap untuk Al, kemudian mengambil mainan boneka barbie untuk Rumi, dan untuk kaka Gala dia pernah meminta jika aku ada uang lebih, dia minta dibelikan mobil remote.
Setelah Arina mendapatkan semua yang dia mau, kemudian dia kekasir untuk membayarnya.
Kebetulan bonus dari novel online Arina sudah masuk, jadi dia memberikan anak-anaknya mainan yang mereka suka, karena jarang sekali dia untuk membelikan mainan, karena kalo ada rejeki atau uang lebih Arina menyimpan nya untuk keperluannya dan anak-anak, karena dia sudah tidak mau bergantung sama suaminya lagi.
Berhubung bonus yang masuk kali ini lumayan banyak, jadi tidak salah arina memanjakan anak-anaknya karena kalo mengharap dari ayahnya tak akan mungkin terealisasi, terlalu banyak alasan jika anak-anaknya meminta dibelikan mainan, padahal tidak pernah sama sekali dia membelikan anaknya....buang-buang uang katanya..."hufft"
Selesai urusan dengan kasir, Arina segera keluar dari toko mainan, karena tidak mau kalo Astrid menunggu terlalu lama.
"Maaf ya As, aku lama ya? tadi antri di kasir lumayan lama" jelas Arina namun yang diajak bicara sepertinya tidak menyadari kedatangan Arina didalam mobil.
"Hei As kamu dengar tidak sih?" tanya Arina kembali sambil memukul pelan lengan Astrid, yang mana tangannya masih memegang stir mobil, dan tangan yang satu memegang ponsel, sehingga membuat Astrid terkejut dan langsung menoleh ke Arina.
"Ehh kamu sudah ada dimobil Rin...kok aku tidak dengar kamu masuk kembali" tanya Astrid yang terlihat masih kebingungan.
"Lagian kamu melamunkan apa sih sampe aku masuk mobil saja kamu tidak sadar" tanya Arina dan Astrid hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Ini coba kamu liat di ponsel aku, tadi aku sempat foto" sahut Astrid sambil memberikan ponselnya ke Arina, kemudian Arina melihat foto yang dimaksud Astrid.
Arina tampak biasa saja tidak terkejut, ataupun bersedih sehingga Astrid dibuat gemas.
"Mereka masuk kedalam juga ya tadi As" tanya Arina
"Iya Rin...emang kamu tidak bertemu dengan mereka ya? cewek yang bersama suamimu itu kan mantan pacar dia kan? bukannya dia sudah menikah juga?" Astrid menjawab Arina sambil bertanya kembali
"Aku tidak bertemu dengan mereka didalam, dan lebih baik tidak ketemu As...betul itu mantan dia yang sebelum menikah denganku, dan memang sudah menikah, namun aku tak tahu apakah masih sama suaminya atau sudah tidak" jawab Arina santai
"Loh kok kamu tampak biasa saja Rin...tidak sedih, kaget atau bagaimana?" Astrid bingung dengan sikap Arina yang seolah-olah tidak mau tahu dan tidak mau urus.
"Trus aku harus bagaimana As...hehehehe, ngamuk-ngamuk atau mendatangi perempuan itu? tidaklah As, aku masih waras dan sudah tidak mau tahu lagi tentang ayahnya anak-anak, terserah dia sekarang mau bagaimana dengan dirinya, intinya aku sudah membulatkan tekad untuk pergi jauh darinya bersama anak-anak" jelas Arina dengan tenang tanpa emosi sedikit pun malah tertawa, justru Astrid lah yang seperti orang kebakaran jenggot saja, melihat tadi suami Arina dan perempuan yang tak lain adalah mantan pacarnya dia, "Apakah suami arina selingkuh ya??? Astrid bertanya sendiri dalam diam.
"Jalan yuk As...kasian kak Farid pasti dah capek jaga anak-anak" ajak Arina ke Astrid yang masih saja termenung.
"Iya...iya Arin sayang, tidak usah buru-buru, kak Farid tidak masalah kok jaga mereka, malah senang dia karena bisa dekat dengan anak-anakmu" jawab Astrid sambil menyalakan mobilnya dan meninggalkan parkiran toko mainan anak-anak.
"Maksud kamu apa sih As, dekat dengan anak-anak? sejak tadi setiap kamu berbicara kayak menggantung begitu, kok aku jadi aneh dengan setiap perkataan kamu tentang kak Farid dan aku" tanya Arina yang masih bingung dengan perkataan Astrid, seperti benang kusut yang susah Arina luruskan.
"Tidak ada maksud apa-apa kok Arin hehehe" sahut Astrid sambil tertawa, dan alhasil jawaban yang menggantung lagi yang didapatkan oleh Arina.
Tak berapa lama mereka sampai dirumah Astrid, dan Arina tidak mengeluarkan semua barang belanjaannya, karena astrid mau mengantarkannya pulang, padahal Arina sudah menolak dan mengatakan akan naik taxi online saja, karena tidak mau merepotkan lagi tapi astrid tidak mengijinkan, sehingga Arina setuju saja walau tidak enak hati sebenarnya.
Mereka masuk kedalam rumah sambil mengucapkan salam.
"Assalamu alaikum" salam Astrid dan Arina
"Waalaikum salam" jawab mama dan papa yang kebetulan ada diruang tamu, papa ternyata sudah ada dirumah karena tadi sewaktu Arina datang papa sedang keluar.
Astrid dan Arina langsung salim kepada mama dan papa, setelah itu Arina duduk di sofa dihadapan mama sama papa, sedangkan Astrid masuk kedalam dapur mau mengambil minuman dingin.
"Bagaimana nak sudah selesai semua belanja bahannya" tanya mama
"Sudah ma...semuanya masih ada dimobil, karena Astrid katanya mau mengantarkan Arina pulang, padahal aku sudah bilang tidak usah nanti naik taxi online saja, karena Arina sudah terlalu merepotkan hari ini ma" jawab Arina
"Tidak apa-apa nak, Astrid itu tidak pernah merasa direpotkan kalo sama kamu, karena dia itu sayang dan sangat peduli sama kamu nak" papa ikut bicara.
"Oh iya ma...anak-anak masih tidur ya? tanya Arina
"Sudah bangun kok nak, sekarang ada dikamar farid diajak main game sama farid, tunggu mama panggilkan biar sekalian kalian makan siang dulu baru pulang" jawab mama sambil berlalu kekamar kak Farid untuk memanggil anak-anak
Akhirnya anak-anak turun dari lantai 2, karena kamar Farid dan Astrid ada dilantai 2, kami semua ke meja makan untuk makan siang, karena setelah makan ini aku dan anak-anak akan pamit pulang.
Sikapi apa pun dengan tenang
Tetaplah rendah hati
Dan jadilah diri sendiri
Mereka yang merendahkanmu
Adalah mereka yang dibawahmu
Dan mereka yang membicarakanmu dibelakang
Adalah mereka yang tak mampu melampauimu.
Belajarlah mengalah sampai tak seorang pun
Dapat mengalahkanmu
Dan belajarlah merendah sampai tak seorang pun
Bisa merindukanmu
Jika ada kata-kata yang melukai hati
Maka menunduklah dan biarkan ia melewatimu
Jangan sampai kamu masukkan
Kedalam hati
Agar hatimu tidak lelah...
Ali Bin Abi Thalib
Orangtua Afni malu dgn kelakuan anaknya
selamatkan Willy ya thor