"Ayah! ibu! kakak! Dimana kalian semuanya, hiks..."meraung Jeony sejadi-jadinya melihat anggota keluarga yang sudah tak bernyawa akibat kecelakaan beruntun yang menimpa keluarga pak Loey Christian.
"Kenapa tuhan? Kenapa engkau mengambil semua orang yang hamba sayang tuhan, hiks..."jeony meraung sejadi-jadinya di tempat kejadian yang dimana kondisinya pun saat ini juga tidak memungkinkan.
Ya memang benar adanya saat ini kondisi jeony pun begitu memprihatinkan. Karena kejadian naas itu yang membuat jeony mengalami patah tulang cukup parah yang membuat jeony harus menjalani serangkaian operasi estetika dan orthopedi agar dapat menyelamatkan nyawa jeony yang hanya tinggal menghitung jam.
Setelah melakukan serangkaian operasi, akhirnya nyawa jeony pun berhasil di selamatkan. Waktu terus berlalu hingga perubahan pada Jeony pun semakin terlihat jelas bahkan jeony dianggap seperti orang gila oleh warga sekitar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyajenkpankestu_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Di lain tempat, di ruang rapat perusahaan Raharja Store Group, saat ini ada seorang pria gagah berumur kepala empat yang begitu berkharisma. Yang tak lain dia adalah fuad raharja, saat ini pak fuad telah selesai melakukan rapat dengan beberapa jajaran perusahaan tertinggi untuk menjalin kerjasama dengan perusahaannya.
Siang hari ini, Pak fuad sebagai pemimpin rapat pertemuan perusahaan serta seluruh jajaran pemimpin perusahaan yang lain. Saat ini, seluruh pemimpin serta sekretaris perusahaan, saat ini tengah bersiap berkemas berkas perusahaan mereka masing-masing karena pertemuan telah berakhir beberapa menit yang lalu. Di ruang rapat saat ini hanya tersisa beberapa orang yang belum pulang ke perusahaannya masing-masing. Termasuk pak gasta, yaitu pemimpin perusahaan tekstil atas nama Tantra tekstil group yang saat ini tengah di hadang oleh pak fuad untuk menanyakan sesuatu hal yang penting.
"Siang pak, asta!"Ucap Pak fuad sembari bersalaman sesaat.
"Siang juga pak fuad"sahut pak asta seraya tersenyum lebar.
"Tumben kamu mau ngobrol sama saya yad. Memang ada apa yad?"tanya pak asta seraya menyuruh asisten pribadinya keluar lebih dulu.
"Wah, wah, ternyata pak Asta bisa menebak niat saya. Padahal saya belum menjelaskan semuanya lho"jawab pak fuad sedikit berbelit.
"Lha! Saya yad! Padahal saya cuman baru bertanya lho yad"sahut pak asta dengan nada menggelitik.
"Iya, kita sudah teman dari kecil asta, jadi lo tahu banget aslinya gue seperti apa ta"jawab pak fuad sembari menaik turunkan alisnya.
"Sudah yad. Sekarang saya mau tanya, apa tujuanmu menemui saya dengan mengundang saya serta perusahaan lain datang kesini! Atau semua ini sebagai alibi untuk menutupi rencana jahatmu yad?"Tanya pak asta langsung to the point.
"Gini ta. Gue minta tolong sama lo ta buat merubah nama sertifikat ta"Ucap Pak fuad tanpa ada keraguan.
"Hah! Sertifikat yad! Apa maksud dari omonganmu yad?"tanya pak asta yang tidak mengerti maksud perkataan dari pak fuad sendiri.
"Ya sertifikat asta. Maksud saya itu sertifikat rumah yang saat ini aku tempati ta!"jawab pak fuad yang begitu santai. Seketika itu juga pak asta langsung berpikir keras.
Beberapa saat kemudian, pak asta pun melihat pak fuad dengan tatapan mata yang tak terima jika sertifikat rumah yang pak fuad maksud adalah sahabat karibnya sendiri. Saat itu juga pak asta pun meletakkan Tas kerja di kursi besar, lalu pak asta pun menghampiri pak fuad sambil menahan emosi yang hampir meledak.
"Apa maksud lo yad? Jangan berbuat di luar batas buat mendapatkan harta warisan itu yad"ucap pak asta dengan tatapan memicing sembari melihat gelagat pak fuad yang sudah mencurigakan sebelum rapat tahunan berlangsung.
"Lha, emang kenapa! Apa salah gue ngerubah hak milik atas nama gue?"jawab pak fuad yang balik bertanya.
"Bangsat! itu semua bukan harta lo bangsat!!"Geram pak asta sambil terus menatap pak fuad yang tersenyum sinis di hadapannya.
"Lha, orang yang punya harta sudah mati. Jadi, sudah seharusnya harta semua itu jatuh ke tangan gue dong!"ujar pak fuad dengan nada santai, hal itu juga membuat emosi pak asta semakin tidak terkendali.
"Jangan pernah mimpi lo yad! Apa yang lo lakukan sama sahabat baik gue anjing!"Tanya pak asta penuh dengan penekanan.
"Humm... apa ya! Ya terserah gue dong, mau gue apaan itu keluarga yang sok bijaksana itu, ck!"jawab pak fuad dengan nada menyindir.
"Apa lo ngomong barusan hah! Keluarga sok bijaksana!! Mereka nggak seperti apa yang lo maksud bangsat!!"bentak pak asta yang sudah menahan emosi sedari tadi.
"Wahh!! Ada yang berusaha menjadi pahlawan kesiangan nih buat si keluarga pelit"sahut pak fuad dengan nada yang menyindir. Seketika, pak asta pun melayangkan bogem mentah tepat pipi kanan pak fuad hingga tercetak jelas bekas bogem mentah di wajah putih pak fuad.
"Bangsat!!! Awas lo yad. Jika sampai mereka dalam bahaya, gue yang bakal njeblosin lo ke dingin jeruji besi. Ingat itu baik-baik"ucap pak asta seraya menyambar tas dan perlengkapan lain dengan cepat, kemudian keluar dengan menggebrak pintu utama sehingga pak fuad pun terlonjak kaget dengan hal tersebut.
"Bangsat!!! Manusia sampah!bergumam pak fuad sembari membereskan berkas yang berserakan di lantai.
Setelah pak fuad membereskan berkas, kemudian pak fuad kembali duduk di kursi kebesaran serta berpikir bagaimana cara membalikkan nama seluruh harta milik keluarga Christian saat ini. Kembali di rumah sakit, sekarang jeony pun mulai tersadar kembali untuk yang kedua kalinya setelah tindakan operasi untuk yang ketiga kali.
Untuk saat ini, jeony hanya bisa tercengang menatap kaki kanan yang menyatu dengan gips khusus tulang serta mengangkat kaki kanan secara perlahan. Beberapa saat kemudian, jeony mulai mengangkat kaki kanan begitu pelan tetapi sedikit lebih lama daripada sebelumnya. Karena jeony ingin melihat sekuat apa imun dan fisik, setelah di baku hantam dengan cobaan yang joeny tak mampu melewatinya sendiri. Setelah dirasa cukup, jeony pun menghentikan gerakan mengangkat kaki secara perlahan. Lalu meletakkan dengan pelan kaki kanan yang menggembung akibat pengendapan nanah bercampur darah secara pelan dan berhati-hati.
Tak berselang lama, terdengar suara ketukan pintu yang berasal dari luar ruangan. Kemudian, dua tenaga medis masuk ke dalam untuk mengecek kondisi joeny yang terus melamun tanpa menyadari jika tim medis sedang memeriksa keadaannya secara keseluruhan.
"Hey.. jangan bengong seperti itu nanti tidak dapat jodoh lo"celetuk tim medis bernama rosita yang saat ini tengah mengukur suhu badan jeony saat ini.
"Sttt… rosita! kamu ini lo seneng banget godain anak orang"pungkas Julia seraya mengalungkan stetoskop yang sebelumnya Julia gunakan.
"Hehe… maaf, abis dia bengong mulu lia. Maka dari itu gue hibur dia lia"jawab rosita sembari membereskan perlengkapan pengukur suhu badan.
"Ya tidak apa-apa dan terima kasih sudah menghibur saya"ucap jeony dengan pelan serta menatap kedua perawat dengan senyum tipis.
"Sama-sama cantik. Jangan sedih ya, kita berdua disini akan terus memantau adik manis ini"jawab abila sedikit berteriak saat memasuki ruang rawat joeny saat ini.
"Hadeh! Sudah. Kalau Bertemu sama mereka berdua nggak bakal abis gibah cantik ala mereka hufff"sahut Julia sambil membenarkan stetoskop medis yang dikalungkan yang ada di lehernya.
"Hihihi kan aku sama rosita emang bestie ghibah cantik bener nggak ita?"jawab abilla sambil tersenyum lebar menatap rosita yang berjalan mendekat.
"Ya dong billaku"sahut rosita sambil memeluk abilla dari samping. Saat abilla dan rosita saling berpelukan, di saat yang sama, terdengar suara ketukan. Tak lama kemudian, bu dokter Gita pun juga ikut masuk ke ruangan jeony yang saat ini terlihat sedikit lebih tenang daripada yang sebelumnya, begitu tegang dan ketakutan.
"Syukurlah, adik iparku sedikit lebih ceria. Bang, selalu lihat dan awasi dia dari atas ya bang hiks.."lirih senang sekaligus sedih melihat sang adik senang melihat kelakuan kedua perawat bimbingannya yang membuat ulah.
semangatt thorrr/Drool//Drool/