TAMAT 18 NOVEMBER 2024
Rahardian adalah luka bagi Nathalie, tiba-tiba saja suami tampan yang mengkhianatinya selama dua tahun terakhir justru memintanya hamil bahkan menata ulang pernikahan yang sudah hancur lebur.
Atas dasar cinta, Nathalie mau menuruti keinginan suaminya. Mereka berbulan madu ke Bali, dan kehamilan pun tak terelakan lagi.
Namun, di suatu malam, Nathalie tersadar akan sesuatu. Sadar, tentang tanda yang melekat di punggung suaminya bukanlah milik suaminya.
Cinta, obsesi, dendam, luka, intrik, dibungkus dengan indah dalam satu karya ini. Di mana pada akhirnya semua harus mengalah pada takdir yang telah digariskan sang maha esa.
Cerita romantis, tentang kekaguman, tentang kesetiaan, tentang kepemilikan, tentang keegoisan, tentang kepedulian dan tentang tanggung jawab versi Pasha Ayu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SPS TIGA EMPAT
Waktu begitu cepat berlalu. Tiba saatnya pernikahan sang Lady dengan Bodyguard tampannya dari Plasencia.
Walau berkulit hitam, pria eksotis itu cukup bisa dikatakan gagah rupawan. Rahang yang tegas, alis, bibir, dan pahatan hidung yang pas membuat Wilson menjadi lebih spesial.
Rasanya, orang-orang akan menolak jika ada yang mengatakan Wilson jelek. Yah, nyatanya definisi tampan tidak dari kulitnya terbuktikan.
"Bagaimana gaun ku, Wilson?" Alexandra berputar di hadapan calon suaminya. Di sana, Wilson hanya berekspresi sekedarnya.
"Cantik."
"Bagaimana dengan wajah ku?"
"Lady lebih cantik." Yah, Wilson akan memuji selagi Alexandra senang. Dan tidak sia-sia pujiannya, karena Alexandra tersenyum.
"Aku suka dengan pujian mu meski harus aku tanya-tanya lebih dulu." Alexandra lalu meraih rahang Wilson. "Cobalah tersenyum, Wilson!!"
Sejatinya, Wilson lelah; setiap harinya Alexandra hanya menyuruhnya tersenyum dan tersenyum. Seolah, Alexandra ingin menunjukkan jika Wilson amat bahagia.
"Apa pengantin harus tersenyum, aku bahkan melihat beberapa pria ada yang menangis."
Alexandra tergelak samar. "Ayolah, Wilson, pria yang menangis di pernikahan hanya pria yang memikirkan cicilan setelah pernikahan mereka selesai. Sementara kau, kau akan mendapatkan banyak uang!"
"Baiklah aku tersenyum." Wilson terpaksa sekali menyunggingkan senyuman. Dan tidak dipungkiri meski gelap kulitnya, ia manis.
Alexandra menunjukkan ponselnya dan bicara seenaknya. "Kau akan ikut kelas ini. Aku sudah mendaftarkannya untuk mu."
"Kelas?" Wilson mengernyit. "Kelas apa?"
"Kelas tersenyum dengan baik."
Wilson memutar bola matanya. Ya Tuhan, kenapa dia harus setuju menikah dengan wanita dominan? "Bukan aku yang perlu kelas tersenyum, Lady. Aku rasa kau sendiri yang sudah salah pilih suami."
"Tapi kau paling perfect di antara bodyguard Alexandra yang lain," sela Alexandra. Dan Wilson setuju dengan itu, Wilson memang paling tampan di antara ajudan Alexandra.
"Cium aku sekarang!" Wilson menggeser alisnya sebelah, sedikit tersentak dengan permintaan tiba-tiba Alexandra.
"Cium aku karena ada, Gama!" Alexandra berbisik, dan Wilson dibuat meremang saat Alexandra meraih tengkuknya.
Sontak, suasana romantis ini membuat Wilson tak enggan mendekati bibir, tapi, baru saja akan menempel, Alexa mendorong bibir Wilson kembali. "Tunggu, harus cium yang mesra," protesnya.
Wilson tahu, karena ciuman itu seperti irama yang diciptakan amatir. Wilson terpejam saat meraba leher Alexandra, memagut beberapa kali bibir yang membalas setiap cecapnya.
Bahkan, cukup lama dan menyelami hingga Alexandra tersadar untuk mendorong dada bidang Wilson kembali.
"Kenapa?" Wilson tengah asyik, Alexandra memutuskannya sepihak. Tapi, kemudian memulainya lagi dengan hasrat yang berbeda.
"Ciuman mu enak juga," batin Alexandra.
"Ya Tuhan, Alexandra!" Gama tiba, itulah yang akhirnya berhasil melerai pertautan bibir yang tengah dilanda candu.
Alexandra menyengir. Sementara Gama berdecak kesal.
Tadinya Gama sempat trauma saat Alexandra tidak juga keluar dari kamar. Takut, kalau-kalau hal di masa lalu terulang lagi, seperti ketika Alexandra bercinta dengan pria lain di hari pernikahan mereka.
Jangan sampai ada drama yang membuat Hector marah lagi. "Pernikahan akan segera dilangsungkan."
Alexandra tertawa meringis, kemudian berjalan mendahului setelah Gama memuji gaun dan kecantikannya. Tentunya, Gama dan Wilson yang mengangkat ekor gaun panjang itu, setidaknya agar bisa secepatnya keluar.
Di sela langkah, Gama berbisik. "Kau lelaki yang paling beruntung karena menikahinya, Wilson, semoga kalian bahagia."
Wilson terkekeh pelan. "Kalau aku dianggap beruntung memilikinya. Lalu kenapa kau tidak menikahinya?"
"Tidak berjodoh."
Hanya jawaban sederhana yang bisa Gama berikan. Faktanya, Gama jatuh cinta pada Nathalie sejak pandangan pertamanya.
Perasaannya pada Alexandra masih sama sayangnya. Tapi, jika untuk rasa yang lebih besar dari cintanya kepada Nathalie, Gama yakinkan, Gama tak memiliki itu bahkan sedari ia dan Alexandra menjalin asmara.
Rasanya, mungkin sejenis nyaman dan terbiasa saja. Karena hubungan mereka pun dimulai dari semenjak Alexandra menyatakan cinta, dan Gama tak bisa menolak.
Acara dilangsungkan, sekali seumur hidup Alexandra hanya akan menikah dengan satu lelaki dan itu Wilson. Pemberkatan dimulai, seluruh tamu saksinya termasuk Nathalie.
Yah, Nathalie hadir di antara tamu-tamu Alexandra lainnya. Tidak terkecuali sang Casanova yang gagah itu. "Minum?"
Sergey menawarkan gelas heels pada Nathalie, dan jawaban Nathalie tergelak sangat ramah. "Aku tidak minum Sergey."
Sergey terkekeh, kemudian menatap wanita yang dia bawa. Sekedar memastikan, ia aman bersama dengan para pengawalnya.
"Wanita mu cantik sekali." Nathalie yakin, wanita polos di ujung sana, wanita paksaan Sergey yang ke lima ribu saking banyaknya.
Sergey tersenyum, wanitanya kali ini memang berbeda, lebih jinak-jinak merpati. "Dia seperti mu, orang Indonesia juga."
"Pantas saja, aku seperti tidak asing wajahnya. Ternyata masih satu rumpun dengan ku ... apa kalian akan menikah?"
"Aku masih menunggu mu." Sergey membuat Nathalie memutar bola matanya.
"Jangan terus menjadi bajingan, Sergey. Aku malah takut, kau terkena penyakit."
Sergey tertawa kecil. "Jadi ini alasan mu menolak ku? Kau takut aku berpenyakit?"
"Mungkin."
Nathalie pikir, Sergey lelaki sempurna untuk ukuran pria. Tampan, gagah, dan kaya, satu kurangnya; satu dua wanita kurang baginya.
"Kau pikir Gama tidak jajan?" Sergey tertawa meremehkan pria yang sedari tadi mengepal kuat tangannya di ujung sana.
"Apa masih ada pria yang memiliki uang tapi lebih memilih bermain mandiri? Ayolah, itu terdengar konyol sekali, Nathalie," lanjut Sergey..
Nathalie tepuk punggung Sergey, sebagai mantan yang baik Nathalie akan berikan saran terbaik. "Sekali-kali, kau harus mencoba untuk setia pada satu perempuan sebelum kau ditinggalkan para wanita mu."
Sergey hanya menarik sudut bibirnya. Yah, dia rasa, dia perlu satu wanita, tapi, belum ada yang cukup pas memenuhi segala keinginan fantasi seksualnya.
"Nathalie--"
Nathalie kemudian menatap wajah damai wanita itu. Aster dan busana putihnya, begitu rupawan meski telah berumur.
"Apa kabar, Mama Aster?"
Nathalie melirik Sergey yang lalu pamit pergi. Agaknya Sergey memberikan kesempatan untuk Nathalie dan wanita kesayangan Hector bicara empat mata.
"Aku baik." Aster tampak menoleh ke kanan dan kiri Nathalie. "Bagaimana kabar mu dan cucuku? Di mana Rhagatha?"
"Kami sangat baik. Rhagatha ada di tempat yang aman."
Rhagatha sengaja disembunyikan di tempat yang paling aman. Manusia dengan banyak musuh seperti Gama harus tetap waspada.
Aster paham hal itu. "Boleh kalau nanti, Mama ajak cucu Mama ke Rumah?"
"Tentu saja."
Nathalie tidak keberatan sama sekali karena sejatinya Aster berhak tahu bagaimana rupa cucunya yang mirip sekali dengan putranya.
Aster bahagia di tengah acara meriah pernikahan Alexandra. Di sana, juga ada Hector yang menyimak senyuman Aster.
Semua berjalan seperti semestinya. Hingga selesai, Nathalie menikmati setiap rangkaian acara yang dibuat menakjubkan.
Lantas, Nathalie kembali menjadi pusat perhatian saat bunga yang Alexandra dan Wilson lempar bersama jatuh ke tangannya.
Nathalie tak bisa berkata-kata, entahlah, dia tidak percaya hal ini. Tapi, dia memeluk Alexa setelah itu. "Selamat menempuh hidup baru."
"Kau juga." Alexandra mengurai pelukan, lalu mengusap air yang merembes begitu haru.
"Wilson sangat seksi." Air mata Nathalie alasan Alexandra menitihkan air matanya.
"Tolong jangan rebut yang ini." Dua wanita itu sama-sama merasakan dorongan emosional yang kuat hingga tangisan kecil keluar juga.
"Bagaimana cara mu melupakan, Gama?"
Alexandra menggeleng. "Aku tidak akan beritahu rahasianya, karena kau harus menikah dengan Gama demi Rhaga."
Nathalie peluk Alexandra sekali lagi.
bikin novel komedi aja Thor
engkau shangat kocaks