Karena kedua orang tuanya penyuntik dana terbesar di kampusnya, Lexa pun menjalani masa pendidikannya dengan sesuka hatinya. Gadis yang memiliki nama lengkap Clara Lexa Viviana ini kerap sekali membuat ulah dan membuat kedua orang tuanya pusing menghadapinya. Karena tak tahan mendapatkan laporan terus menerus dari pihak kampus dan Orang-orang, kedua orang tua Lexa pun memilih menjodohkan Lexa dengan Elvin Zayyan Bagaskara yang tak lain ialah anak dari sahabatnya sekaligus dosen terkiller di kampus Lexa.
Elvin yang terlahir sebagai anak pertama memiliki watak yang keras dan tegas. Bahkan para adik dan keluarganya segan terhadapnya disebabkan dirinya yang sangat berwibawa dan dewasa. Selain berprofesi sebagai dosen, Elvin juga berprofesi sebagai direktur utama di perusahaan keluarganya. Apakah Elvin mampu menghadapi Lexa yang terlahir sebagai anak bungsu dan anak perempuan satu-satunya yang selalu di manja oleh keluarganya? Yuk ikuti terus kisahnya.
Cerita ini 100% Munir fiksi📌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Di ruang makan saat ini, terlihat semua orang sudah duduk di tempatnya masing-masing dengan berbagai hidangan yang memenuhi meja makan besar itu. Semua orang terlihat bahagia dengan kebersamaan yang menyenangkan itu. Lexa memilih diam sembari fokus menikmati makan malamnya dengan sesekali mengedarkan lirikannya memperhatikan semua orang. Tatapan datar Lexa berhenti pada pria yang terlihat sangat dingin dengan wajah arogan yang menikmati makan malamnya. Pria itu yang merasa di tatap langsung melirik orang yang menatapnya. Lexa yang ketahuan segera mengalihkan perhatiannya dan Berpura-pura makan.
Hampir saja! Apa sih pria ini. Tajam banget matanya itu memandang orang. Batin Lexa merasa tak suka melihat anak tertua Helen Dan Bagaskara itu.
Elvin sama sekali tidak melayangkan tatapan tajam pada Lexa tetapi Lexa salah paham padanya dikarenakan ekspresi yang seperti itu. Elvin memiliki wajah yang terlihat arogan di tambah pria itu adalah orang pendiam jadi dia terlihat seperti orang yang angkuh dan galak. Sejatinya pandangan orang-orang pada Elvin tak semuanya benar. Elvin adalah pria yang baik dan penyayang namun karena memiliki sikap yang tegas dan disiplin dia terlihat mengerikan di mata semua orang.
"Nak Elvin, ayo tambah lagi nasi dan sayurnya," ucap Hendrik sembari tersenyum penuh perhatian pada Elvin.
"Terimakasih Om, tapi ini sudah cukup," jawab Elvin dengan sopan sembari memperlihatkan anggukkan berwibawanya di sertai senyum tipisnya.
"Baik Nak kalau mau tambah silahkan tambah. Dan yang lainnya juga jangan malu-malu kita sudah seperti keluarga di sini," ucap Hendrik membuat suasana semakin indah karena setiap orang tersenyum dan merasa nyaman.
"Benar apa yang di katakan Hendrik, jangan malu-malu," ucap Bagaskara menepuk pundak sahabat baiknya itu lalu tertawa bersama Hendrik.
"Pa, ngomong-ngomong gimana dengan rencana yang kita bahas sebelumnya?" Tanya Helen pada suaminya sembari menikmati makanannya dengan santai.
Rencana apa? Kenapa semua orang pada rahasia-rahasiaan sih? Dasar nggak seru! Batin Lexa berpura-pura sibuk dengan makanannya namun telinganya fokus mendengar pembicaraan semua orang.
"Oh iya, gimana Hendrik? Apakah perjodohan yang kita bahas sebelumnya jadi?" Tanya Bagaskara menatap Hendrik dengan serius membuat semua orang ikut menatap Hendrik termasuk Lexa yang memiliki rasa penasaran tinggi.
"Tentu saja Bagas, aku ingin persahabatan kita semakin erat dan memiliki ikatan kekeluargaan," ucap Hendrik dengan senyum bahagianya membuat semua orang tersenyum kecuali Lexa dan Elvin.
Lexa memicingkan matanya seakan tengah mencari tau siapa yang akan di jodohnya di sana. Apakah Kakaknya Arsen ataukah Sean. Lexa memperhatikan anak perempuan Helen yang terlihat seumuran dengannya. Lexa pun tersenyum kecil melihat itu lalu membayangkan ekspresi kakaknya yang terpaksa menikah dengan anak gadis Helen itu.
Jika itu benar terjadi aku akan mengirimkan kado terindah untuk mereka, hihi. Batin Lexa merasa gemas dengan apa yang ada di dalam pikirannya.
"Jadi kapan Pa kita mengadakan acara pernikahan Elvin dan Lexa?" Tanya Sandra membuat Lexa yang tersenyum langsung terdiam.
Elvin yang sudah mengetahui tentang perjodohan ini hanya tersenyum kecil. Dia memperhatikan calon istrinya yang sudah banyak dia dengar ceritanya itu dari kedua orang tuanya. Bahkan Arsen yang dekat dengan Elvin karena memiliki hubungan kerja sama di perusahaannya setuju dengan perjodohan yang di lakukan kedua belah pihak. Hal itulah yang membuat Arsen terbuka pada Elvin dan memberitahu sikap Lexa yang sebenarnya kepadanya. Lexa tidak tau jika dirinya selama ini menjadi pembahasan panas di kalangan keluarganya terutama di kalangan keluarga calon suaminya.
"Ini hanya mimpi, ini hanya mimpi," gumam Lexa dengan sangat pelan lalu memukul wajahnya berulang kali tanpa sadar.
"Sayang kamu kenapa?" Tanya Helen terlihat cemas dengan Lexa yang terlihat seperti tidak baik-baik saja. Lexa menampilkan senyum terpaksa-nya sembari menggeleng pelan. Lexa benar-benar terlihat syok mendengar rencana perjodohannya yang tak di sangka ini.
Diam-diam Arsen dan Sean tertawa melihat Lexa yang seperti kehilangan gairah hidupnya membuat Sandra menahan senyumnya. Hendrik merasa tidak tengah dengan anak bungsu perempuan satu-satunya itu namun inilah yang terbaik menurutnya. Hendrik, Sandra dan kedua Kakak Lexa sangat yakin jika Lexa akan berubah jika di sandingkan dengan pria tegas dan disiplin seperti Elvin. Tidak ada yang jahat di sini pada Lexa, namun semuanya ingin memberikan yang terbaik untuk gadis manja dan susah di atur itu.
"Jadi gimana Pa? Kapan pernikahan adek di langsungkan?" tanya Arsen dengan serius sembari menatap mata Hendrik.
"Gimana Bagas?" Tanya Hendrik meminta pendapat dari Bagaskara.
"Yang terbaik Hendrik, lebih cepat lebih baik," ucap Bagas yang di setujui semuanya.
"Gimana Nak Elvin Kamu nggak apa-apa menikah dengan Lexa dalam waktu dekat ini?" Tanya Sandra dengan senyum menenangkannya.
"Saya siap kapan saja Tante. Kalau mempercepat pernikahan lebih baik, maka saya setuju saja," ucap Elvin tersenyum pada Sandra sembari melirik Lexa sekilas. Dari lirikannya bisa di lihat jika Elvin sedikit tertarik dengan Lexa yang notabenenya adalah anak yang manja dan susah di atur.
"Baiklah karena semuanya sudah setuju, bagaimana kalau besok langsung kita nikahkan saja mereka. Dan untuk acara resepsi pernikahan itu belakangan saja. Yang penting sah dulu," ucap Hendrik membuat Lexa seakan susah bernafas dan ingin segera mencari pasukan oksigen untuk menyelamatkan nyawanya.
"Setuju Pa," ucap Sean dengan sangat semangatnya. Dia sangat senang melihat wajah tidak berdaya Lexa.
"Yang lainnya juga setuju?" Tanya Bagas sembari melirik semuanya.
"Setuju," ucap semuanya sembari tersenyum membuat Lexa ingin mencair saja hingga menjadi genangan air.
"Lexa gimana sayang?" Tanya Helen sembari melihat Lexa yang sedari tadi diam.
"Hehe, ikut kata Papa saja Tante," ucap Lexa ingin menolak namun ia tidak bisa sebab takut dengan kedua orang tuanya. Mulut dan hati Lexa berjalan tidak selaras membuat Lexa bimbang, pusing, dan sedih.
Elvin tahu jika Lexa tak suka dengan perjodohan itu namun tetap memaksa dirinya untuk menerima apa yang sudah di putuskan kedua orang tuanya untuknya. Walaupun kasihan, tapi Elvin cukup senang karena sebentar lagi akan menikah dengan anak manja seperti Lexa. Dia sudah tidak sabar untuk mendidik Lexa menjadi istri yang baik dan tentunya disiplin sepertinya, serta tidak bertindak sesuka hatinya.
"Baiklah, besok malam kita langsungkan acara pernikahannya. Sepertinya cukup deh waktunya kalau untuk mempersiapkan acara pernikahan saja. Iya kan Ma?" Hendrik melirik Sandra istrinya dan meminta pendapat darinya.
"Cukup sekali pun Pa, iya kan Jeng?" ucap Sandra sembari tersenyum lalu menoleh pada Helen.
"Tentu saja Jeng," ucap Helen setuju dengan perkataan Sandra.
Aku seperti tidak ada harganya di mata mereka. Bagaimana bisa mereka begitu mudahnya menikahkan ku dengan orang yang tidak aku kenal. Malah ngeselin banget lagi calonnya! Batin Lexa hanya bisa mengumpat dalam hati.
Karena hari semakin malam dan pembicaraan tentang perjodohan sudah selesai, para tamu yang akan menjadi besan keluarga Hendrik pun kembali ke kediamannya.
Good Job thor🖤