Seorang wanita desa bernama Kirana Naraya akan dinikah dengan pria tua kaya yang punya istri 4, untuk membayar hutang orang tua nya. Kirana kabur ke kekota dan bekerja sebagai pelayan pria yang anti dengan wanita. bagaimana Kirana akan menjalani kehidupan nya,
nantikan kisah nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WAHILDA YANTI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17. BMS
Kirana menuju dapur dan segera menyiapkan bahan-bahan untuk membuat nasi goreng pesanan sang tuan. dengan cekatan Kirana memasak bersama bumbu-bumbu yang telah ia sediakan. wangi masakan Kirana memenuhi ruangan dapur, pak Asep sampai mendatangi Kirana dan melihat apa yang dilakukan nya.
" kau masak apa Kirana" tanya pak Asep
"nasi goreng pesanan tuan muda" jawab Kirana sambil terus mengaduk-aduk masakan nya.
"bukankah tuan muda sudah makan malam?" paka Asep bingung.
"entahlah, saya permisi dulu pak mau mengantarkan pesanan tuan muda"
Kirana segera menuju kamar tuan nya sambil membawa nampan .
Kirana masuk keruangan barra setelah dipersilahkan, terlihat barra duduk di sofa dengan tangan dilipat di dada, wajah nya terlihat kesal padahal Kirana tidak lama membuat nya.
tak ingin membuang waktu Kirana langsung menyajikan makanan itu dimeja. tanpa dipersilahkan Kirana langsung menyantap nya. melihat Barra yang fokus dengan makanan nya, Kirana langsung mundur menjauh dan ingin pergi.
" mau kemana kau?" ucap Barra tanpa melihat Kirana dan terus menyuapkan nasi kemulut nya.
"emm... itu tuan, saya baru ingat belum membereskan dapur, saya pergi dulu" ucap Kirana yang tak ingin berlama-lama dengan tuan nya. semenjak mendengar perintah nyonya besar. ia malah jadi ingin menjauhi barra.
"sini, temani aku makan" saat Kirana akan membantah Barra segera menyela.
"tidak ada bantahan" ucap Barra lagi. terpaksa Kirana mendekat ke arah Barra dan berdiri di samping nya.
dengan secepat kilat , nasi yang Kirana buat habis tak bersisa .
setelah Barra meneguk habis minuman nya. Kirana segera membereskan bekas makan nya dan akan langsung pergi.
"kenapa kau terburu-buru pergi, aku bahkan belum mengusir mu" ucap Barra ketika melihat Kirana akan beranjak pergi.
"aku tidak mungkin melakukan apa-apa padamu, aku masih normal , ingat itu" Barra menatap tajam Kirana.
Kirana yang takut dengan tatapan Barra hanya diam menunduk
"mulai besok dan seterusnya, setiap makan siang dan makan malam kau harus memasakkan makanan untukku kecuali sarapan dan aku juga akan memberikan bonus untukmu" mendengar kata bonus membuat mata Kirana langsung berbinar.
"baik tuan, saya akan memasakkan makanan untuk anda setiap hari" Kirana membungkuk kan badan tanda terima kasih .
"apa saya sekarang boleh pergi tuan" tanya Kirana .
"ya pergilah" Kirana langsung pergi keluar pintu dengan muka bahagia bisa mendapatkan bonus .
" giliran soal uang, langsung semangat " Barra hanya geleng-geleng kepala melihatnya.
setelah membersihkan piring bekas makan tuan nya, Kirana menuju kamarnya dan segera mengunci pintu dan langsung membuka penyamaran nya.
"ah lega nya" ucap Kirana saat membuka lilitan kain di dada nya.
"kasian setiap hari kau dililit kain begini, pasti kau merasa sesak" ucap Kirana sambil melihat dada nya yang selalu dililit kain agar tidak menonjol. konyol bukan masa dada di ajak bicara.
sebelum tidur Kirana menyapa langit-langit kamarnya memikirkan perintah nyonya besar. ia bingung apakah ia bisa melakukan nya. tak lama Kirana pun tertidur.
\*\*\*\*
pagi hari rutinitas seperti biasa Kirana lakukan. pergi keruangan tuan muda dan menyiapkan segala keperluan nya . tapi hari ini mungkin hari sial baginya atau bagi Barra. ketika Barra keluar dari kamar mandi dengan handuk masih melilit di pinggang nya. Kirana yang ingin mendekati Barra untuk memberikan handuk kecil padanya. tiba-tiba kaki nya tersandung kaki sofa alhasil Kirana terjatuh tepat di depan kaki Barra.
tapi ada yang aneh menurut Kirana saat melihat tangan nya, kenapa ia memegang handuk. saat melihat ke atas ternyata handuk Barra.
"ahhh" Kirana berteriak menutup matanya. sedangkan Barra hanya menatap diam Kirana. 'memang nya pria ini tidak punya pisang juga, kenapa harus terkejut begitu' pikir Barra.
"hei Kiran bangun, kenapa kau terkejut begitu, bukankah kau juga punya?, apa punya mu tak sebesar punyaku" sempat-sempatnya Barra mengejek.
mendengar ejekan tuan nya, Kirana langsung berdiri kemudian melempar handuk ke muka Barra kemudian langsung kabur tanpa melihat lagi.
"kenapa tingkah nya seperti perempuan" Barra heran melihat muka Kirana yang memerah.
Barra langsung berjalan menuju ruang ganti, ia lupa kalau Kirana sudah menyiapkan pakaian kerja untuk nya di atas ranjang. setelah selesai ia turun untuk sarapan.
Kirana hanya menunduk diam di samping meja makan, ia masih membayangkan apa yang ia lihat tadi. benda yang tergantung seperti belalai gajah, apa lagi ukuran nya yang jumbo, membuat Kirana bergidik ngeri.
"Kiran" Barra berteriak di telinga Kirana membuatnya terkejut dan hampir saja kepala mereka saling beradu.
"kau sekarang menjadi tuli?" ucap Barra melihat Kirana yang diam saja dari tadi.
"maaf tuan"jawab Kirana.
"jangan lupa antarkan makan siang untuk ku" ucap Barra .
"ba..baik tuan"
Barra langsung pergi menuju perusahaannya bersama Bastian.
setelah sampai diperusahaan Barra menuju ruangan nya di dampingi Bastian. mereka menaiki lift khusus CEO, tak lama mereka pun sampai di ruangan, saat membuka pintu Barra terkejut melihat seorang pria duduk di sofa membelakanginya.
Barra mengerutkan keningnya, 'siapa yang berani masuk ke ruangannya tanpa seizinnya'. Saat pria itu menoleh, pria itu langsung tersenyum.
"hai Barra, apa kabar?....
selamat ya bastian naomi sudah jadi mantan perjaka dan perawan 😁