NovelToon NovelToon
Seikhlas Daun Yang Jatuh

Seikhlas Daun Yang Jatuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Keluarga
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: latifahsv

Hari hari SMA, adalah hari yang menyenangkan, Namun tidak dengan seorang Adelia Fitriani, masa SMA nya harus terenggut, karena hutang hutang orang tuanya, dia harus putus sekolah, dan itu menjadi awal penderitaan untuknya, akankah dia mendapatkan titik kebahagiannya lagi.
Disamping kesedihannya, ada Mahatur, yang selalu memberinya dukungan, begitupun dengan Meidina, yang sudah ia angap sebagai kakak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon latifahsv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sesuatu yang hilang.

Lea saat ini sudah berada di kontrakan nya, setelah tadi dia pulang, dia saat ini sedang saling berkirim pesan dengan Artur.

^Selamat malam Lea udah pulang?.

^Malam juga ka, udah ini baru selesai bersih bersih.

^Oh bagus, kalau gitu, jangan lupa makan.

^Iya ka, udah ko.

^Bagus kalau gitu.

^Iya kak.

^Lea, sebenernya kaka mau ngomong sesuatu.

^Ngomong apa ka?.

^Kamu makan yang banyak, jaga kesehatan.

^Iya ka, pasti dong kalau itu mah.

^Iyaa Lea, udah malem ini, istirahat tidur yang nyenyak, mimpi indah Lea.

^Iya ka, makasih.

^Yaudah kalau gitu, aku tidur ya.

^Dadah.

^Iya ka, dadah juga.

Tidak ada balsan lagi dari Artur, Lea mengembangkan senyumnya, ya setiap hari Artur selalu mengirimi pesan manis seperti itu, walau mereka sudah putus, dan hanya menjadi teman, hanya Lea merasa mereka masih berpacaran, Karena Artur tak pernah melepas perhatian nya, dari semenjak dia bilang ingin kembali menjadi teman saja.

Lea begitu senang, mendapatkan perhatian dari Artur, dia merasa ada orang yang terus mendukungnya di keadaan ini, meski tak menjadi pacar, setidaknya bukan tentang cinta lagi tapi tentang kasih sayang.

"Duh Lea, malem malem senyum senyum sendiri kesambet," ucap bu Romlah, menatap Lea, yang sejak tadi mengembangkan senyumnya.

"Mama, kaget," ucap Lea, latah dan tampak terkejut dari lamunannya.

"Kenapa senyum senyum," ucap bu Romlah.

"Ga papa ko, ma" ucap Lea, menggelengkan kepalanya.

"Hayo ngaku, lagi kirim pesan sama siapa," ucap bu Romlah, penuh selidik.

"Ga sama siapa siapa ko, mah," ucap Lea.

"Jangan bohong na" ucap bu Romlah.

"Iya, chatan ama temen aja," ucap Lea.

"Temen, apa temen," ucap bu Romlah, menggoda Lea.

"Temen mah," ucap Lea, dengn tegas.

"Yasudah, ingat kamu masih muda, jangan mudah terbuai ya, karena jaman sekarang, banyak nya kan yang pacaran pacaran itu, nantinya malah sakit hati, tar kalau umurmu udah 17,18 tahun, baru cari yang bener bener serius," ucap bu Romlah, menasehati.

"Iya bu, ga ko, Lea juga kan, masih fokus kerja, bantu ibu, yah ada yang dekat, juga sebatas teman, dan hanya menyemangati aja," ucap Lea.

"Oh gitu, yaudah jangan sampai cinta cinta dulu, Lea, mama ga mau, sampai liat kamu sakit hati," ucap bu Romlah, memengang tangan anaknya.

"Ya siap, mah," ucap Lea.

"Yaudah, ayo kamu tidur, udah malam, liat bapak kamu aja udah tidur, kecapean sampai ngorok, " ucap bu Romlah, menatap ke arah suaminya.

"Iya ma, Lea juga rasnaya udah ngantuk, padahal di toko tadi sepi," ucap Lea, dia melepas genggaman tangan ibunya, dan mulai merebahkan diri.

"Yaudah yo tidur," ucap bu Romlah, juga merebahkan dirinya.

Akhirnya mereka pu mulai memejamkan matanya, dan tertidur.

...----------------...

Keesokan harinya.

Saat ini lea hendak bekerja tapi saat ini sedang berkirim pesan bersama dengan Artur.

^Selamat pagi Lea.

^Pagi juga ka.

^Semangat ya, menjalani hari nya.

^Kaka juga, semangat sekolahnya.

^Iya, kamu semangat kerjanya.

^Iya ka, makasih.

^Iya, eh iya, kaka mau ngomong.

^Ngomong apa.

^Temen kamu itu loh, ko cerewet banget.

^Haha, dia mah emang cerewet.

^Kemaren aja, dia ngomong ya di luar, sampai kedengaran ke kelas ku.

^Haha masa sih.

^Iya tau, sampai aku bilangin berisik.

^Terus, apa kata dia.

^Iya maaf kaka, katanya sambil ngeliatin muka melas nya.

^Masa sih, sampai gitu.

^Iya sampai segitunya.

^Yaudah biarin, ini udah mau jam 7, kaka ga mau berangkat?.

^Iya, ini mau berangkat, kalau gitu yaudah sampai ketemu nanti.

^Iya ka dadah semangat.

Tidak ada balasan dari Artur, lalu diapun akhirnya berangkat bekerja, di bekerja dengan semangat seperti biasanya, namun satu hal, yang menganjal, dan membuat dia lebih banyak melamun selama bekerja, dia terpikir dengan ucapan Artur, yang selalu mengatakan ingin bicara tapi selalu teralihkan.

"Ada yang aneh dengan Artur, selau bilang ingin bicara, tapi bicaranya suka aneh, ada ada saja, membuatku heran, pagi pagi sekali sudah bilang tentang Meidina, padahal kan kalau mau berbicara tentang Meidina, kenapa tidak dari semalam saja, aneh sekali, kenapa ya sebenarnya dengan dia," ucap Lea dalam hati.

"Hei melamun aja, ayo closingan," ucap Aslan, membuat Lea terlonjak kaget dan menatapnya.

"Emang udah jam pulang kak," ucap Lea dengan polosnya.

"Sudah Lea, makannya, jangan melamun saja, kan jadinya nih, begini nih," ucap Aslan, menggelengkan kepalanya.

"Yaudah kak, ayo closingan," ucap Lea, dia lalu mulai menghitung semua uang yang ada di kasir.

Selesai menghitung closingan, mereka langsung menutup konter dan pulang.

Lea sedang bersantai , dan saat ini sedang berkirim pesan dengan Artur.

^Lea, sudah pulang.

^Iya ka, sudah, kenapa memangnya?.

^Kamu tau kan, kaka beberapa hari ini, selalu bilang, ingin bicara.

^Iya ka, memang kakak selalu bicara setelah nya.

^Tapi hari ini, aku benar ingin bicara.

^Ya bicara apa ka, silahkan biacara lah.

^Kaka mau minta maaf sebelumnya.

^Minta maaf, karena apa?. Perasaan kakak ga ada salah ko.

^Karena, kedepannya kaka ga akan mengirim kamu pesan lagi.

^Emangnya kenapa ka?, pas kaka mau kita jadi teman kaka masih mau ngirim pesan Lea?, tapi sekarang ga mau kenapa?.

^Kakak, mau lebih fokus belajar, kedepannya.

^Oh begitu ya, ka, ga masalah kalau begitu, Itu terserah kakak.

^Iya, mungkin ini terakhir, kita chatan.

^Oh yaudah, ga papa ka.

^Semangat ya belajarnya ka.

^Iya Lea, maaf banget ya.

^Makasih ya ka, sudah menyemangati Lea, selama bebrapa bulan ini.

^Iya Lea, sama sama, dadah Lea, sampai bertemu nanti ya, kalau kamu kesini.

^Iya ka, pasti, nanti mungkin bakal ketemu, kalau Lea pulang.

^Okay kalau begitu, sampai jumpa Lea, selamat malam.

^Sampai jumpa juga ka, selamat malam.

Tak ada balasan lagi dari Artur, lalu diapun memilih menyimpan hpnya. Ada sesuatu yang terasa aneh dalam dirinya. Dia tak terlalu menghiraukan hal itu ,sekarang dia memilih untuk memejamkan matanya, krena kedua orang tuanya sudah terpejam sejak tadi.

Keesokan paginya.

Pagi ini, Lea sudah berangkat kerja. Namun rasanya ada sesuatu yang hilang, tapi entah apa dia tidak tau pasti itu, seakan dia tidak punya tenaga untuk bekerja hari ini, hari ini dia banyak melamun selama bekerja. Sampai saat pulang pun ia merasa hampa.

"Lea, kamu lesu banget," ucap bu Romlah, menatap anaknya yang baru selesai dari kamar mandi

"Masa si ma," ucap Lea, memegang pipinya.

"Apa kamu sakit," ucao bu Romlah, sambil memegang kening Lea.

"Ga ko mah, ga sakit," ucap Lea.

"Kalau sakit, istirahat Lea, kamu lesu banget kayanya," ucap pa Beben, yang juga memperhatikan Lea.

"Ga bapak, Lea ga sakit ko, mungkin emang Lea kecapean aja," ucap Lea, dengan lesu.

"Yaudah banyakin istirahat," ucap pa Beben.

"Iya pa siap" ucap Lea.

"Yaudah mening tidur aja, sekarang, kalau kamu cape, takutnya malah jadi sakit," ucap bu Romlah, menatap anaknya tak tega.

"Iya mah, ini Lea juga mau tidur," ucap lea lalu berbaring.

1
Savia Anjani
kisah yang sangat sedih, semoga Lea bahagia ya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!