NovelToon NovelToon
My Crazy Girl

My Crazy Girl

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: widyaas

Tipe pria idaman Ara adalah om-om kaya dan tampan. Di luar dugaannya, dia tiba-tiba diajak tunangan oleh pria idamannya tersebut. Pria asing yang pernah dia tolong, ternyata malah melamarnya.

"Bertunangan dengan saya. Maka kamu akan mendapatkan semuanya. Semuanya. Apapun yang kamu mau, Arabella..."

"Pak, saya itu mau nyari kerja, bukan nyari jodoh."

"Yes or yes?"

"Pilihan macam apa itu? Yes or yes? Kayak lagu aja!"

"Jadi?"

Apakah yang akan dilakukan Ara selanjutnya? Menerima tawaran menggiurkan itu atau menolaknya?

***

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

"Jaga dia baik-baik. Daddy tau kamu gak akan melepaskan Ara," ucap Dad Vilton sambil menepuk-nepuk pundak anaknya.

Gevan mengangguk mantap.

Melihat itu, Kakek merasa bangga pada cucu dan anaknya.

"Kami selalu mendukung keputusan kamu, Gevan. Jangan dengarkan perkataan orang lain," sahut Om Zean. Lagi-lagi Gevan mengangguk.

Tanpa di suruh pun, dia pasti akan menjaga, melindungi, dan memperjuangkan Ara. Karena Gevan sudah bertekad seperti itu dari dulu.

****

Ara menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Dia baru pulang dari rumah kakeknya Gevan. Mata dengan bulu mata lentik itu melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 10 malam.

Karena malas mandi lagi, Ara pun mengganti baju saja dengan dress piyama berlengan pendek.

"Ayah lagi apa, ya?" gumam gadis itu. Dia tengkurap sambil memainkan ponselnya.

Ara ragu hendak mengirim pesan pada ayahnya. Dia tak mau sakit hati lagi saat membaca balasan dari Ayah Gama.

"Nggak jadi, deh!" katanya. Dia keluar dari room chat, beralih membuka aplikasi game yang ada di sana.

Tidak ada yang menarik di dalam ponsel Ara. Kontak nya pun hanya berisi nama kedua kakaknya, Ayah, Gevan dan juga Tari, selain itu tidak ada. Room chat nya pun kebanyakan grup sekolah saja, itupun Ara jarang ikut nimbrung.

Asik bermain game, Ara sampai ketiduran dan ponselnya masih menyala.

Dalam tidurnya, Ara meneteskan airmata lalu diiringi isak tangis, tak keras, namun cukup menyayat hati untuk siapapun yang mendengarnya. Selalu seperti itu, tapi Ara tidak menyadarinya, karena itu berada di bawah kesadarannya.

Terlalu banyak luka yang dia pendam selama ini.

****

Pagi harinya, lagi-lagi Ara dikejutkan oleh kedatangan kedua kakaknya yang berada di sofa ruang keluarga. Tapi, kali ini Ara tak berharap lebih, karena dia tau kedatangan kakaknya itu hanyalah paksaan dari Ayah.

"Kak Geo sama Kak Marvel udah sarapan?" tanya Ara setelah berada di dekat kedua manusia tampan itu.

"Sudah," jawab Geo.

Ara mengangguk paham. Dia pun menuju dapur setelah meletakkan ranselnya di atas sofa.

Karena malas memasak, Ara pun membuat mie saja. Stok mie di lemari dapur sangat banyak, kadang Ara membeli dua kardus untuk beberapa bulan.

"Kamu sarapan pakai mie?" Suara Marvel mengejutkan Ara yang sedang mengaduk mie di dalam panci kecil.

"Kak Marvel? Kakak butuh sesuatu?" tanya Ara. Dia sampai mengabaikan pertanyaan Marvel karena terkejut.

"Kopi," jawab Marvel singkat.

Ara mematikan kompornya dan beralih membuatkan kopi untuk Marvel.

"Ara buatkan, ya? Tunggu bentar," ucap Ara. Dia bergerak cepat untuk membuat kopi, Ara takut jika Marvel menunggu lama.

Karena tidak hati-hati, tangan Ara terkena air panas sampai memerah. Gadis itu menggigit bibir bawahnya menahan rasa perih yang mulai menjalar.

"Ceroboh!" ketus Marvel.

Dia mengambil alih gelas yang dipegang Ara, dan lanjut mengisi gelas itu dengan air panas. Setelah selesai, Marvel mengaduknya dan membawa gelas tersebut pergi dari dapur. Dia tak menghiraukan Ara yang dari tadi memperhatikannya.

Ara menghela nafas. Lihat, apa yang dia harapkan? Sedikitpun Kak Marvel tidak khawatir padanya.

"Jangan manja, Ara," bisik gadis itu menyemangati dirinya sendiri.

Benar, dia tak boleh manja. Ini hanya luka kecil. Dia sudah terbiasa mendapat luka, jadi ini bukanlah apa-apa.

****

Gevan menatap bangunan di depannya. Bangunan itu adalah rumah Ara. Dia menunggu gadis itu keluar dari sana. Gevan sengaja tidak masuk seperti biasa, dia hanya menunggu di luar gerbang karena ia tau di dalam ada keluarga Ara, terlihat dua mobil yang terparkir di halaman rumah itu.

Tak lama kemudian, Ara keluar sambil memakai ranselnya. Mata Ara langsung tertuju pada mobil Gevan yang ada di luar gerbang, gadis itu mendesis.

"Kenapa dia datang segala, sih?" geram Ara. Buru-buru dia melangkah ke arah mobil Gevan.

Ara pun langsung masuk ke dalam mobil tanpa di suruh, dia juga meminta Gevan agar cepat menjalankan mobilnya. Ara takut kedua kakaknya tahu jika dia dijemput seorang pria. Karena selama ini Ara tidak pernah dekat dengan pria manapun, bahkan menjalin hubungan asmara saja tidak pernah.

"Harusnya Kak Gevan gak usah jemput! Nanti kalo Kakak aku tau gimana?" kesal Ara.

"Ya, bagus. Saya gak repot-repot nyari keluarga kamu yang jarang pulang itu. Setelah mengantar kamu, rencananya saya mau balik lagi ke rumah kamu, mau minta restu," ucap Gevan panjang lebar, membuat mulut Ara ternganga.

"Gak boleh!" serunya.

"Gak perlu minta restu!" lanjut gadis itu.

Gevan mendengus. Tatapannya lurus ke arah jalanan yang senggang.

"Mana bisa seperti itu? Terserah kalau mereka tidak merestui, yang penting saya sudah minta izin," ucap Gevan.

"Pokoknya gak boleh, ih!" kesal Ara.

"Lagi pula mereka gak akan peduli," lanjut Ara bergumam. Dia menatap jalanan lewat jendela di sampingnya. Wajahnya berubah sendu, dan Gevan menyadari hal itu.

"Setidaknya mereka tau kalau kamu adalah calon istri saya," ucap Gevan tetap pada keputusannya.

"Bisa gak, sih, Kak Gevan nurut sama aku? Sekaliiii aja!" Ara menatap sinis ke arah pria tampan tersebut.

"Nggak," jawab Gevan. Ekspresi wajahnya tak berubah, datar.

"Iiihhhh!" Ara menggerakkan tangannya seperti meremas sesuatu. Dia geram dan gemas pada Gevan.

Entah apa yang terjadi jika Gevan benar-benar meminta restu pada Kakak dan ayahnya. Bisa bertambah banyak masalah Ara nanti.

****

"Cukup, kan?"

Gevan menyodorkan 3 lembar uang berwarna merah pada Ara untuk uang jajan hari ini.

"Nggak usah. Aku punya uang, kok," tolak Ara.

Paksa aku, paksa aku, paksa aku. Batin Ara berteriak.

Dia ingin menjadi orang munafik saat ini.

"Oke kalau begitu," ucap Gevan, dia kembali memasukkan uangnya ke dalam dompet.

Ara langsung menekuk wajahnya. Dia melirik sinis Gevan. Lihat, pria itu sama sekali tidak peka. Apakah dia belum berpengalaman? Pikir Ara.

"Bercanda, Ara..."

Gevan menarik tangan Ara saat gadis itu hendak membuka pintu mobil. Dia menyelipkan lipatan uang tadi ke telapak tangan Ara, sekaligus menuntun tangannya agar dicium Ara. Artinya salim.

"Kalau kurang, bilang sama saya," kata Gevan.

Ara mengangguk masih dengan bibir cemberut. Padahal aslinya dia ingin tersenyum lebar. Ara itu terlalu membesarkan gengsi.

Padahal sehari 1 lembar saja cukup. Apalagi makanan di sekolah Ara itu terbilang murah. Paling mahal ya 20 ribu harganya.

Sepertinya Gevan memang sengaja memberi lebih pada Ara. Mengingat Ara suka jajan, Gevan berpikir 100 ribu sehari tidak cukup untuk Ara.

"Makasih." Ara juga tak lupa berterimakasih tentunya.

Gevan mengangguk dan membiarkan Ara keluar. Ia menatap punggung mungil itu sampai masuk ke koridor sekolah. Setelahnya Gevan tancap gas menuju suatu tempat.

Pagi ini, Gevan hendak bertemu seseorang.

***

1
Priskha
tiap msh dlm rmh tangga pasti ada jln keluar nya klau dibicarakan baik2 dengarkan penjelasan pasangan kita jgn ambil keputusan saat hati kita sdg emosi
Agustina Kusuma Dewi
seru banget kak..
indah banget, ga neko2
like
sub
give
komen
iklan
bunga
kopi
vote
fillow
bintang
paket lengkap sukak bgt, byk pikin baper😘😍😘😍😘😍😘😍😘
Agustina Kusuma Dewi
ijin share ya kak..
Priskha
Nike....bnr kah itu????
Priskha
pingin aq tonjok aja 3 org itu
Priskha
lhoalah ternyata selama ini Ara juga ndak tau makam bundanya dimana dasar klg yg minim akhlak
Priskha
ndak hbs pikir aq dg klg Ara, seorang CEO pastinya punya pendidikan tinggi tp cara berpikirnya dangkal spt otak udang
Azmori
Hadir kak
Sri Mahyuni
kui lah kasian sekali ara, hidup sendiri tidaj ada yg membimbingnya dlm menjalani kehidupan, untung kelakuanya baik lembut, tidaj kasar
Ufi Yani
klo d novl o.l emg boleh sebut merk y kak??
fahrisa asyifa 91
🤣
love sick
tfhuh
Niwa
ganti dong panggilan nya.. jgn saya lagi
Niwa
basiiiiiii anj
Niwa
dih salting ya Gev 😂😂😂
Niwa
mantapp 😂👍 demi Ara apapun akan dilakukan ya
Niwa
ahahha... kasian tapi ngakak
Dina Ispriyanti
Luar biasa
Ervina
anaknya laki apa perempuan... 👶, happy ending... syukaa😍🤩
Ervina
gara2 sebotol minuman ara jadi sempoyongan /Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!