Terpaksa Menikahi Dosen Killer
Di komplek perubahan mewah, terlihat langit mulai terang disebabkan matahari yang mulai menampakan wujudnya. Karena kemarin malam hujan turun, semua tumbuhan pun tampak segar dengan sisa-sisa air hujan yang masih setia membasahinya. Kawanan burung-burung mulai terbang mencari makan dengan mengeluarkan suara-suara indahnya. Walaupun jalanan masih terlihat basah para penghuni komplek tetap melakukan rutinitasnya seperti biasanya. Ada yang berolahraga, ada yang mengantar anaknya sekolah, ada yang pergi bekerja dan ada yang membeli roti keliling.
Di rumah yang paling besar di komplek perumahan mewah itu, terdengar suara ketukan pintu. Ketukan itu membuat orang yang berada di balik pintu terbangun dari tidurnya dengan mata yang masih menutup sebab masih mengantuk.
"Hm, siapa sih pagi-pagi mengetuk pintu? Apa nggak tau ya kalau ini masih subuh," gumam seorang gadis yang berpenampilan acak-acakan seperti orang bangun tidur pada umumnya.
"Tok, tok, tok, Non ini Bibi." Mendengar suara pembantunya Lexa pun bangkit dari ranjangnya lalu pergi membuka pintu.
"Cklek." Suara handle pintu pun terdengar pertanda pintu sudah di buka.
"Ada apa Bi?" Tanya Lexa dengan suara khas bangun tidurnya.
"Maaf Non, Tuan dan Nyonya sudah menunggu di meja makan. Tuan Arsen dan Tuan Sean juga sudah berada di sana. Nyonya meminta saya untuk membangunkan Nona," ucap Bibi dengan sangat lembut dan sopan membuat Lexa tersenyum padanya.
"Terimakasih Bi, saya siap-siap dulu ya. Bibi kebawah saja nanti saya menyusul," ucap Lexa yang di pahami Bibi.
"Baik Non," ucap Bibi lalu kembali ke ruang makan sedangkan Lexa pergi membersihkan dirinya.
Di ruang makan terlihat semua orang menikmati sarapan paginya dengan tenang. Tidak ada yang bersuara melainkan suara dentingan sendok. Di saat fokus-fokusnya sarapan, Mamanya Lexa pun melihat Bibi dan menghentikan sarapannya.
"Bi, dimana Lexa?" tanya Sandra sembari menatap Bibi.
"Maaf Nyonya, Nona Lexa sedang bersiap-siap. Sebentar lagi beliau akan turun untuk sarapan," Jelas Bibi yang langsung mendapatkan anggukkan kecil dari Sandra.
"Baiklah Bi, terimakasih," ucap Sandra sembari tersenyum.
"Sama-sama Nyonya," ucap Bibi membalas senyuman Sandra lalu kembali ke dapur untuk melanjutkan pekerjaannya.
Beberapa menit berlalu kini Lexa sudah masuk ke ruang makan dengan penampilan yang sudah rapi dan cantik. Seperti biasanya Lexa menyapa semua orang yang berada di meja makan. Kedua orang tua dan kedua kakaknya menyambutnya dengan hangat.
"Selamat pagi semuanya," sapa Lexa dengan wajah berseri-serinya. Gadis itu terlihat sangat segar dan bersemangat pagi ini.
"Pagi sayang," sapa Sandra dan Hendrik pada anak kesayangannya itu.
"Pagi dek," sapa Sean sembari tersenyum hangat.
"Pagi," sapa Arsen dengan wajah dinginnya sebab seperti itulah sifatnya. Walaupun memiliki sifat yang pendiam dan sedikit dingin, namun tak bisa di pungkiri jika Arsen sangat menyayangi Lexa. Bahkan apapun yang di inginkan Lexa akan di turutinya.
"Sayang kenapa lama sekali? Nanti kamu terlambat loh." Seperti biasanya Sandra mengeluarkan ceramah singkatnya pada anak kesayangannya itu agar lebih disiplin dan bangun lebih awal.
"Hehe, nggak akan Ma. Kan Lexa masuk jam 08:30 sedangkan sekarang masih jam 07:35 masih banyak waktu Ma," ucap Lexa yang hanya bisa membuat Sandra menggeleng pelan sembari tersenyum kecil.
"Ya sudah sayang, cepat habiskan sarapanmu lalu pergi bersama kak Arsen," ucap Hendrik yang di pahami Lexa.
Suasana kembali hening. Lexa sibuk menikmati sarapan paginya dengan sangat santainya tanpa memikirkan waktu. Arsen yang sangat tepat waktu datang ke kantornya berdecak kesal sebab Lexa memakan sarapan paginya dengan lambat. Arsen yang tak sabar memilih pergi terlebih dahulu dan membiarkan Lexa pergi dengan Sean kakak keduanya. Lexa hanya bisa memanyunkan bibirnya lantaran kesal Arsen meninggalkannya.
"Sudah jangan cemberut begitu, nanti kakak yang akan mengantar adek," ucap Sean dengan sangat perhatian seperti biasanya membuat Lexa menghembuskan nafasnya lalu kembali memakan sarapan paginya dengan tak bersemangat.
"Cepat makannya sayang, jangan cemberut begitu. Kamu pula nya lama padahal kamu tau kakakmu itu seperti apa," ucap Sandra menyemangati Lexa.
"Iya Ma," jawab Lexa lalu mempercepat sarapannya lalu berangkat ke kampusnya bersama Sean.
Di perjalanan keduanya berbicara santai sembari sesekali becanda. Sean dan Arsen benar-benar sangat berbeda. Sean lebih ramah dan enak di ajak bicara sedangkan Arsen susah di ajak berbicara ataupun becanda. Walaupun kedua kakaknya itu memilih sifat yang berbeda namun tetap saja keduanya sangat menyayanginya bahkan menjadi yang pertama yang melindunginya setelah kedua orang tuanya.
"Ya, macet." Sean melihat barisan panjang di depannya yang dimana setiap kendaraan berjalan dengan sangat pelan.
"Gimana ini dek?" Tanya Sean sedikit khawatir dengan Lexa yang takut terlambat masuk ke kampusnya.
Baguslah kalau macet jadi aku nggak perlu masuk kampus. Batin Lexa bukannya panik justru merasa senang dengan kemacetan itu.
"Ya sudah nggak apa-apa kak, kita balik saja," ucap Lexa tanpa gentar membuat Sean menatap serius kepadanya.
"Jangan gitu ah dek. Walaupun kita mempunyai saham yang cukup besar di kampusmu itu, kita nggak bisa bersikap sesuka hati kita. Kamu harus menjadi mahasiswa yang baik dengan cara disiplin dan mengikuti perkuliahan sesuai peraturan yang di tetapkan. Jaga nama baik keluarga kita." Sean menggantikan peran Sandra yang menjadi penasehat Lexa yang suka bersikap sesukanya. Lexa yang mendengar itu terlihat lesu sebab Sean tak sebaik Arsen yang mengizinkannya untuk tidak masuk kampus di saat mengalami keadaan terdesak seperti ini. Kedua kakaknya sama-sama memiliki nilai plus dan minus di matanya.
Nggak seru banget sih kak Sean! Coba saja tadi aku berangkat bareng kak Arsen pasti di izinkan tidak masuk kampus! Batin Lexa berdecak kesal namun ia tetap memperlihatkan wajah tenangnya seakan tidak keberatan untuk masuk ke kampus.
"Iya kak," jawab Lexa terpaksa tapi terdengar tak rela.
"Semangat dong jangan lesu seperti itu," ucap Sean sembari tersenyum pada adik kesayangannya itu.
30 menit mengalami kemacetan, akhirnya Lexa pun sampai di kampusnya. Seperti biasa Lexa menyalami tangan kakaknya sebelum masuk ke kampus. Melihat wajah badmood Lexa Sean hanya tertawa kecil lalu pergi meninggalkan universitas ternama itu.
"Ngeselin banget sih kakak!" gumam Lexa sembari melangkahkan kakinya dengan hentakan yang kesal.
Gadis itu berjalan sendiri di lorong kampus yang menuju kelasnya. Tidak ada orang di sana karena jam masuk kampus sudah berjalan sedari tadi. Karena para Dosen mengetahui siapa Lexa, maka dengan sangat mudahnya Lexa masuk ke dalam kelas walaupun terlambat. Dosen yang mengajar di mata kuliah Lexa adalah dosen terbaik dan mentoleransi mahasiswanya yang terlambat. Lexa yang sering terlambat dan tidak mengerjakan tugas pun tidak pernah dikenakan sangsi disebabkan Dosen menghargai Lexa sebagai anak yang berpartisipasi besar terhadap universitas ternama itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Dafiyah diyanah Atmarini
Aku singgah thor💙
2024-08-09
1
Aldo
Thor novel istri nakal dosen killer jangan lupa update rutin juga ya Thor. Semangat 🌹
2024-07-29
1
Puput Eni
Baru bab pertama aku langsung jatuh cinta Thor sama ceritanya. Up banyak ya😭❤
2024-07-29
1