"pangeran nicolas dijatuhi hukuman pengasingan dari kerajaan vampir selama 100 tahun" ucap sang raja.
"tunggu kita masih belum mempunyai bukti kuat bahwa dia pelakunya" leon sang ahli waris ikut berbicara.
"semua bukti mengarah padanya, kita harus mengambil keputusan" jawab sang raja.
"tidak apa saya akan pergi, saya permisi" ucap nicolas yang berlutut di hadapan raja, kemudian berdiri dan pergi dari kerjaan vampir.
ia masuk ke dunia manusia, perjalanan apakah yang menunggunya disana?
sungguh cinta beda makhluk sangat menyesakkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon intan maggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
"Nicolas, bangun kita akan segera pulang" lili membangunkan ku.
"apa kalian berhasil menangkap vampir?" Tanyaku.
"tidak, kekuatan mereka sangat besar di malam ini" jawab lili.
"kecuali satu yang di depan ku ini" sahut pangeran danish dan menatap ku.
"bersiap" ucap pangeran danish dan berpaling.
Aku berjalan di antara prajurit yang sudah berkurang jumlahnya.
Lagi-lagi ada serangan dari vampir.
Aku hanya memastikan keamanan putri lenora dan lili, sisanya aku tidak peduli.
Kejadiannya begitu cepat, pertama sang penyihir hilang, sang pangeran terjatuh dari kudanya karena menghindar.
"putri lenora" teriak pangeran saat putri berjalan dengan seorang vampir.
Aku berlari hingga vampir itu malah mengigit ku.
"nikolas" ucap putri pelan di belakangku.
beberapa prajurit juga menghilang.
Setelah beberapa saat vampir melepaskan gigitannya, menatap ku tajam, kemudian pergi.
"nicolas kamu tidak apa?" Putri lenora panik dan mendekap ku.
"terimakasih" ucap putri.
sedangkan pangeran masih sibuk mengurusi vampir lainnya bersama prajurit.
Bulan mulai memutih, vampir-vampir itu pergi. begitu juga diriku, merasa lemah, kepala ku pusing, apa karena darahku yang juga berkurang sekaligus efek gelang ini. Aku merasakan tubuhku jatuh dan tidak sadarkan diri.
*****
Saat terbangun, Putri lenora duduk disamping ku.
"dimana ini?" tanyaku.
"rumah sakit kerajaan" jawab putri.
"kau sudah bangun, ayo kita keluar" ucap pangeran yang baru saja masuk.
"dia baru saja bangun, dia masih butuh istirahat" seru putri.
"aku semakin curiga, mengapa vampir itu tidak menghabisi darah mu, bahkan penyihir pun menghilang" tegas pangeran.
Ku memegang luka di leher ku, masih ada. Aku tidak punya energi untuk memulihkan diri, mungkin lebih baik begini agar mereka tidak semakin curiga.
"mungkin karena orang tua ku pernah memberi ramuan yang membuat vampir tidak akan bisa meminum darah ku" jawab ku mengarang cerita.
"ramuan apa itu?" tanya putri.
"aku tidak tau, aku hanya meminum nya, seperti yang mereka katakan" jawab ku.
"ayo kita keluar, sebentar saja" ucap pangeran itu lagi, aku duduk.
"jangan dipaksakan" ucap sang putri.
Kemudian aku berdiri. Sang pangeran berjalan keluar, aku mengikutinya dan putri berada di samping ku.
"puas?" tanya ku saat sudah berada di bawah sinar matahari.
"baiklah, aku percaya" jawab pangeran itu dengan raut wajah kecewa.
"lalu bisa tolong lepaskan ini?" tanya ku dan menunjukkan gelang yang masih ada dipergelangan tangan ku.
"penyihir telah menghilang, saya tidak tau cara melepaskannya, pakai saja dulu, bukankah kau menyukainya?" jawab pangeran kemudian pergi.
"ayo putri lenora" pangeran mengajak putri, tanpa berbalik.
"maaf saya pergi dulu" ucapnya kemudian pergi.
"ahh shit" aku dalam hati.
darah ku berkurang dan aku terjebak dalam wujud manusia yang entah sampai kapan. vampir tidak seperti manusia yang dapat memproduksi darah dalam tubuhnya.
"nicolas kau baik-baik saja?" tiba-tiba saja samuel mendatangi ku.
"wajahmu sangat pucat" tambahnya.
"bantu aku ke kamar" ucap ku.
samuel memapah ku Sampai aku di kamar.
"kau tau bagaimana cara melepaskan ini?" tanya ku menunjukkan gelang.
dia mencoba membuka dengan menariknya, tapi tidak berhasil.
"gelang apa itu?" tanya samuel, lalu aku menceritakan kejadian semalam.
"kita cari penyihir, mungkin saja mereka bisa membukanya" ucap samuel.
Menemui penyihir dalam keadaan seperti ini? Hanya mempercepat umur ku, pikirku.
"tidak perlu, saya akan mencari jalan lainnya, terima kasih banyak samuel" jawab ku.
"baiklah, saya menghargai keinginan mu, saya permisi" ucapnya kemudian keluar.
saat malm tiba, aku mengambil senapan, dan pergi kekuar istana, menuju hutan.
"tembakan yang bagus" ucap seseorang dari belakang ku saat aku berhasil menembak seekor rusa, dia adalah tuan putri dengan jubah hitam dan menggunakan tudungnya.
"Putri lenora, apa yang anda lakukan disini?" tanya ku.
"maaf nikolas, aku melihat mu keluar istana, lalu mengikuti mu" jawab nya, aku melihat sekitar.
"anda sendiri?" tanya ku.
"ya" jawabnya.
"tapi sangat berbahaya" sahutku.
"ada kamu, entah mengapa di dekat mu aku merasa aman" jawabnya.
"bagaimana dengan pangeran danish?" tanya ku.
"aku mungkin akan membatalkan pertunangannya" jawabannya yang membuat ku kaget.
Aku berbalik dan ke arah rusa yang ku buru, dia mengikuti ku.
aku memotong kaki nya.
"biar ku bantu buatkan api" ucap nya, dia tau jika aku ingin memakan rusa ini langsung, aku ingin meminum darah rusa ini, tapi tidak mungkin kulakukan sekarang,
selain manusia aku juga bisa meminum darah hewan atau memakan dagingnya, tapi kekuatan ku akan menurun, dan ini hanya seperti makanan harian bagi seorang vampir. Selain itu makanan manusia, aku tidak menyukainya, kecuali menu daging.
"sejak kapan kau bertunangan? Tanya ku sambil memotong daging.
"setahun yang lalu" jawabnya.
"boleh ku menjawab pertanyaan mu makan itu?" tanyanya lagi.
"ya" singkat ku, aku menyiapkan diri apapun jawabannya.
"kamu berhasil membuat ku merasa aman dan nyaman ketika berada di samping mu, aku juga menyukai mu" ucap nya membuat aku melihat tak percaya kepadanya.
"tapi bukankah seharusnya kau menikahi seorang pangeran?" tanyaku lagi.
"aku siap jika harus meninggalkan istana" jawabnya membuat ku semakin tidak percaya.
Api telah menyala, dia mengepok-ngepokkan kedua tangannya.
"kenapa?" tanya nya.
"tidak, hanya jawaban mu membuat ku takut" jawab ku.
putri lenora tertawa.
"kenapa?" tanya ku.
"kau berani memasuki kamar ku diam-diam, kau berani menantang pangeran, tapi kau takut jika aku akan pergi bersamamu?" tanyanya.
"bukan itu, bagaimana jika kita dikejar-kejar orang kerajaan dan menjadi buronan? Kamu tidak akan dapat kembali" ucap ku.
"tidak apa, asal kan aku bersama mu" jawab nya lagi.
Aku tidak tau apa yang membuatnya berani mengatakan hal ini, tapi aku menyukai jawabannya, dan tersenyum kepadanya, dia juga senyum kepada ku.
"senyum mu indah" sahut ku.
"terima kasih" jawabnya.
"jadi kau benar-benar berani datang ke hutan seorang diri" ucap nya lagi.
Aku menancapkan daging sebuah ranting dan mendekatkan nya ke api, dua ranting dengan daging dan telah dibumbui.
"ya, untuk mencari penyihir itu agar dia melepaskan gelang ini" jawab ku, padahal aku juga ingin meminta bantuan leon, vampir tidak bisa melepaskan gelang ini sendiri, tapi membutuhkan kekuatan vampir lainnya atau mungkin penyihir.
"bukan kah kau menyukainya?" tanya putri.
"bukan berarti aku ingin menggunakan gelang ini selamanya" jawab ku.
"penyihir itu masih dalam pencarian, bagaimana jika ke penyihir lain saja?" tanya nya.
"tidak, terima kasih" jawab ku langsung.
"makanlah" ucap ku memberikan ranting dengan daging yang sudah matang.
"lezat, terima kasih" ucapnya setelah memakan satu gigitan.
Aku juga memakannya.
Setelah memotong beberapa potongan daging, dan memasukkan darahnya ke dalam sebuah botol kecil diam-diam, aku mengajak putri lenora kembali.