Hamil tanpa seorang suami karena diperk0sa, itu AKU!
Tidak tahu siapa Ayah dari anakku, itu AKU!
Seorang anak kecil selalu dipanggil ANAK HARAM itu PUTRAKU!
Apa aku akan diam saja saat anakku dihina?! Oh tidak! Jangan panggil aku seorang IBU jika membiarkan anakku dihina!
Jangan panggil Putraku ANAK HARAM!
Lantas, akankah suatu hari wanita itu bisa bertemu dengan Ayah kandung dari putranya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Jatuh Cinta Padamu.
Hari pernikahan Alsya dan Arya pun tiba, pernikahan akan diadakan besok pagi. Sejak pesta terakhir kali di Mansion tak banyak hal yang terjadi.
Pergerakan Belinda tampak terlihat tenang, wanita itu tak membuat keributan malah cenderung berperilaku baik. Aneh? Tentu saja! Jadi Tuan besar Adiguna tidak melonggarkan kewaspadaan pada istrinya itu.
Calon pengantin pria sedang dalam perjalanan ke Apartemen Keindra, para lelaki akan mengadakan pesta bujang atau Bachelor Party disana. Awalnya Arya menolak rencana dari Brian karena takut apa yang terjadi pada Keindra 8 tahun lalu terjadi padanya. Namun karena adanya misi, akhirnya Arya ikut Brian ke apartemen Keindra.
Brian memijit bel Apartemen Keindra, di tangannya Brian memegang beberapa botol minuman beralkohol.
"Lama banget buka pintunya, dia lagi ngapain sih?!" dengus Arya.
Ceklek.
Pintu Apartemen terbuka, mulut Brian dan Arya terbuka lebar melihat seorang wanita lah yang membuka pintu.
"Nona Felicia..."
Brian terperangah, dia memang tidak memeriksa Cctv sekitaran apartemen Keindra karena semuanya dipantau langsung oleh Tuan besar Adiguna.
"Eh, Bang Brian dan Tuan Arya. Masuk Bang, Kei lagi masak makan malam di dapur."
Brian dan Arya saling berpandangan, kemudian melangkah masuk ke dalam melewati tubuh Felicia dengan berbagai praduga.
Felicia menutup pintu, sudah seperti pemilik apartemen.
Bruk!
Brian dan Arya duduk di sofa ruang tengah, mereka melirik ke arah dapur. Apartemen Keindra termasuk Apartemen mewah, ada beberapa kamar dan juga dapur dengan ruang terpisah.
Tak lama Keindra nongol membawa dua piring di tangan, dia terkejut melihat keberadaan Brian dan Arya karena tak ada yang memberinya kabar.
"Ck! Jadi lo nyembunyiin cewek lo, Kei! Makanya gue sering dilarang datang kesini!" cibir Arya.
"Nggak usah sok tau! Feli tetangga gue, dia tinggal di unit sebelah. Kami sering bertemu dan dia teman yang asik untuk diajak ngobrol!"
"Mana ada pertemanan antara pria dan wanita?" celetuk Brian ikut menimpali, jujur ada rasa panas menjalar dalam dadanya mendengar Kei tampak akrab dengan Felicia.
Astaga! Kenapa dengan ku? Kenapa aku perduli jika Kei dan Felicia hanya berteman atau bukan?! Apa gara-gara aku memeriksa personality dari Felicia yang mengagumkan dan aku respect pada wanita ini! Dia bukan nona kaya sombong yang memamerkan kekayaan... pribadinya pun selalu low profil! Sial! Gara-gara Tuan besar memerintah ku memeriksa pribadi Felicia, aku jadi mendalami pribadi wanita ini! Brian kesal pada dirinya sendiri karena baru pertama kali merasakan sensasi aneh di hatinya.
Sementara wanita yang dibicarakan oleh ketiga pria itu mencuri-curi pandang pada Brian, ia telah berhasil mendekati Keindra untuk mengorek kepribadian pria idamannya. Ternyata Brian benar-benar tipe Felicia, seorang Pria sejati.
"Jadi, untuk apa kalian berdua datang?! Lo mau married besok, ngapain lo kesini Ar!"
"Kei, ini pernikahan pertama gue! Bang Brian bilang, gue harus ngadain pesta lajang. Jadi, Bang Brian ajak gue kesini... katanya kita bertiga bisa pesta sampai pagi."
"Ogah! Gue masih trauma ngadain pesta kayak gituan! Mending luh berdua pergi deh! Kasihan juga Feli, dia mau makan malam disini."
"Wah... ini sih fix! Lo ada hubungan ya sama dia? Soalnya lo lebih mentingin dia, daripada gue... adik Lo!" Arya berdecak kesal, dia dan Brian tak boleh gagal dengan misi mereka untuk membuat Keindra mabuk agar bisa menanyai tentang rencana terselubung Belinda.
Brian pikir, Keindra pasti mengetahui rencana Ibu kandung nya meksipun tidak semuanya.
"Udah udah... nggak perlu ribut! Aku pulang aja, Kei. Selamat berpesta semalaman suntuk ya! Untuk kamu, Tuan Arya... aku ucapin selamat menempuh hidup baru dan semoga kamu berbahagia bersama Nona Alsya. Aku pergi..."
Tanpa menunggu jawaban para lelaki, Felicia keluar dari apartemen Keindra.
Brian masih menatap kepergian Felicia padahal wanita itu sudah keluar dan tak terlihat lagi sosoknya, entah kenapa perasaan nya terasa terusik oleh wanita itu.
Tanpa berlama-lama, Brian mulai beraksi. Pria itu mengambil gelas anggur dari kitchen set lalu menuangkan minuman ke dalam gelas masing-masing.
Dengan kesal karena acaranya bersama Felicia diganggu, Keindra meneguk wine dengan tegukan kasar.
"Perceraian mu dan Gina sudah kelar, tinggal menunggu akta cerai." Ujar Brian.
Sudah sebulan lebih sejak peringatan dari Brian, wanita itu pergi dari Mansion dan tinggal kembali di rumah orang tuanya. Gina masih mempunyai rasa takut dengan ancaman dari Brian, karena sudah terbukti peringatan Brian bukanlah ancaman kosong.
"Baguslah, aku resmi jadi Duda dan bisa mencari wanita lain." Keindra kembali meneguk minuman.
"Kau cepat banget move on dari Gina, apa lo juga udah melepas tentang Alsya sepenuhnya?" tanya Arya.
"Ck! Percuma gue ngejar-ngejar dia, Alsya udah jadi milik lo. Memang awalnya gue liat nggak ada cinta darinya buat lo, Ar! Tapi... semakin kesini, gue liat dia selalu menatap lo dengan penuh cinta. Gue nggak mau deketin wanita yang mencintai Pria lain... buat apa? Toh wanita banyak, misalnya Feli." Keindra meracau, entah bicara dengan sadar atau tidak yang pasti ekspresi wajah Keindra tampak terlihat menyukai Felicia saat membicarakan wanita itu.
Brian panas mendengar omongan Keindra, ia kehilangan kendali dan malah ikut-ikutan minum. Padahal dia dan Arya akan mengorek informasi dari mulut Keindra, malah sekarang hanya Arya yang masih sadar sepenuhnya karena ia tak menyentuh minuman beralkohol sedikitpun.
"Astaga...! Bang Brian juga malah mabuk! Kenapa sih dengan nya?!"
.
.
Sedangkan di apartemen nya, Felicia memandang foto-foto Brian yang ia dapatkan lalu menciumi wajah pria itu.
"Bang Brian, sepertinya aku benar-benar jatuh cinta padamu..."
Felicia berguling-guling di kasur, ia memeluk guling seolah sedang memeluk Brian. Ia menatap dinding kamar, dinding yang memisahkan unit Apartemen nya dengan Keindra. Ia membayangkan Brian sedang minum dan berpesta dengan wajah tampan lelaki itu.
amar dan Zaki bakal punya adik nih....
ngakak banget... baru aja berantem tapi langsung mendesh....
Duda dan janda yg sama" pengalaman mah dah jelas jam terbangnya ....😃