NovelToon NovelToon
Jendela Sel Rumah Sakit Jiwa

Jendela Sel Rumah Sakit Jiwa

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Cintapertama / Horror Thriller-Horror / Cinta Terlarang / Cinta Murni / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Pihak Ketiga
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: AppleRyu

Dokter Fikri adalah seorang psikiater dari kepolisian. Dokter Fikri adalah seorang profesional yang sering menangani kriminal yang mengalami gangguan kepribadian.

Namun kali ini, Dokter Fikri mendapatkan sebuah pasien yang unik, seorang gadis berusia 18 tahun yang mempunyai riwayat penyakit kepribadian ambang (borderline).

Gadis itu bernama Fanny dan diduga membunuh adik tiri perempuannya yang masih berumur 5 tahun.

Apakah Dokter Fikri biaa menguak rahasia dari Fanny?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AppleRyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 : Nazam

Benar saja, kepala yayasan mengungkapkan rahasia kasus ini ke media. Media mulai mencari tahu. Dengan segala cara, pihak kepolisian menutupi dan mengalihkan berita dengan kasus yang lain.

Kepala yayasan yang lama dipecat dan ditahan karena kasus penyerangan. Risma menghilang tak ada kabar setelah kejadian itu, mungkin dia tidak akan bisa melihat lagi sepanjang hidupnya.

Setelah proses yang panjang, Dr. Irma menjadi kepala yayasan yang baru dan merangkap sebagai kepala rumah sakit untuk sementara waktu. Dr. Irma tahu risikonya jika dia terlalu ikut campur dengan kasus ini, jadi Dr. Irma memilih untuk diam dan berpura-pura tidak tahu apa-apa.

Hari itu, aku mengizinkan Fanny untuk keluar dari selnya. Biasanya Fanny keluar hanya saat mandi, namun kali ini aku membiarkannya untuk jalan-jalan di taman rumah sakit. Aku mengizinkannya agar dia lebih terbuka dan sedikit olahraga untuk membuat tubuhnya sehat.

Aku melihatnya duduk di kursi taman dan bersenandung kecil, dia menyanyikan lagu dari Queen "Bohemian Rhapsody."

Aku juga memutuskan berkeliling dan keluar dari sel, aku berkeliling dan melihat sel-sel lain. Penghuni rumah sakit ini banyak yang masih muda, kisaran umur 20 sampai 30 tahun. Usia rentan seseorang untuk menderita penyakit kejiwaan, hidup mereka masih panjang, aku berempati melihat mereka harus menghabiskan waktu di dalam rumah sakit jiwa.

Saat aku berkeliling, aku lupa dengan Fanny. Tiba-tiba aku mendengar keributan dari arah taman, aku segera berlari ke arah taman dan mendapati Fanny sedang menyerang pasien lain. Pasien itu terlihat berdarah di kepalanya, kepala pasien itu dipukul Fanny menggunakan batang pohon jambu yang baru saja ditebang. Para penjaga dan perawat kewalahan untuk menghentikan Fanny. Dia benar-benar bersikap impulsif.

Sampai akhirnya Fanny terpaksa disetrum untuk melumpuhkannya. Setelah itu Fanny dibawa kembali ke dalam selnya.

Aku juga masuk ke dalam selku dan menunggu Fanny sadar. Setelah Fanny sadar, aku segera berdiri ke arah jendela, menghampirinya. "Kenapa kamu memukul pasien lain, Fan?" tanyaku mencoba mencari tahu alasannya.

"Wajahnya buruk rupa, lebih mirip zebra daripada manusia," kata Fanny menjelaskan.

Aku menghela napas. "Kamu tidak boleh menyerang orang lain seperti itu, aku takut itu akan menyulitkanmu nanti. Aku ingin membantumu. Akan tetapi kamu yang selalu menyebabkan masalah, Fan," aku mencoba memberikan pengertian ke Fanny.

"Dia jelek, aku nggak suka, wajahnya bikin muntah," kata Fanny dengan ekspresi yang aneh.

Rasanya tingkat stresku terus meningkat, setiap hari Fanny selalu menciptakan masalah. Aku harus segera menyelesaikan kasus ini, aku benar-benar lelah. Aku merebahkan diri di kasur, hingga tiba-tiba telepon genggamku berdering.

"Halo, siapa?" aku mengangkatnya dan berbicara ke arah penelpon.

"Aku Nazam, salam kenal Dr. Fikri," jawabnya.

"Nazam siapa? Ada perlu apa ya?" tanyaku lagi.

"Keluargamu dalam pantauanku, kamu harus menuruti keinginanku. Jika kamu menolaknya, aku akan membunuh keluargamu," ancamnya.

"Hei! Jangan main-main, kamu tahu kan konsekuensi dari ancamanmu itu!?" aku meninggikan suaraku ke arah Nazam.

"Aku tahu, Dr. Fikri, ikuti tugasku dan keluargamu selamat atau sebaliknya."

Aku terdiam dan mencoba berpikir, apa yang sebenarnya pria ini inginkan. Aku tidak mengenalnya, untuk apa dia mengancamku?

"Apa tugasmu?" tanyaku.

"Aku mau seluruh harta warisan Fanny diserahkan kepadaku. Buat Fanny mengakhiri hidupnya dan menulis surat warisan, surat warisan yang berisi harta Fanny harus diserahkan kepadaku," jawabnya.

"Hei, aku tidak tahu siapa kamu, aku tidak peduli dengan harta Fanny, hentikan permainan ini!"

"Tenang, Dr. Fikri, besok pagi akan ada surat rahasia dengan cap kepolisian yang akan datang ke selmu. Aku bisa melihat CCTV yang ada di kamarmu. Jika kamu macam-macam, aku akan membunuh keluargamu, Dr. Fikri. Camkan itu," kata Nazam mematikan teleponnya.

Bajingan! Nazam benar-benar mengancamku. Aku juga tidak bisa bertindak gegabah dengan melaporkannya. Bagaimana jika seluruh ucapannya benar? Keluargaku dalam bahaya. Aku harus berpikir jernih untuk mencerna semua informasi ini, apa hubungannya Nazam dengan Fanny? Aku bangkit dari kasur dan mendekati jendela.

Aku melihat Fanny sedang duduk dan memandang jari-jari tangannya. "Fan..." panggilku ke arah Fanny.

Dia menoleh ke arahku. Ini semua gara-gara wanita ini, semuanya jadi kacau, masalah tidak selesai, malah menambah masalah baru. Aku harus menyelamatkan keluargaku, dengan membunuh Fanny? Bagaimana bisa seorang polisi dan psikiater membunuh pasiennya? Fanny harus mati dengan cara bunuh diri, aku harus memanipulasinya. Aku bimbang, aku harus menyelamatkan keluargaku atau harus melanggar kode etik. Aku benar-benar kekurangan informasi, sialan!

"Kamu mengenal Nazam?" tanyaku ke arah Fanny.

Dia menghampiriku dan berdiri di depan jendela. "Ada apa, sayang?" Fanny malah bertanya balik.

"Aku bertanya, kamu kenal Nazam?" tanyaku sekali lagi.

"Sialan! Lu semua sialan!" Fanny tiba-tiba mengamuk dan menjambak-jambak rambutnya.

"Hei Fan, ada apa?" aku bertanya, Fanny tiba-tiba mengamuk tanpa alasan yang jelas.

"Lu anjing, Fikri! Anjing lu semua! Gue nggak mau mati! Gue mau hidup di sini aja! Aaaaaaaaaaaah!" Fanny semakin mengamuk, dia mulai menghantam kepalanya sendiri ke arah tembok.

"Fanny, hentikan, jangan lukai dirimu sendiri," aku panik dengan perilaku Fanny.

Aku melihat Fanny berhenti dan menatapku, tatapannya kali ini penuh dengan kebencian.

"Menjauh, aku muak melihatmu," ucap Fanny dengan ekspresi dingin.

Aku belum bisa menemukan benang merah dari masalah ini. Perasaanku kacau, seakan-akan semua yang ada di sekitarku mulai runtuh. Aku merasa terjebak dalam jaringan kebohongan dan ancaman yang semakin menjeratku. Bagaimana bisa seorang pria bernama Nazam tahu begitu banyak tentang keluargaku dan mengawasi setiap gerak-gerikku?

Ketika malam semakin larut, aku merenung di sudut selku. Pikiranku berputar-putar mencari cara untuk keluar dari situasi ini tanpa melanggar kode etik atau membahayakan keluargaku. Namun, setiap jalan yang kupikirkan tampak buntu. Ancaman Nazam terus terngiang di kepalaku, menghantui setiap pikiranku. Mengapa Fanny begitu takut pada Nazam? Apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka? Rahasia apa yang tersembunyi?

Aku menghela napas panjang, mencoba menenangkan diriku. Pikiranku terus berputar, berusaha menghubungkan setiap potongan puzzle yang terpisah-pisah. Ada begitu banyak pertanyaan yang belum terjawab, dan aku tahu bahwa waktu tidak berada di pihakku. Satu hal yang pasti. Aku harus menemukan cara untuk mengungkap kebenaran sebelum semuanya terlambat. Tetapi bagaimana caranya?

Di tengah kekacauan ini, hanya satu hal yang aku tahu pasti. Aku tidak bisa mempercayai siapa pun. Dalam kondisi ini, aku harus berpikir cermat dan mengandalkan intuisiku sendiri. Aku harap, semua ini dapat berakhir dengan baik-baik saja.

1
Livami
kak.. walaupun aku udah nikah tetep aja tersyphuu maluu pas baca last part episode ini/Awkward//Awkward//Awkward/
aarrrrgh~~~
Umi Asijah
masih bingung jalan ceritanya
ᴬᵖᵖˡᵉᴿʸᵘ
Novelku sendiri
Livami
orang kayak gitu baik fiksi ataupun nyata tuh bener2 bikin sebel dan ngerepotin banget
Livami
huh.. aku suka heran sama orang yang hobinya ngerebut punya orang... kayak gak ada objek lain buat jadi tujuannya...
Umi Asijah
bingung bacanya..😁
ᴬᵖᵖˡᵉᴿʸᵘ: Ada yang mau ditanyain kak?
total 1 replies
Livami
terkadang kita merasa kuat untuk menghadapi semua sendiri tapi ada kalanya kita juga butuh bantuan orang lain...
Livami
ending episode bikin ademmm
Livami
ok kok semangat thor
Livami
woo.. licik juga Tiara
semangat tulis ya Thor /Rose/
bagus ceritanya
Livami
bagus Lo Thor.. ditunggu up nya.. semangat/Determined//Determined//Determined/
LALA LISA
tidak tertebak...
Sutri Handayani
pffft
LALA LISA
ending yang menggantung tanpa ada penyelesaian,,lanjut thoor sampai happy ending
LALA LISA
benar2 tak terduga ..
LALA LISA
baru ini aku Nemu novel begini,istimewa thoorr/Rose/
ᴬᵖᵖˡᵉᴿʸᵘ: Terimakasiiih
total 1 replies
LALA LISA
cerita yg bagus dengan tema lain tidak melulu tentang CEO ..semangat thoorr/Rose/
Reynata
Ngeri ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!