Menikah dengan tukang ojek membuat kakak iparku selalu membencinya, bahkan dia mempengaruhi kakak ku yang selalu melindungi ku kini membenciku dan suamiku. begitu juga kakak laki-lakiku.
namun semua akan terkejut atau tidak ketika mereka tau siapa suamiku?. simak ceritanya di DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13. Penyesalan.
"Mas, aku ngantuk, tidur yok!" Ajak Senja yang sudah mulai sayu dan menyandarkan kepalanya ke pundak Arkan.
Melihat manja Putrinya pada Arkan, Mama Ratih dan Pak Handoko geleng kepala. Dalam hati kedua paruh baya itu sangat bahagia melihat Arkan memperlakukan Putrinya dengan sangat baik.
"Ma, Pa, kami ke kamar dulu ya, Senja sudah mengantuk." Arkan sebenarnya merasa tidak enak karena lagi mengobrol sama mertuanya namun harus di tinggalin begitu saja.
"Ya Nak, ajak istrimu mungkin dia kelelahan." Arkan langsung menggendong Senja yang sudah ngantuk di pundaknya tadi. Sesampainya di kamar Arkan membaringkan Senja dengan pelan, lalu dia juga ikut berbaring di sisi Senja dan memeluk istri tercinta nya itu.
Senja juga menenggelamkan kepalanya di dada bidang Arkan. Sedangkan Mama Ratih dan Pak Handoko, keduanya juga mengistirahatkan tubuhnya di kamar mereka.
Jika di rumah Arkan semua orang sedang bahagia, maka lain halnya di rumah mini malis yang tak besar tapi kelihatan sangat bagus.
Di rumah itu nampak seorang lelaki sedang gelisah, dia mondar mandir tak bisa tidur. Lelaki yang bernama Arsen putra sulung dari pasangan suami istri Handoko dan Ratih.
Malam ini hati Arsen tidak tenang, dia merasa bersalah kerena telah mengusir adiknya, dan parahnya lagi Mama dan Papanya pun ikut serta bersama adik nya,
Desi yang melihat suaminya mondar mandir seperti memikirkan sesuatu, wanita cantik yang masih belum punya momongan itu bertanya pada suaminya yang mondar mandir tidak jelas.
"Kenapa mas terlihat seperti orang gelisah, apa yang sedang mas pikirkan?" tanya Desi pada suaminya.
Arsen tidak menjawab, dia terus saja mondar mandir dari tempat tidur ke pintu, dari pintu ke tempat tidur. Desi yang tidak mendapat jawaban dari suaminya, dia pun bangkit dari ranjang nya, Desi menghampiri dan merangkul lengan suaminya, lalu membawanya ke sofa yang ada di kamar mereka.
Setelah keduanya duduk, Desi mulai bertanya lagi. "Mas kenapa? cerita sama aku." Desi heran kenapa suaminya seperti frustasi.
Arsen menatap istrinya, dia bingung harus bagai mana menceritakannya. Namun Arsen harus menceritakan semua yang terjadi di rumah Mamanya tadi.
"Mama kehilangan uang, dan yang mengambilnya Senja," Arsen terus menceritakan kejadian tadi hingga dia mengusir Senja dan suaminya. Arsen juga tidak lupa menceritakan kalau Papa dan Mamanya juga ikut dengan Senja. Dan yang membuatnya gelisah dan risau dia takut kedua orang tuanya tidak ada tempat tinggal dan harus tidur di kaki lima orang.
Desi yang mendengar cerita suaminya tersentak kaget, dia tak habis pikir dengan suaminya. Kok tega -teganya dia mengusir adiknya sendiri.
"Sekarang mas tenangkan diri dulu, jangan panik. Besok pagi sebelum pergi kerja, mas ke rumah Mama, mas minta maaf sama mereka, ajak mereka bicara baik- baik jangan pakai emosi!" Desi memberi usul pada suaminya agar dia tenang dan tidak mondar mandir lagi.
" Yang jadi masalah kemana mas harus minta maaf sedangkan Mama sama Papa sudah tidak di rumah, keduanya ikut Senja dan suaminya." Arsen sangat frustasi, Arsen sangat takut durhaka kepada kedua orang tuanya.
"Sekarang begini saja, nanti hari libur kita cari mereka sama-sama, sekarang mas tenang jangan panik, lagian kenapa mas langsung memvonis Senja yang mengambil uang Mama, kenapa mas tidak cari bukti terlebih dulu, kenapa langsung main usir?" Sebenarnya Desi juga bingung kenapa suaminya ini gegabah, mengambil keputusan tanpa berpikir terlebih dahulu.
"Amira ada bukti, dia merekam Senja saat Senja masuk ke kamar Mama." Jelas Arsen lagi. Sebenarnya saat ini Arsen juga sedang berpikir, seharusnya dia cek dulu kebenaran video itu, jangan langsung memvonis.
Tapi dia sudah terlanjur, dan sekarang lah baru menyesalinya.
Desi yang sudah beberapa tahun menjadi istri Arsen dan pernah tinggal bersama keluarga Arsen, jadi Desi sudah sangat mengenal semua keluarga Arsen, Amira, Senja, kedua adik Arsen itu bukan cewek matre, dia tau betul kedua adik suaminya itu, apa lagi Senja, dia gadis yang polos, sopan dan juga lembut sangat berbeda dengan Amira yang keras dan suka berkelahi, Tapi Amira sebenarnya juga sangat baik, dia berkelahi juga karena membela adiknya yaitu Senja.
Desi sangat tidak yakin kalau Senja yang mengambil uang Mama mertuanya itu.Desi merasa ada yang tidak beres.
"Mas, ayo tidur, lusa kita cari mereka, jangan khawatir mereka pasti baik-baik saja, ada Arkan bersama mereka, Arkan lelaki bertanggung jawab, dia tidak akan membiarkan mereka kelaparan dan tidur di jalanan." Desi bisa melihat kalau Arkan orang lelaki yang baik.
Arsen menghela nafas, kemudian dia merebahkan dirinya di samping istrinya tanpa berkata apa-apa lagi.
Di sisi lain, yaitu di rumah yang pernah di huni oleh Pak Handoko dan keluarganya. Di rumah sederhana itu terdengar suara riuh pertengkaran.
Amira tidak mau memberikan uang pada Firman karena uang itu uangnya Mama Ratih. Apa lagi uang itu sudah habis dia beli perawatan tubuhnya, agar selalu tampil cantik.
Amira yang tetap tidak mau memberikan uang itu kepada Firman, hal itu membuat Firman marah dan memukul istrinya itu.
Amira tidak terima di pukul oleh Firman, dia melawan, hingga terjadi pertengkaran hebat.
Amira juga merebut kartu ATM yang berisi uang tabungan untuk membeli mobil. Namun Firman merampasnya lagi dari tangan Amira.
Firman takut kartu ATM di pegang oleh Amira, karena Kartu itu sudah tidak ada uang lagi, Firman menggunakan uang tabungan itu untuk bersenang-senang dengan wanita lain, dan membelikan barang-barang mewah untuk selingkuhannya itu.
Amira tidak pernah tau kalau suaminya bermain perempuan di belakangnya. Sejak Firman mengatakan ingin menabung untuk membeli mobil, sejak itu Amira tidak pernah di berikan uang lagi.
Amira tidak masalah tidak di berikan uang, asalkan uang itu di tabung untuk mereka berdua, Firman juga meminta istrinya berhenti bekerja dan fokus di rumah aja menunggu sumi.
Amira yang sangat mencintai Firman, dia menurut seperti ke inginkan suaminya.
"Kamu tidak boleh pegang ATM ini, aku takut kamu juga menghabiskan uang tabungan kita." Padahal Firman takut ketahuan kalau ATM itu sudah tidak ada isinya.
"Sudah lah, aku malas bertengkar sama kamu, aku ngantuk mau tidur, kamu tidur di luar." Amira sudah tidak mengizinkan Firman tidur di kamarnya lagi.
Firman yang masih marah dan emosi, dia langsung keluar, dan pergi dengan motornya untuk menenangkan pikirannya.
Pagi menyapa, sebentar lagi matahari akan menunjuk kan dirinya di ufuk timur. Seorang lelaki yang masih tertidur di bawah selimut terasa sulit membuka matanya. lelaki yang bernama Arkan itu meraba kesamping tapi sudah tidak ada istrinya.
Arkan membuka mata dan melihat di tempat istrinya tidur semalam sudah kosong, tak ada penghuni lagi di sana, tempatnya pun sudah dingin tidak hangat lagi, itu pertanda istrinya sudah lama bangun.
Mau tidak mau Arkan bangkit dari pembaringannya, Arkan langsung berjalan ke kamar mandi, dia mengutuk pintu kamar mandi beberapa kali namun tak ada sahutan dari dalam.
Lalu Arkan masuk ke kamar mandi, dia bergegas membasuh mukanya, Setelah itu dia keluar dan berjalan dengan tergesa-gesa untuk mencari istrinya .
Di saat Arkan keluar dari lif, dia berpapasan dengan Mama Ratih.
Bersambung.