"jangan berharap banyak didalam pernikahan ini, karena aku tidak akan pernah jatuh cinta kepada kamu Rayya" ucap Deril pada Rayya disaat malam pertama mereka sebagai suami istri
"anda tidak perlu mengingatkan saya tuan, saya tidak pernah berharap apa pun didalam pernikahan ini tuan Deril" tegas Rayya
Pernikahan Deril dan Rayya atas dasar perjodohan, mereka terpaksa untuk menikah dengan alasan hutang budi
Apakah mereka bisa bertahan didalam perjikahan itu atau berpisah jalan terbaik yang mereka akan ambil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9 alasan deril
Setelah sambungan telpon dari Roni terputus, Deril diam sambil memikirkan apa yang akan di katakan papanya nanti, dia takut kalau tingkah lakunya selama menikah dengan Rayya diketahui tuan Bramantyo
"mudah mudahan papa tidak mengetahui semua yang aku lakukan beberapa hari ini" ucap Deril dalam mobil nya
"tapi tidak mungkin papa tidak tahu, semua masuk kedalam pantauan nya" keluh Deril lagi
"aku harus bagaimana menjawabnya nanti, papa pasti sudah tau, huff Fina nya juga menyuruh aku untuk selalu bersama nya beberapa hari ini dan aku tidak bisa menolak nya"
"lagian salah papa sendiri kenapa menjodohkan aku dengan wanita kampungan itu, Rayya cantik sih tapi kampungan" ucap Deril lagi
Sekarang dia sudah sampai di kantor, sedang duduk dengan roni yang ternyata sudah sampai duluan dari pad Deril
"ada apa ya Ron, kok aku jadi was was ya" tanya Deril
"aku tidak tau tuan Deril yang terhormat" jawab Roni sambil tertawa
"kau jangan bercanda Roni, aku serius, aku bingung kenapa papa tiba tiba menyuruh ku datang pagi pagi dan itu harus segera sampai" ungkap Deril
"mungkin tuan bramantyo ada urusan dengan kamu Deril, kalau kamu tidak merasa salah ya jangan takut dong, kecuali kau membuat kesalahan yang sangat fatal, pasti tuan bramantyo bertindak segera" jelas Roni
"nah itu yang aku takutkan roni, papa kalau marah suka aneh aneh yang dia lakukan" ucap Deril, yang hanya ditanggapi oleh Roni dengan mengangkat kedua bahunya dengan santai
"tolong bantu aku Roni, aku rasa papa tau kalau aku beberapa hari ini, menginap di apartemen yang aku belikan untuk Fina" ungkap Deril
"aku bisa bantu apa kalau masalahnya sudah begitu, aku juga tidak berani kalau tuan bramantyo sudah turun tangan" sahut Roni
"aduh ini lagi si Fina, telpon tidak tau jam kerja" umpat Deril ketika melihat handphone nya yang berbunyi ternyata panggilan masuk dari Fina, Deril membiarkan saja handphone itu berbunyi sampai akhirnya Fina berhenti sendiri menghubungi nya
"kau masih berhubungan dengan Fina, apa kau ingin melihat tuan Bramantyo marah lagi?" tanya Roni
"aku mencintai Fina, harus bagaimana lagi aku mengatakan kepadamu Roni, aku terpaksa menikahi wanita kampungan itu" ucap Deril
"kalau kau mencintai Fina kenapa kau mau menikah dengan Rayya, kau sudah menghancurkan hidup seorang wanita baik baik Deril, Rayya salah apa kepadamu" ucap Roni kesal
"dia yang menghancurkan hidupnya sendiri Roni, dia kan bisa menolak perjodohan ini, kenapa dia mau mengikuti kemauan orang tuanya" sahut Deril
"sekarang aku tanya, apa kau berani menolak perjodohan yang dilakukan oleh tuan Bramantyo, kau saja tidak berani apa lagi dia" tegas Roni membuat Deril langsung terdiam
"aku diancam sama papa dia akan cabut semua fasilitas yang ada kalau aku menolak perjodohan ini, aku terpaksa Roni" sahut Deril
"aku rasa Rayya pun sangat sangat terpaksa menerima perjodohan ini, dia mau menikah dengan kamu karena dia ingin berbakti kepada kedua orang tuanya dan menghormati kedua orang tua kamu Deril, kau jangan buta soal itu" jelas Roni
"aku harap papa tidak membahas pernikahan kami" ucap Deril
"mending kamu buruan keruangan tuan Bramantyo karena kau sudah ditunggu dari tadi, jangan sampai tuan bramantyo marah kepada mu Deril" tukas Roni
"aku agak cemas, takut papa mengetahui semuanya" ucap Deril membuat roni heran
"apa maksud mu dengan mengatakan itu, aku jadi tidak mengerti" balas Roni tapi Deril hanya diam membisu
"apa kau masih suka kesana dan tidak pulang kerumah" tanya Roni
"Fina selalu menelpon ku, menyuruhku untuk berlama lama disana, dan aku tidak kuasa untuk menolak" jawab Deril
"kenapa kau menyalahkan Fina, kau juga sama dengannya, untuk kali ini aku kurang setuju dengan tindakan kamu Ril" saut Roni
"nanti saat kau mencintai wanita seperti aku Roni, kau akan merasakan apa yang sedang aku rasakan saat ini, aku tidak bisa berpisah jauh darinya, dari dulu aku sudah menyukainya" balas Deril
"aku akan mencintai wanita yang membuat aku nyaman Deril, bukan wanita yang memuat aku pusing tiap hari, kau itu lebih kayak ingin membuktikan kalau kau bisa mendapatkan wanita yang dulu sangat ingin kau miliki"
"kau salah Deril, cobalah tanya hati kecilmu apa kau nyaman dengannya atau hanya sekedar ingin bersamanya dan melepaskan semua rasa yang pernah kau miliki terhadapnya"
"suatu saat kau akan mengerti akan maksud dari perkataan ku Deril, kau menerima dia dengan masa lalunya, tapi apa kau tau dia akan benar benar berubah lebih baik" terang Roni
"selama dengan ku dia sudah berubah baik Roni, dia sudah jarang pergi nongkrong bersama teman temannya, dan selalu mengikuti apa yang aku minta" jelas Deril
"susah bicara sama orang yang sudah cinta buta, kita lihat saja apa yang kau ucapkan itu semoga benar adanya, dan Fina benar benar berubah, aku harap kau tidak akan menyesal nantinya, kalau apa yang ada dalam pikiran kamu tidak sesuai dengan kenyataannya" ungkap Roni
"maksudmu apa Roni, kau meragukan semua yang aku katakan"? Tanya Deril
"kita lihat saja Deril, suatu saat kau pasti akan tau" jawab Roni sambil mengangkat bahunya sambil tersenyum kecil
"kau sinis sekali kepadaku Roni" ucap Deril
"bukan sinis, tapi aku hanya menyayangkan keras kepalamu itu, ya sudah kau silahkan keruangan Tuan Bramantyo karena sudah menunggu mu, aku mau balik keruangan ku, ada banyak pekerjaan yang akan aku urus, good luck brother" balas Roni lalu dia pergi meninggalkan Deril yang termenung
"aahh paling itu hanya kata kata Roni saja dia kan memang tidak pernah setuju kalau aku bersama Fina" gumam Deril lalu dia berdiri dari kursinya dan berjalan keruangan papanya, setelah mengetuk pintu Deril pun masuk kedalam ruangan kerja tuan Bramantyo
"pagi pah" sapa Deril lalu berjalan menghampiri tuan Bramantyo yang saat ini duduk di sofa yang ada di ruangan itu, yang sedang menatap kearah nya
"hmm lama sekali kamu baru datang keruangan papa, dari mana saja kamu Deril" tanya Tuan Bramantyo
"Deril tadi bicara sedikit dengan Roni pah, ada pekerjaan yang harus dibicarakan" sahut Deril lalu duduk didepan tuan Bramantyo
"baguslah kalau kamu masih bisa mengurus pekerjaan dalam situasi seperti ini, papa hanya mau tanya apa kau sudah mengikuti semua yang telah kita sepakati berdua Deril" tanya Tuan Bramantyo dia menatap tajam kepada putranya itu
"iya pah" jawab Deril sambil menundukkan kepalanya dia sangat cemas saat ini kalau papanya sudah tau semua tingkah lakunya selama satu minggu ini
.smg yg trbaik ya rayya