[Ding!!! Sistem Elit Global diaktifkan!]
"?"
"sialan! Apakah ini jari emasku?"
Seorang pria muda yang menjadi seorang top global di game yang ia mainkan terkejut karena suara yang tiba-tiba muncul di pikirannya. Dirinya mendapatkan kemampuan cheat yang biasa di dapatkan oleh MC di cerita fiksi.
"hih. Hih. Hih."
"hahahaha! Sepertinya ini adalah waktunya aku untuk bergerak!"
"bersiaplah dunia! Kalian akan menghadapi legenda yang telah terlahir!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon "L", isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
05. Kantor Penjualan Mansion.
Setelah makan, Jack pergi belanja berbagai macam barang. Mulai dari jam tangan, kacamata, serta tak lupa beberapa aksesoris elektronik untuk pelengkap ponselnya. Meskipun dengan ponselnya yang mampu melakukan berbagai fungsi dari aksesoris tersebut, namun akan terlalu mencolok dan aneh jika ia mendengarkan musik seperti menggunakan headphone tapi tidak terlihat perangkat tersebut.
Pada akhirnya Jack selesai berkeliling setelah 1.5 jam dan memutuskan untuk pergi dan mengambil mobilnya. Jack berjalan menuju ke arah tempat parkir yang dimana terdapat mobil yang sudah ia beli sebelumnya.
Sebuah mobil BMW i8 hitam tampak sangat luar biasa di mata Jack. Dirinya tidak menyangka jika di kehidupan ini ia bisa memiliki mobil mewah tersebut. Tentu semua ini berkat dari kemunculan sistem. Tanpa sistem, dirinya tidak akan mampu untuk mencapai ketinggian ini.
Disamping mobil tersebut, terdapat dua orang yang sedang berdiri. Tentusaja pria jelek dan juga wanita spg yang jelas mereka tidak disukai oleh Jack.
Dengan enggan, Jack mendekat lalu berniat mengambil mobilnya.
Melihat Jack datang, mereka lantas mulai melakukan drama.
"tuan! Mobil anda sudah siap! Silahkan!"
Pria tersebut memberikan dokumen mobil serta sebuah kunci di atas berkas tersebut.
Tanpa bicara, Jack langsung mengambil dokumen tersebut dan berjalan berniat masuk ke mobilnya. Namun sebelum masuk, dirinya dipanggil oleh pria tersebut.
" tuan! Jika anda butuh sesuatu lagi, silahkan hubungi saya. Saya siap 24 jam untuk melayani anda." ucapnya sambil memberikan sebuah kartu nama.
Jack menerima kartu tersebut dan langsung masuk ke mobil lalu pergi meninggalkan mall tersebut. Tak jauh berkendara, Jack membuka sedikit jendela mobilnya lalu membuang kartu nama sembarangan.
" sampah"
.
.
.
Jack berkendara membelah jalanan kota jawa. Dengan mobil mewah miliknya, dirinya tentu menjadi pusat perhatian dari para pengendara lain maupun pejalan kaki yang melihatnya.
Namun bukan kekaguman yang ada di pikiran para pengendara. Melainkan sebuah ketakutan. Mereka tidak berani mengambil resiko jika mereka berkendara terlalu dekat dengan mobil Jack. Takut akan menggores sedikit bodi mobil tersebut. Meskipun mobil BMW bukan mobil termahal, namun biaya perbaikan mungkin hanya bisa mereka dapatkan jika mereka bekerja selama beberapa tahun.
Tentu Jack menyadari apa yang terjadi pada mereka. Namun baginya itu adalah hal yang biasa. Tidak mungkin mereka berniat untuk mencari masalah dengannya.
Tujuan Jack selanjutnya adalah sebuah gedung penjualan milik perusahaan properti Transhouse. Jaraknya tidak terlalu jauh dari mall Wirta. Hanya membutuhkan waktu tidak kurang dari 10 menit. Meskipun kondisi jalan cukup ramai.
.
.
.
Disebuah mobil, seorang pria paruh baya dengan jas formal duduk memandangi tablet miliknya. Pria tersebut bernama Darma Wirta. Pemilik sekaligus CEO dari perusahaan Wirta. Hari minggu adalah hari dimana dirinya libur ke kantor. Namun instingnya merasakan jika akan terjadi sesuatu di kantor penjualan. Bukan sebuah masalah yang ia rasakan. Melainkan sebuah keuntungan yang mungkin saja akan menyebabkan perusahaannya keluar dari masalah.
Meskipun perusahaan Wirta cukup besar, namun perusahaan tersebut mengalami sedikit kendala pada bagian keuangan. Hal ini terjadi karena ia terlalu ambisius ketika dirinya membuat sebuah mansion mewah no. 1 di perumahan elit Wirta. Dengan menggunakan uang yang sangat besar untuk membangun mansion tersebut, perusahaannya mengalami masalah keuangan akibat dari tidak terjual satu rumah tersebut.
Pada akhirnya ia pun pergi menuju kantor penjualan untuk memastikan hal itu. Karena selama ini instingnya tidak pernah salah.
Sesampainya di kantor penjualan, Darma langsung turun dan masuk ke dalam kantor tersebut. Sementara Jack baru saja datang dan masih diarahkan oleh penjaga keamanan untuk parkir di tempat yang telah disediakan untuk kendaraan mewah.
Darma masuk dan langsung disambut oleh beberapa petugas yang sedang melayani calon pembeli di dalam. Mereka cukup terkejut karena kedatangan bosnya yang mendadak. Lalu seorang resepsionis datang dan menyambut kedatangannya.
"selamat datang tuan Darma!"
Darma mengangguk lalu bertanya.
"apakah ada masalah di kantor?"
Resepsionis tersebut diam sejenak karena dirinya tidak tahu masalah apa yang dimaksud oleh bosnya.
"saya rasa tidak ada tuan! Semua kegiatan berlangsung normal."
Darma diam sejenak lalu berpikir. "apakah kali ini instingku salah?"
Tiba-tiba Jack masuk dan menghentikan pikiran Darma. Dirinya melihat ke arah Jack yang memiliki penampilan cukup mewah. Dengan aksesoris berupa jam tangan mewah dan sebuah kacamata hitam.
Darma mencoba mengingat-ingat apakah dirinya mengenal sosok tersebut. Namun setelah cukup lama berpikir, dirinya sama sekali tidak ingat sosok yang mirip dengan Jack.
Tanpa menghiraukan adanya Darma, Jack berjalan menuju kearah meja resepsionis. Yang kosong lalu membunyikan Bell yang berada di depannya.
Petugas resepsionis yang berada di depan Darma segera kembali ke tempatnya.
"selamat datang tuan! Ada yang bisa saya bantu?"
"apakah mansion no. 1 sudah terjual?"
Mendengar pertanyaan tentang mansion no. 1, semua orang yang ada di dalam langsung penasaran dengan arah pembicaraan mereka.
Tidak terkecuali Darma yang jelas lebih penasaran dari pada yang lainnya. Dirinya mendekat untuk bisa mendengarkan lebih jelas pembicaraan mereka.
"belum tuan!"
"baguslah! Aku beli mansion tersebut."
Bomm.. Seperti sebuah suara ledakan ucapan Jack membuat semua orang terkejut. Bagaimana tidak? Mansion tersebut adalah mansion paling mahal di kota jawa. Bahkan orang terkaya di kota ini akan berpikir 3 kali untuk berani mengeluarkan uang besar hanya untuk sebuah hunian. Namun seorang pemuda tidak dikenal berani memberi penyataan tersebut.
Resepsionis menjadi gugup ketika mendengar hal tersebut.
"tuan! Untuk transaksi mansion no. 1 hanya bisa dilakukan oleh pemilik perusahaan saja." ucapnya sambil menunjukan pada Darma.
Jack mengerti maksud resepsionis tersebut lalu menoleh kearah Darma yang masih memperhatikan dirinya. Tanpa merubah ekspresinya, Jack lalu berkata.
" urus dokumennya sekarang. Aku beli dengan lunas."
Melihat ketenangan Jack, Darma tahu jika Jack bukan orang sembarangan. Meski ada sedikit keraguan, namun instingnya mengatakan jika pembelian ini akan terjadi.
"baiklah! Silahkan ikuti saya."
Jack berjalan mengikuti Darma menuju keruangan VIP untuk melakukan transaksi. Dimana hanya transaksi besar saja yang akan membuat Darma membuka ruangan tersebut. Bahkan Jack dilayani dengan baik dan diberikan minum dan cemilan. Setelah pintu tertutup, kesunyian di dalam lobi berubah menjadi kericuhan.
Mereka saling bertanya apakah ada yang mengenal Jack namun nihil semua orang yang berada disana tidak ada yang mengenal sosok tersebut sama sekali. Pada akhirnya mereka tidak melanjutkan kegiatan mereka dan lebih memilih menunggu hasil dari transaksi tersebut. Jika mansion no. 1 berhasil terjual, maka mereka akan mendapatkan berita paling heboh yang akan mengguncang seluruh kota jawa. Namun jika Jack hanya seorang penipu, maka mereka tidak keberatan jika harus menghajarnya untuk menarik perhatian dari pemilik perusahaan Wirta.