seorang gadis cantik bernama Jenna putri Maxim. ia handal dalam segala bidang baik dalam bidang hacker, beladiri, dan menembak serta pintar dalam akedemik apapun, namun semenjak snang ibu menghilang karena sebuah tragedi yang di lakukan oleh adik dari ayahnya membuat Sang gadis nekad membentuk sebuah kelompok mafia untuk mencari keberadaan Sang ibu.
apakah ia mampu bertemu kembali dengan Sang ibu kembali? apakah ia mampu ceria kembali setelah kembali Sang ibu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Septi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mendekati Milla
" Ya.. Seperti itu lah Dad, Karena aku sudah menyelidiki asal-usul pria itu. Tak salah kan aku mau dia sama mbak Lili menjalani sebuah hubungan dengannya. Bahkan itu akan lebih menguntungkan juga bukan untuk perusahaan Daddy ini. " Bujuk Jenna dengan raut wajah datar.
Sejenak Maxim memikirkan perkataan Sang putri dan setelah itu, tak ada salahnya ia mengikuti saran Sang putri.
" Baik lah.. Seperti nya ide mu tidak lah buruk Jen. Tapi.. Bagaimana dengan pria itu nak? " Tanya Maxim terlihat ragu.
" Daddy kenal sama Nenek Tua itu kan. Coba deh Daddy bicarakan sama dia, aku rasa neneknya akan setuju jika kita menjalin hubungan dengan mereka. " Saran Jenna seraya tersenyum licik tapi sayang Maxim tak bisa melihat itu.
" Baiklah akan Daddy coba, hei.. Kau yang super lelet kemari lah. " Ucap Maxim sambil memanggil Asisten nya tanpa alibi sebuah nama karena masih merasa kesal dengan Asisten nya itu.
Asisten nya melangkah untuk menghampiri Bos super galaknya itu.
" Ya Tuan.. " Sahutnya
" Tolong hubungi Nyonya besar dari perusahaan Sky R. O crop buat janji kalau aku akan bertemu dengannya. " Ucap Maxim memberi perintah pada Asisten nya.
" Baik Tuan.. Kalau begitu saya permisi. " Pamit nya pada Bos Besar dan langsung di angguki kepala oleh Maxim.
Setelah Asisten Maxim pergi tinggallah Maxim dengan Jenna di ruangan CEO itu.
" Dad.. " Panggil Jenna ketika melihat Maxim yang sibuk dengan berkas - berkas di atas meja. Mendengar suara putri nya memanggilnya secara spontan Maxim menoleh ke arah Jenna dan menghentikan kegiatannya sebentar.
" Ya.. " Sahut Maxim.
" Setelah ini.. Aku mau Daddy ikut ambil andil di perusahaan aku ya Dad. Karena jika nanti aku nggak ada kabar atau pun itu, aku mau Daddy yang menghandel perusahaan ku itu Dad. Tetapi Daddy tenang saja disana masih ada Jack sama Milla kok Dad orang kepercayaan ku disana akan siap membantu Daddy. " Ujar Jenna yang sudah merasa memiliki firasat buruk setelah ini tapi ia tidak tahu apa itu yang akan terjadi.
Maxim sedikit terkejut dengan permintaan Sang putri secara tiba-tiba memintanya menghandel perusahaan itu. Bagaimana bisa ia ikut andil dalam perusahaan sebesar itu, sedangkan perusahaan nya sangat jauh dan belum apa - apa di banding perusahaan anaknya sendiri.
" Daddy kurang yakin jika Daddy bisa membantumu nak. Kamu lihat lah perusahaan Daddy mu ini hanya perusahaan kecil saja. Bahkan kalau di banding dengan cabang perusahaan mu saja masih kalah jauh apalagi perusahaan sebesar itu lagi. " Ucap Maxim terlihat ragu.
" Jangan begitu Dad, aku akan mengajari Daddy kok. Karena hanya Daddy yang mampu nantinya yang akan menggantikan posisi Jenna Nanti Dad. Selain itu Daddy bisa mendapatkan wawasan baru bukan dari semua itu agar bisa lebih memperluas perusahaan Daddy ini. " Ucapnya sepenuh hati.
" Tunggu.. Tunggu.. Kenapa tadi kamu selalu memaksa Daddy untuk menghandel perusahaan mu itu. Memang nya kamu mau kemana? " Tanya Maxim sedikit curiga.
" Daddy aku ini seorang Mafia, diluar sana banyak sekali musuh sedang mengincar nyawa ku Dad.. Jika pun itu nanti terjadi Daddy harus siap. " Jelas Jenna terlihat tegar di depan Sang ayah.
" Tidak! Daddy tak ingin itu terjadi nak.. " Bantah Maxim dengan reflex langsung berdiri karena rasa terkejut nya.
" Dad.. Please! Mengerti lah Dad.. Hanya Daddy yang bisa aku percaya saat ini. " Harap Jenna dengan tatapan memohon.
" Tidak Jenna.. Cukup Mommy mu yang pergi kemaren meninggalkan kita, jangan pernah itu terjadi, itu akan membuat Daddy bisa gila nak. Apa kamu tidak kasihan dengan Mommy mu nak.. Sadar lah dengan apa yang kamu ucapkan itu. " Bantah Maxim menolak permintaan Sang putri.
" Aku juga tidak mau juga itu terjadi Dad. Tetapi ini buat jaga - jaga saja kok Daddy. Kalau pun itu tidak terjadi aku akan tetap meminta Daddy ikut andil di perusahaan ku. " Harap Jenna bisa membuat Sang Daddy bisa mengerti.
" Baik lah.. " Akhirnya Maxim pasrah dengan permintaan Sang putri apalagi melihat wajah anaknya sudah terlihat sendu.
" Terimakasih kasih Daddy.. Ayo.. " Ucapnya penuh semangat lalu menarik tangan sang ayah untuk segera pergi.
" Mau kemana Jen? Daddy masih banyak kerjaan ini. " Protes Maxim.
" Nanti saja Daddy serahkan saja sama bawahan Daddy itu oke. " Ucapnya sambil menarik Sang Daddy untuk segera pergi.
Sebelum pergi, Jenna menghubungi Jack sebagai tangan kanannya untuk mempersiapkan rapat direksi secara mendadak.
***
Di sekolah SMA Tunas Bangsa lebih tepatnya di rooftop sekolah itu, Aska dan Bryan sedang membicarakan sesuatu empat mata.
" Kenapa Lo? " Tanya Bryan menatap Aska sejak tadi terlihat uring - uringan di kelas.
"Jenna"
" Lo yakin sama Jenna? "
" Hm"
" Bagaimana dengan dia? Kalau dia kembali bagaimana? "Sercah Bryan sebelum masalah menjadi kacau.
Deg
Sungguh benar-benar sakit perasaan Aska ketika Bryan mengingat wanita yang pernah menjadi spesial di hatinya tiba-tiba saja menghilang tanpa kabar sampai saat ini.
" Sorry bukan gue bermaksud apa - apa. Jika perasaan lo belum selesai jangan ganggu wanita lain dulu kasihan Jenna. Dia tidak ada sangkut pautnya dengan masalah lo sama dia. Mending lo bersihin pikiran lo dari dia baru datang kan orang baru. " Ucap Bryan datar setelah itu ia langsung berlalu dari hadapan Aska yang masih terpaku dengan perkataan nya...
" Sial! Kenapa selalu begini. " Gumamnya merasa kesal dengan pikiran nya sendiri. Sudah dua tahun wanitanya pergi tanpa kabar tak satu pun seorang wanita lain bisa menggantikan posisi nya di pikiran Aska.
Di kelas
" Dari mana bro? " Tanya willy melihat Bryan masuk kedalam kelas.
" Rooftop " Jawabnya datar.
Tak ada lagi pertanyaan untuk Bryan karena mereka bertiga sudah paham dengan sifat sahabatnya yang satu ini.
" Ah.. Kalah kan gue.. " Keluh prustasi Rafa yang sejak tadi asik main game di handphone nya bersama Putra dan Willy Kebetulan jam kosong maka mereka lebih baik main game di kelas dari pada kelayapan kemana-mana.
" Ha.. Ha.. " Ledek Putra.
" Buketu kenapa nggak masuk ya? " Tanya Rafa melirik ke bangku kosong Jenna.
" Nggak tahu gue, coba lo tanyain deh sama pawangnya. " Ucap Willy santai.
" Eh.. Itu bukannya Milla kan, coba deh lo tanyakan sama sahabatnya pasti tahu dianya. " Saran Willy sambil menunjuk ke arah Milla.
" Biar gue aja. " Sahut Bryan secara tiba-tiba membuat ketiga sahabatnya menjadi melongo.
Bryan tak peduli dengan raut wajah ketiga sahabatnya yang seperti itu, kakinya tetap saja melangkah untuk mendekati Milla yang sedang asik dengan benda pipihnya.
Tok
Tok
Bryan sengaja mengetok meja Milla karena dia sedang memakai airpon di telinga.
" Ya.. " Sahut Milla langsung menoleh ke arah Bryan.
Deg
Ga mnta duit,mlah msti bkin kk'ny mau tunangn....kira2 bkln mau ga y???