Cyra Alesha wanita berusia 25 tahun wanita yang berhati baik dan tulus selalu di bully dan di hina karena fisiknya yang berbeda dari yang lain.Semua orang selalu memandang remeh Cyra akan karena fisik yang tak terawat.
Bagaimana kisah Cyra Alesha selanjutnya?
simak ya gess..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25
"Waalaikumsalam" Jawab Dokter Rudi, Dokter Aya dan Agam. Ketiganya menatap seseorang yang datang.
"Dokter Momo, silahkan" Agam mempersilahkan dok Momo untuk ikut bergabung. "Tapi kursinya sudah penuh dok" Tambah Agam tak enak hati.
"Tidak apa-apa saya duduk disana saja, toh juga tidak jauh dari kalian" Jawab dok Momo membawa nampan berisi makanan yang ia pesan dan duduk dikursi yang masih kosong. Kursinya tak jauh dari jangkauan mereka bertiga.
"Tumben sekali dokter Mo makan siang dikantin?" Tanya dok Rudi.
"Iya, biasanya waktunya sedikit longgar. Kalau sekarang waktunya sangat mepet jadi saya makan siang disini saja" Jawab Dok Mo sambil menyendok nasi dan lauk pauknya.
Dokter Rudi mengangguk paham. "Oiya, pasien yang bernama Hasa bagaimana keadaannya Dok? Sudah baikan?" Tanya Dok Rudi teringat kondisi anak Cyra.
Dok Momo menelan makanan lebih dulu. "Alhamdulilah, dia sudah baikan sudah siuman juga"
"Syukurlah" Batin Dokter Rudi.
🔹🔹🔹
Pukul 15:30.
Para dokter sudah kembali pada tugasnya masing-masing termasuk dokter Rudi. Sekarang ia sedang memeriksa diruangan 07.
"Alhamdulilah, pak Rendi besok sudah bisa pulang" Tutur Dok Rudi tersenyum.
"Benarkah Dok? Alhamdulilah" Rendi mengucap syukur. Cyra yang ada disisi brankarrr menemani Rendi juga ikut senang.
"Makasih Dok" Ucap Cyra menatap dok Rudi dengan senyum tipisnya.
"Ya sudah, saya permisi. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Jawab Rendi dan Cyra bersamaan.
Cyra menatap punggung lebar dok Rudi sekaligus majikannya yang menjauh. Cyra merasa ada satu hal yang harus ia selesaikan saat ini juga.
"Cyra kau kenapa?" Tanya Rendi yang melihat istrinya terus menatap dokter Rudi.
"Mmmm, Mas aku keluar sebentar ya. Pingin beli makanan" Ujar Cyra.
Rendi mengangguk dengan senyum manisnya. Dirasa sejak kedatangan Cyra bibirnya tak berhenti untuk tersenyum. "Hati-hati"
"Iya, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Jawab Rendi.
Cyra segera keluar ruangan suami, berjalan kearah ruangan dokter Rudi sambil menempelkan ponsel di telinganya.
"Assalamualaikum, kenapa menelfon?" Suara dok Rudi dari panggilan.
"Waalaikumsalam, dok Rudi ada di ruangan tidak?" Tanya Cyra sedikit ragu.
"Kemarilah, aku ada di ruangan"
"Baik Dok, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Sahut Dok Rudi lalu panggilan di matikan.
Cyra bergegas ke ruangan dok Rudi dengan ponsel di genggaman. Bibir manis bagian bawa ia gigit untuk melampiaskan keraguan.
Sampainya di depan pintu yang Cyra tuju, ia berhenti sejenak rasa ragu benar-benar menyelimuti hatinya.
Cek klek !
"Kenapa tidak masuk?"
Cyra terlonjak kaget, dokter Rudi tiba-tiba membuka pintu dan ada di hadapannya.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, cepat lah masuk. Saya masih ada pekerjaan lagi lima menit lagi" Seru Dok Rudi.
Cyra mengangguk lalu masuk saat dok Rudi membuka pintu lebar. Setelah Cyra masuk dok Rudi menutup pintu rapat. Di dalam tak hanya ada mereka berdua tetapi juga ada Agam.
"Mbak Cyra" Sapa Agam sedikit terkejut karena dok Rudi tidak ada bicara padanya jika Mbak Cyra akan datang.
Cyra tersenyum seperti biasa. "Mas Agam, assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, mari Mbak" Agam mempersilahkan Cyra duduk di sofa yang tadi sempat ia duduki.
"Makasih" Ucap Cyra.
"Agam kau boleh keluar dulu" Dok Rudi memerintah.
"Baik Dok" Agam pun menurut.
Setelah Agam keluar dok Rudi berdiri menatap Cyra yang terlihat ingin mengatakan sesuatu. "Apa yang ingin kau katakan Cyra?"
Cyra menunduk memilin jari jemarinya. "Saya ingin mengundurkan diri"
"Sudah saya duga" Sahut Dokter Rudi cepat.
Cyra mendongak menatap dokter Rudi yang menurutnya baik dan berhati malaikat, jika bukan karenanya mungkin Cyra sudah tak ada di dunia ini.
"Maaf Dok, saya sudah berjanji untuk tidak meninggalkan Hasa. Saya sangat berterima kasih pada anda karena telah membantu dan menolong saya, kebaikan dokter Rudi tak akan pernah saya lupakan" Tutur Cyra panjang.
Sebenarnya berat bagi Cyra untuk meninggalkan pekerjaan yang sangat cocok dengannya, selain gajinya yang cukup besar Cyra juga suka dengan sikap sifat dokter Rudi dan Asisten Agam yang sangat baik. Apa lagi di zaman sekarang mendapatkan pekerjaan tidak semudah membalik telapak tangan.
"Saya tidak akan menghalangi mu tapi bagaimana dengan kisah sedih yang kau ceritakan pada saya hari itu? Apa kau akan melupakannya begitu saja?" Dokter Rudi memastikan.
"Saya tidak akan melupakan hal itu Dok. Tapi bagi saya sekarang yang paling penting adalah kebahagiaan Hasa. Saya tidak tega melihat---"
"Baiklah saya mengerti, kau boleh pergi dari apartement saya kapan saja." Potong dokter Rudi. "Saya masih ada pekerjaan dan saya pulang pagi, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Jawab Cyra sembari menatap dokter Rudi yang keluar. Entah mengapa Cyra merasa sikap dokter Rudi berbeda beliau tak sehangat seperti biasanya.
"Mungkin ini hanya perasaan ku saja" Cyra bergumam lalu keluar dari ruangan dokter Rudi. Segera ke kantin dan membeli makanan seperti yang sudah Cyra katakan pada Rendi.
🔹🔹🔹
Agam yang duduk santai di taman rumah sakit sambil bermain ponselnya menatap atasannya yang duduk di sampingnya, wajah tampan yang biasanya selalu menyejukan hati sekarang tidk nampak, berganti wajah datar tanpa ekspresi.
"Dok--Gam !" Seru Dokter Rudi dan Agam bersamaan.
"Maaf, silahkan dokter dulu yang berbicara" Agam mengalah.
"Cyra mengundurkan diri"
Agam menoleh dokter Rudi cepat. "Maksudnya, Mbak Cyra tidak bekerja di apartement lagi ?" Tanyanya.
Dokter Rudi mengangguk, menekuk kedua tangan di dada. Tatapan matanya mengarah ke arah depan sana di mana ada seorang pasien lansia duduk di kursi roda yang tengah di suami anak perempuannya.
"Lalu dokter ingin saya melakukan apa?" Tanya Agam yang tak tahu apa maksud dari dokter Rudi bercerita padanya.
"Tidak perlu melakukan apapun, saya hanya memberitahu mu. Tapi jika saya boleh jujur saya sangat menyayangkan pengunduran diri Cyra bekerja dengan saya"
Mendengar pengakuan atasannya Agam tertarik, Agam menghadap dok Rudi menatap wajahnya dari samping. "Apa yang membuat dok Rudi berpikiran seperti itu? Maaf sebelumnya dok, setahu saya tidak ada pria dan wanita yang murni menganggapnya teman atau semacamnya"
Dokter Rudi menggeleng, menopang kedua siku di atas kedua paha dengan jemari saling bertautan. "Bukan Gam, tapi dia bercerita pada saya jika dia selalu di bully dan di hina oleh orang-orang di sekitaran tempat tinggalnya. Apa kau ingat saat kita menemukan Cyra di waktu itu?"
Dokter Rudi menatap Agam dengan posisi yang masih sama lalu menatap ke arah depan sana menatap bunga-bunga yang bermekaran.
"Ya, saya mengingatnya dok" Agam mengangguk paham. "Jadi maksud dokter, anda khawatir dengan Mbak Cyra? istilahnya takut sesuatu seperti waktu itu terulang kembali?"
"Ya, tapi saya bukan siapa-siapanya" Jawab dokter Rudi.
hihihi