Dibunuh oleh suaminya sendiri dikehidupan sebelumnya, lalu dia kembali sebelum semua pengkhianatan dari sang suami dia rasakan.
Kembali untuk membalas rasa sakit dan kematiannya dengan cara yang cantik, memabalas dengan begitu tenang namun mematikan.
"Aku tidak akan menyia-nyiakan kehidupanku lagi. Kau pernah membunuhku demi wanita itu, jadi aku akan membuatmu dan wanita itu bersama menikmati apa yang pernah aku rasakan!"
Jangan lupa memberi dukungan pada karya-karya Ana ya 😄
Dukungan kalian memberikan semangat untuk Ana.
Terima kasih atas semua dukungan-dukungan kalian 🙏😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Dalam sebuah ruangan, dua orang laki-laki dan wanita bersama, saling memanjakan satu sama lain tanpa peduli jika mereka tidak seharusnya melakukan hal tersebut.
"Yang mulia, kau telah berjanji kepadaku. Jika kau akan membuatku menjadi seorang Ratu, dan mengganti posisi Yang Mulia Ratu saat ini." ucap seorang wanita yang saat ini berada dalam pelukan seorang Kaisar.
"Tentu aku akan menepati janjiku. Kau adalah wanita yang sudah membuatku sangat menyukaimu, dan mengubah kehidupanku selama ini."
"Tetapi bagaimana jika Yang Mulia Ratu...."
Braaaaaak!
Pintu kamar terbuka dengan lebar, dan bahkan setengah hancur setelah dua orang pengawal istana membuka paksa pintu itu.
Tepat di depan pintu yang terbuka itu, berdiri seorang Ratu yang tengah menatap suami tercintanya berpelukan dengan seorang wanita, yang entah dari mana asalnya.
"Yang... Yang Mulia Ratu," ucap wanita itu seraya berdiri dengan tergesa-gesa.
Ratu menatap suaminya dengan tidak percaya, bahkan kedua matanya merah karena menahan butiran bening yang akan keluar.
"Yang Mulia, apakah ini kesibukan yang anda katakan kepada saya?" Ucap ratu kepada suaminya.
Kaisar terdiam, seolah dia tidak bisa mengatakan apapun kepada Ratu untuk menjelaskan semuanya.
"Katakan kepada saya, Yang Mulia. Apa maksud dari ucapan wanita rendahan ini, yang ingin mengantikan posisi saya?" ucap ratu lagi dengan suara yang lebih tinggi.
Kedua tangan Kaisar mengepal ketika Ratu berkata, jika wanita yang selama ini dia sukai adalah wanita rendahan.
"Ratu, jaga bicaramu! Dia bukanlah wanita yang kau katakan!" Seru raja.
"Jika bukan, lalu kenapa dia berada di dalam pelukan anda. Sementara dia tahu jika anda adalah seorang Kaisar yang telah memiliki istri."
Kaisar berjalan ke arah wanita yang disukainya, lalu memeluk wanita itu tepat di hadapan Ratu dan para pelayan juga pengawal istana.
"Dia adalah wanita yang aku sukai, dan kami telah bersama selama 2 tahun."
Air mata Ratu seketika meluncur ketika mendengar pengakuan dari suaminya. Hatinya seolah hancur, karena laki-laki yang selama lebih dari 4 tahun dia cintai, begitu kejam mengkhianatinya.
"Yang Mulia." Ucap wanita itu seraya menatap Kaisar.
"Aku pernah berjanji padamu akan menggantikan posisi Ratu di kerajaan ini, dan hari ini aku akan menepatinya."
"Yang Mulia, apa maksud anda?" ucap Ratu dengan tidak percaya.
"Ratu, apakah kau tidak tahu kenapa selama ini aku selalu tidak ingin memiliki anak denganmu?"
Ratu hanya terdiam.
"Itu karena aku sama sekali tidak menyukaimu, yang aku inginkan hanyalah tahta yang kau miliki. Karena aku tahu, jika Kaisar terdahulu hanya memiliki satu anak perempuan, dan tentu saja tahta akan diturunkan padamu. Walaupun banyak Perdana Menteri menolak."
Ratu menggelengkan kepalanya, karena dia benar-benar tidak pernah menyangka jika suami yang sangat dia cintai, ternyata tidak pernah membalas cintanya, dan hanya berpura-pura saja.
Raja menatap ratu dengan dingin, perlahan dia berjalan mendekati sang ratu yang tengah menangis merasakan rasa sakit yang begitu kuat.
"Ratuku, aku pernah menjanjikan sesuatu kepada wanita yang aku sukai. Dan aku sangat ingin menepatinya, kebetulan hari ini kau pun telah mengetahui semuanya. Jadi aku ingin meminta posisimu untuk wanita yang aku sukai itu." ucap raja seraya menyeka air mata ratu.
Mendengar itu, ratu langsung menepis tangan suaminya dengan keras.
"Dengar, sampai aku mati pun aku tidak akan pernah memberikannya. Terlebih kepada wanita rendahan sepertinya!" seru Ratu seraya menatap Kaisar dengan nanar.
Plak!
"Jaga bicaramu! Dia bukanlah wanita yang seperti kau katakan, dia bahkan lebih baik dari pada dirimu!" Kaisar menatap sang Ratu dengan tatapan benci.
"Dia memang wanita rendahan, jika bukan maka dia tidak akan pernah tidur bersama denganmu, seorang Kaisar yang sudah memiliki istri dan anak!"
"Diam!"
Sraang!
Jleeb!
"Yang Mulia!" ucap pelayan setia Ratu, ketika melihat Kaisar menikam wanita yang masih berstatus Ratunya.
Tubuh sang Ratu jatuh di atas lantai, dan pelayan setianya segera memeluknya seraya menangis.
"Yang Mulia, Yang Mulia. " ucap pelayan itu dengan suara gemetar.
Setelah menikam Ratu, Kaisar menatapnya dengan dingin, seolah dia tidak peduli dengan keadaan Ratunya yang telah sekarat dan akan mati karena pisau kecil yang beracun miliknya itu.
"Ternyata aku telah melakukan kesalahan, dengan percaya semua perkataan mu. Jika ada kesempatan untuk hidup kembali, aku bersumpah akan membuatmu dan wanita itu membayar semua yang telah kalian lakukan kepadaku!" ucap ratu dengan lemah.
Dengan perasaan yang sangat sakit, melebihi rasa sakit karena sebilah pisau yang menancap pada dadanya. Sang Ratu akhirnya menutup kedua matanya, dan tergeletak di atas lantai dengan dendam yang bersemayam di dalam hatinya.
Semua para pelayan dan pengawal setia Ratu merasa berduka atas meninggalnya Ratu mereka. Sementara wanita dan Kaisar tersenyum penuh kemenangan. Karena sebentar lagi apa yang mereka inginkan akan segera terwujud.
...----------------...
Di sebuah kamar yang cukup besar, dengan barang-barang yang sangat berharga. Seorang Putri kerajaan tengah tertidur di atas kursi.
"Yang Mulia, Yang Mulia Putri. Kenapa anda tidur di atas kursi lagi? Yang Mulia, mohon bangunlah!"
Suara seseorang membangunkan tidur wanita yang dipanggil Yang Mulia Putri itu, dan seketika dia terkejut melihat dirinya saat ini.
"A Yin, kenapa aku berada di sini. Dan kamar ini...."
Seorang Putri Kaisar bernama Chen Jian Ying melihat sekelilingnya, dan dia menyadari jika saat ini dia berada di dalam kamarnya 3 tahun yang lalu. Yang artinya dia telah kembali pada kehidupan sebelumnya.
Chen Jian Ying menatap kedua tangannya, lalu menyentuh kedua pipinya dengan tidak percaya.
"Aku...aku masih hidup. Dan...aku kembali pada saat aku belum menikah dengan Dao Ming An." gumam Jian Ying.
Jian Ying menatap pelayan setianya, lalu bergegas berjalan menuju meja rias untuk menatap wajahnya pada cermin kecil yang berada di atas meja itu.
Jian Ying tersenyum, "Benar, aku telah kembali. Dao Ming An, langit memberikanku kesempatan untuk mengubah semuanya. Dan dendam di kehidupanku sebelumnya, akan aku balas satu persatu padamu dan wanita tercintamu itu."
Pelayan setia Jian Ying menatapnya dengan heran dan juga takut. Karena setelah bangun, Jian Ying segera berlari dan menatap wajahnya sendiri pada cermin.
"Yang... Yang Mulia, apakah anda baik-baik saja?" ucap pelayan setia Jian Ying yang bernama A Yin.
Jian Ying tersenyum, "Iya, aku baik-baik saja,"
"Anda membuat saya merasa khawatir, Yang Mulia,"
"Maafkan aku, tetapi aku sungguh baik-baik saja,"
"Baguslah jika seperti itu. Yang Mulia Ratu meminta saya memanggil anda untuk pergi ke istana Kaisar, sebab besok keluarga dari Perdana Menteri Dao akan datang ke istana,"
"Keluarga Perdana Menteri Dao, itu artinya Dao Ming An juga akan datang kemari?"
A Yin mengerutkan keningnya saat mendengar Jian Ying memanggil nama tuan muda Dao dengan berbeda, sebab biasanya dia akan memanggil dengan sebutan Ming An saja.
jadi lahiranya agak susah