Bagaimana jika kamu yang seharusnya berada di ambang kematian justru terbangun di tubuh orang lain?
Hal itulah yang terjadi pada seorang gadis bernama Alisa Seraphina. Ia mengalami kecelakaan dan terbangun di tubuh gadis lain. Alisa menjalani sisa hidupnya sebagai seorang gadis bernama Renata Anelis Airlangga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca Lavender, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
Rena duduk di meja belajarnya sambil mencoret-coret sebuah buku catatan kecil. Ia sedang menulis apa saja yang harus ia lakukan setelah ini. Banyak hal yang harus ia lakukan untuk merancang jalan hidupnya sebagai Rena, tapi sekarang ia akan fokus ke dua hal saja, yaitu masuk fakultas kedokteran dan menurunkan berat badan.
Tidak, ini bukan untuk menyenangkan papa dan mamanya. Mungkin Rena yang asli tidak mau atau tidak mampu melakukannya, tapi Rena yang sekarang mau dan bisa melakukannya dengan senang hati.
Rena bersandar di kursi belajarnya sambil menengadahkan kepala menatap langit-langit kamarnya.
“Hmm… kedokteran? Pilihan yang bagus.”
Alisa dulu sempat punya keinginan menjadi seorang dokter, tapi tidak jadi masuk kedokteran karena khawatir dengan biaya kuliah. Tapi sebenarnya, untuk masuk jurusan kedokteran bukanlah hal yang sulit untuknya. Tahun lalu, Alisa ikut bimbel di semester akhir SMA dan belajar intensif untuk masuk perguruan tinggi hanya di 1 bulan terakhir sebelum ujian. Bahkan dengan kondisi seperti itu pun dirinya berhasil meraih skor lebih dari 800 dan masuk ke jurusan teknik informatika. Bayangkan jika Alisa yang menempati tubuh Rena kini benar-benar serius mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi, masuk fakultas kedokteran akan sangat mudah untuknya.
Mulai saat ini, Rena sudah memutuskan untuk menjalani hidupnya dengan senang. Bukan untuk siapapun, tapi untuk dirinya sendiri.
...----------------...
Hari pertama masuk sekolah, Rena diantar oleh sopir pribadinya. Bersekolah di SMA internasional membuatnya harus terbiasa menyaksikan mobil-mobil mewah berlalu lalang memasuki area sekolah. Bahkan teman-temannya tampak sangat berkelas mengenakan brand-brand ternama.
Rena menuju kelasnya diantar oleh wali kelas. Tentu saja sebagian besar warga SMA itu sudah tahu perihal Rena yang mengalami amnesia. Namun, Hendra sudah menutup mulut mereka semua agar tidak tersebar ke media. Mengingat keluarga Airlangga adalah keluarga konglomerat, ditambah Flo adalah seorang model ternama dan Leo adalah aktor papan atas. Intinya pria itu tidak ingin putri bungsunya menjadi aib keluarga.
Rena duduk di bangkunya yang terletak di sisi pinggir agak ke depan. Bangku yang disusun sendiri-sendiri itu membuatnya merasa benar-benar tidak punya teman. Teman sebangku saja tidak ada. Teman sekelasnya pun tidak ada yang berinisiatif untuk mengajaknya berbicara.
Selama pergantian pelajaran, beberapa kali Rena merasa teman-teman di belakangnya selalu melemparinya dengan benda-benda, seperti gumpalan kertas, karet penghapus, pulpen, dan lainnya. Walaupun tidak terlalu menyakitkan, tetap saja itu menjengkelkan.
Hingga waktu istirahat tiba, Rena pun mengeluarkan kotak bekalnya yang hanya berisi pisang dan susu almond. Bukan mamanya yang membawakan bekal sedikit seperti itu, ia sendiri yang meminta kepada ART untuk menyiapkan bekal yang begitu minimalis.
“Yah… semakin hari semakin parah saja makanan si karung beras ini,” celetuk seorang gadis yang duduk di sebelah kanannya.
“Haha… mamanya pasti malu punya anak gajah seperti ini, makanya dikasih makanan monyet,” sahut gadis lainnya.
Sontak kelas itu dipenuhi dengan suara tawa, baik laki-laki maupun perempuan. Sumpah demi apapun, Rena benci mendengar suara tawa mereka.
Set!
Rena terkejut saat seorang gadis mengambil susu almond miliknya dan langsung meminum susu itu sampai habis.
“Hah… makan saja pisangnya, biar cepat kurus,” ucap gadis itu yang langsung berlalu meninggalkan kelas bersama gadis-gadis yang tadi menghinanya.
Rena hanya menghela napas kesal. Dalam hati, ia mencoba menenangkan amarahnya dengan berpikir bahwa dirinya bisa menurunkan berat badan lebih cepat jika susu almond miliknya diambil. Setidaknya dia masih punya air putih untuk mengatasi rasa haus.
...----------------...
Pulang sekolah, Rena pun langsung masuk ke dalam mobil jemputannya. Menjadi korban perundungan benar-benar melelahkan, ia harus berkali-kali meyakinkan diri untuk tidak melempar kursi ke arah teman-teman yang merundungnya tadi.
“Bagaimana, Paman? Sudah terjual?” tanya Rena kepada sopirnya.
“Sudah, Nona,” jawab sopir, lalu menyerahkan sebuah amplop coklat tebal dan nota tanda terima.
Mata Rena membelalak melihat nota itu, “hah? 60 juta?! Serius set computer gaming itu terjual 60 juta?!”
“Iya, Nona. Malah dulu harga belinya saja hampir 100 juta,” jelas sang sopir sambil melajukan mobil.
Rena pun langsung membuka amplop coklat itu. Matanya semakin dibuat membola saat melihat begitu banyak lembaran berwarna merah di dalamnya. Ia belum pernah memegang uang sebanyak ini.
“Apa nona mau langsung ke tempat bimbel?” tanya sopir.
Rena melihat jam tangannya, “masih ada waktu 2 jam sebelum bimbel. Kita ke bank dulu. Cepat ya paman, sebelum banknya tutup.”
Hanya butuh waktu 10 menit, mobil Rena sudah sampai di bank. Setelah memastikan semua persyaratan sudah ia bawa, gadis itu pun langsung memasuki bank tersebut. Tujuan Rena datang ke sini adalah untuk membuat rekening baru.
Kenapa ia harus membuat rekening baru? Karena rekening lamanya terhubung dengan rekening Hendra, sehingga sang papa bisa memantau pergerakan uang yang dipengang olehnya. Dan Rena tidak mau hal itu terjadi. Kalau katanya sih, privasi.
Setelah satu jam berkutat dengan customer service bank, Rena sudah berhasil mendapatkan rekening baru. Teller bank tadi sempat menatap Rena heran. Bagaimana tidak? Seorang gadis berseragam SMA memasukkan uang sebanyak 60 juta ke rekening baru. Tapi setelah mengetahui marga Airlangga di belakang nama Rena, teller bank itu tampak paham dan maklum.
Rena masih tahu diri, ia sadar bahwa uang itu bukanlah miliknya. Maka dari itu, ia mengirim uang sebesar 50 juta ke rekening Alisa.
...Rena...
^^^Sudah kukirim uang 50 juta ke rekening atas nama Alisa.\^^^
^^^Pakai itu untuk beli perangkat game. Kamu suka game kan?\^^^
^^^Yang 10 juta tetap aku bawa, jaga-jaga kalau ada yang tanya kemana uang hasil jual komputer.\^^^
Rena tidak perlu mengkhawatirkan soal uang. Papanya yang kejam itu masih bertanggung jawab untuk memberinya uang saku lebih dari cukup per minggunya. Lagipula kalau masih kurang, ia bisa menjual barang-barang branded yang terkumpul di kamarnya.
...----------------...
Rena pulang dengan kondisi lelah. Biasa, anak tahun terakhir SMA pasti seperti ini. Berangkat pagi, pulang malam. Apalagi kalau bukan untuk bimbel persiapan masuk perguruan tinggi.
Pukul 8 malam, Rena memasuki rumah disambut dengan pemandangan seluruh anggota keluarganya yang sedang menonton TV bersama.
‘Bagaimana bisa siswa SMA sepertiku lebih sibuk dari para dokter itu?’ cibir Rena dalam hati.
“Aku pulang,” ucap Rena dengan nada malas.
“Sayang, kamu sudah pulang,” seru sang mama.
Kadang Rena tidak paham dengan situasi seperti ini. Apakah Yohana benar-benar menyayanginya atau tidak? Kisah hidup yang dituliskan Rena dalam buku diary menggambarkan sosok mama yang perfeksionis dan penuntut. Tapi setelah melihatnya sendiri, wanita itu masih menganggapnya sebagai seorang anak. Seperti sosok ibu pada umumnya.
“Oh iya, set komputermu kemana? Kata bibi, sudah tidak ada di kamarmu,” tanya Hendra.
“Sudah aku jual.”
“Uhuk! Uhuk!” Flo yang sedang makan buah sampai terbatuk mendengarnya.
“Serius kamu jual? Kenapa?” kali ini Leo yang bertanya.
“Memang kenapa? Aku tidak suka bermain game,” balas Rena acuh.
“APA?!”
Rena tersentak mendengar keluarganya kompak meninggikan suara.
“Ada apa dengan kalian?” heran Rena.
“Sejak kapan kamu tidak suka bermain game?” tanya Flo dengan tatapan tidak percaya.
“Entah, sejak hilang ingatan mungkin,” jawab Rena ragu.
“Ternyata ada bagusnya juga kamu amnesia,” celetuk Hendra sambil tersenyum puas.
Rena menatap tidak percaya sang papa yang baru saja berujar dengan santai.
“Anaknya tidak ingat apa-apa malah dibilang bagus,” gerutu Rena sambil berjalan meninggalkan keluarganya begitu saja.
...----------------...
Minta tolong like dan komen yaa, Readers tercintaaa ♥♥