NovelToon NovelToon
Mythic Miracles

Mythic Miracles

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sci-Fi / Spiritual / Teen School/College / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:661
Nilai: 5
Nama Author: Dee Jhon

Kisah sekelompok anak muda yang ingin hidup sesuai dengan keinginan mereka karena di beri kesempatan kedua. Mereka pernah meninggal dan hidup kembali secara ajaib sehingga mereka sangat ingin menikmati hidup mereka.

Namun tanpa mereka sadari sebuah bencana besar sedang mengintai dunia dan pada akhirnya mengancam semua makhluk hidup di dunia. Untuk mempertahankan kehidupan kedua mereka, sekelompok anak muda itu berjuang untuk mengembalikan dunia seperti sedia kala dengan keajaiban yang mereka miliki.

mohon dukungan komen dan like nya ya kalau suka, thanks

Prinsip mereka hanya satu. "Kita tidak tahu sampai kapan keajaiban ini akan mempetahankan hidup kita, sampai saat itu tiba kita akan bersenang senang dan melakukan apa saja yang kita inginkan, tidak ada yang bisa menghalagi kita, apapun itu, jadi jangan coba coba,,"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 5

Selesai makan dan mencuci piring, keduanya duduk di sofa bersebrangan, Sarah memberikan sekaleng kopi kepada Rio yang di ambilnya dari kulkas, setelah Sarah duduk kembali dan “ckrek, “membuka kaleng kopinya,

“Boleh tau nyokap lo kemana ?” tanya Rio.

“Merid lagi, baru dua tahun lalu sih, gue di ajak bareng ama dia tapi gue ga mau dan milih di sini,” jawab Sarah.

“Oh gitu, trus lo masih di biayain ?” tanya Rio.

“Ya itu, lo liat kulkas gue kan, banyak kan isinya, nyokap ngirimi nya bahan bahan makanan sama membiayai sekolah gue, tapi ya gue ga bisa masak,” jawab Sarah.

“Hmmm ya udah, kalo gitu gue yang masakin,” balas Rio.

“Kok lo baik sih ?” tanya Sarah.

“Lah...gue cuman melakukan apa yang gue inginkan, lo baca buku gue kan,” jawab Rio.

“Iya sih, makasih banget, sori tadi udah gigit lo,” balas Sarah.

“Santai aja, ga berasa ini,” balas Rio.

“Hehe iya, tapi darah lo dingin ya, warna sih sama merah dan....enak,” balas Sarah.

“Masa ? gue belom pernah nyobain darah gue sendiri,” balas Rio.

“Ya emang kaga bakalan juga kale,” balas Sarah.

Rio menoleh melihat lihat sekeliling ruang tengah, dia melihat sebuah foto anak kecil yang sedang di tuntun oleh kedua orang tuanya dengan latar belakang pegunungan di dalam pigura di atas meja. Rio berdiri dan mendekati foto itu untuk melihat tegas foto itu,

“Anak kecil ini lo ?” tanya Rio.

“Iya, waktu gue umur 7 tahun,” jawab Sarah.

“Lo kurus ya dulu....dan pakai topi,” balas Rio.

“Iya, gara gara kemoterapi rambut gue rontok,” balas Sarah.

Rio menoleh melihat kedua orang tua Sarah di foto, walau tersenyum mata mereka terlihat sedih karena kondisi anak mereka dan terlihat jelas wajah pucat sang ayah di foto itu.

“Bokap lo meninggal karena apa ?” tanya Rio.

“Kata nyokap sih karena kecapean kerja, dia kolaps di kantor,” jawab Sarah.

“Oh sori gue nanya,” balas Rio.

“Ga apa apa kale, waktu gue udah mau meninggal, gue sempet mikir kalo gue nyusahin nyokap dan bokap gue sampe bokap gue meninggal karena kecapean kerja, pas gue idup lagi, gue kaget dan gue bener bener ngerawat nyokap sampai pulih waktu itu, trus dua tahun lalu ketika dia kenalin calon suami barunya ke gue, langsung aja gue setuju karena gue mau dia bahagia dan alasan gue di sini sendirian karena gue ga mau membebani nyokap lagi,” balas Sarah.

“Berat juga ya, tapi kira kira kita sama,” balas Rio.

“Ho oh, ortu kita sama sama jauh hehe,” balas Sarah.

“Ya udah kalo gitu, gue balik ya, makasih makanannya,” ujar Rio berjalan menuju ke pintu keluar ruang tengah.

“Eeeh tunggu....masa abis makan pulang, ntar dulu kali,” ujar Sarah yang berdiri.

“Lah emang mau ngapain lagi ?” tanya Rio.

“Sini dulu, ada yang mau gue tes,” jawab Sarah yang duduk kembali dan menepuk sofa di sebelahnya.

Rio berjalan mendekati Sarah kemudian duduk di sebelah Sarah, langsung saja Sarah menarik lengan Rio yang kekar dan mengamatinya, tiba tiba “crep,” Sarah menggigit lengan Rio.

“Oi lo ngapain ?” tanya Rio bingung.

“Hahit ha (sakit ga) ?” tanya Sarah sambil melirik Rio.

“Enggak,” jawab Rio.

Sarah bersender di sofa dengan lengan Rio berada di depan mulut nya, Rio yang tidak mengerti juga bersender dan melihat lengannya di gigit Sarah. Rio melihat wajah Sarah yang terlihat seperti menikmatinya,

“Enak emangnya ?” tanya Rio.

Sarah tidak menjawab namun dia mengangguk kencang, “haah,” Rio menghela nafas, dia merogoh kantung celana dengan tangan sebelahnya dan menarik keluar smartphonenya, jarinya mulai bergerak di layar smartphone dan kemudian dia mulai membaca sesuatu di layar smarphonenya. Selagi asik membaca, tiba tiba “pluk,” kepala Sarah menempel di dadanya dengan giginya masih menancap di lengannya. Rio menoleh melihat Sarah yang menempel di dadanya sampai membuat lengannya menekuk,

“Lah tidur ?” tanya Rio dalam hati.

Rio menaruh smartphone nya di meja, kemudian dia mencoba membangunkan Sarah dengan menggoyang goyangkan pundak Sarah. Tapi Rio melihat Sarah tidur dengan lelap dan dia tidak tega membangunkannya, akhirnya dia maju lagi mengambil smartphonenya kemudian mengubah posisi lengannya dan mencabut gigi Sarah dari lengannya, kemudian dia mengatur posisi tidur Sarah sehingga merasa nyaman. Namun tangan Sarah rupanya menggenggam pergelangan tangannya dan “huuu...mama,” Sarah mulai mengigau. Rio yang semula ingin pergi meninggalkan Sarah, kembali bersender dan kembali membaca smartphone menemani Sarah yang sudah tidur dengan pulas.

******

Keesokan paginya, “ugh,” Rio membuka matanya, dia melihat suasana asing di pandangannya, dia baru ingat kalau dia berada di rumah Sarah, dia menoleh melihat Sarah yang masih tertidur dengan memeluk dirinya dan menindih sedikit tubuhnya,

“Duh gue malah ketiduran di sini ya semalem, ampun deh,” ujar Rio dalam hati.

Karena dia melihat Sarah yang masih tidur dengan nyenyak, dia tidak tega membangunkannya, akhirnya dia bersender dan menengadah ke atas melihat langit langit menunggu Sarah bangun sendiri. Tiba tiba dia teringat sekolah dan langsung kembali tegak,

“Waduh...telat,” ujar Rio.

Dengan perlahan, Rio membangunkan Sarah dan memindahkan Sarah agar berbaring di sofa setelah dia berdiri,

“Sar...Sarah...bangun, kita telat nih,” ujar Rio.

Tapi Sarah tidak bangun juga, tiba tiba “ting...tong...Sarah,” terdengar suara bel berbunyi dan teriakan seorang gadis di depan rumah. Rio berdiri dan berjalan ke pintu kemudian dia membukanya, ternyata di depan pagar ada seorang gadis berkacamata yang memakai pakaian kasual, Rio mengenali gadis itu karena gadis itu teman sekelas nya,

“Yuli ?” tanya Rio.

“Loh, lo kan Rio, kok lo di rumah Sarah ?” tanya Yuli.

“Oh lo temennya Sarah ?” tanya Rio.

“Iya, gue satu smp ama dia, dia harusnya seangkatan kita, tapi karena waktu itu sakit dia jadi di itung ga naik kelas sekali.....oi lo ngapain di rumah Sarah ? kalo di kelas lo kan anaknya diem diem aja,” tanya Yuli kaget.

“Rumah gue deket sini, jadi kemarin gue ke rumah dia, lah lo ga sekolah ?” jawab Rio.

“Sekolah ? ini sabtu bang, ngigo ya lo, trus lo siapanya Sarah ? temen ? pacar ?” tanya Yuli.

“Oh ini sabtu ya, gue baru inget, gue baru kenal Sarah kemarin,” jawab Rio.

“Hah....lo baru kenal kemarin udah nginep ? buaya lo ya ? lo apain temen gue ?” tanya Yuli mendadak geram.

“Apaan sih lo ? ya gue ga ngapa ngapain lah, lagian buaya itu apa ?” tanya Rio.

“Beneran lo ga ngapa ngapain ?” tanya Yuli.

“Beneran, gue cuman masak ama berberes di sini,” jawab Rio.

“Trus mana Sarah nya ?” tanya Yuli.

“Masih tidur, biarin aja jangan di ganggu,” jawab Rio.

“Uh....gue mau nanya banyak ama dia jadinya, ya udahlah ntar aja gue tanya, sini....gue bawa donat, gue mau bagi dia, ambil trus kasih dia,” ujar Yuli memanggil Rio.

Rio berjalan ke arah pagar, Yuli langsung memberikan Rio sekotak donat berisi enam buah. Setelah Rio mengambil kotaknya, tiba tiba pergelangan tangannya di pegang Yuli,

“Lo tau apa tentang Sarah ?” tanya Yuli.

“Tau apa ?” tanya Rio bingung.

“Gini, menurut lo Sarah itu manusia atau bukan, trus menurut lo dia bunuh bokap nya ga ? cepet jawab,” tanya Yuli.

“Lo nih ngomong apaan sih,” balas Rio tambah bingung.

Melihat Rio tidak mengerti pertanyaanya, Yuli sedikit berpikir sambil melirik Rio di depan nya, kemudian dia merubah cara penyampaian nya menjadi gosip dan bukan pertanyaan,

“Sarah itu membunuh bokapnya sendiri dan dia bukan manusia melainkan vampir, semua orang tau itu, lo semaleman ama pembunuh, dia itu cakep cakep pembunuh, ati ati lo,” ujar Yuli.

Mendengar ucapan Yuli, Rio langsung melepaskan tangan Yuli dan menatap Yuli dengan tajam di depannya,

“Lo bilang dia bukan manusia dan bunuh bokapnya ? lo udah gila ya, dia jelas manusia dan bukan vampir, lagian ga mungkin dia bunuh bokapnya, dia sayang banget sama bokap nya, lo tahu ga hidup dia selama ini gimana, lo jangan ngomong sembarangan di depan gue soal dia, lo liat sendiri, gue semaleman ama dia di rumahnya, gue ga kenapa napa, walau gue baru kenal dia sehari, gue tahu dia orang nya gimana, ngerti lo,” ujar Rio dengan nada cukup kencang karena dia merasa Sarah senasib dengan dirinya.

Mendengar ucapan Rio yang keras dan melihat wajah Rio yang nampak geram, Yuli tersenyum, dia langsung mundur selangkah,

“Hehe itu semua cuma gosip, sori ya, gue cuman ngetes lo, ternyata lo ga sama kayak yang lain dan lo bener bener ngeliat Sarah bukan dari tampang nya doang, gue temen baik Sarah, gue menentang gosip gosip kayak gitu dan selama ini gue yang jagain dia dari cowo cowo brengsek yang cuman ngincer muka ama bodinya aja, begitu denger gosipnya, mereka langsung ngejauhin Sarah dan ngomongin Sarah di belakang....sekarang lo jagain dia, jangan sampai lo kecewain dia, sampe dia nangis gara gara lo, gue uber lo kemanapun lo pergi, dah gue cabut, salam buat Sarah,” ujar Yuli berbalik dan langsung pergi.

Rio tertegun memegang kotak donat dan melihat Yuli yang semakin jauh dari pandangannya, dia berbalik dan berjalan masuk ke dalam rumah Sarah. “Maksudnya apa sih ? lulus ? lagian emang gue ngapain sampe ngecewain Sarah ? apa sih maunya si Yuli, ngomongin orang lain dan ngejelek jelekin orang lain, parah,” gumam Rio di dalam hatinya karena dia tidak mengerti maksud sebenarnya dari Yuli. Sementara itu, Sarah yang sudah bangun, berdiri di balik pintu yang tertutup, dia terlihat tersenyum dan wajahnya sedikit memerah setelah mendengar percakapan Rio dan Yuli.

1
Delita bae
mangat 💪💪💪🙏
Delita bae: dukung terus ya karya saya😁biar seru
DEE GUNZ: Siap makasih
total 2 replies
Delita bae
bagus semangat ya😁👍🙏
Delita bae: wih hebat makin semangat up🤣😊😇
DEE GUNZ: siap kak
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!